"Hari ini kata pak Indra kita main basket" ujar Alif sembari membawa bola basket yang dibantu oleh Pak Indra sendiri.
"Lah pak?" ujar Lidya heran dengan materi pelajaran hari ini.
"Lah apa? Kenapa gak main Voli aja? Udah 1 bulan kita nurutin kamu main Voli" ujar Pak Indra lalu memerintahkan para muridnya untuk berbaris dengan rapi.
"Lidya kamu tidak mau baris?" tanya Pak Indra yang melihat Lidya masih memantulkan bola yang direbut dari Alif.
"Pak, Lidya ga bisa main pak" jawab Lidya masih memantulkan bola. Rossa lalu menyunggingkan senyumnya melihat kesempatan yang bisa dia gunakan.
"Heh Lidya. Bukannya lo aja yang mau main kalo lo ga bisa yaudah jangan ngulurin waktu kali" sindir Rossa di tengah kesempatan.
"Biasa aja kali Rossa, kami aja ga masalah. Ya gak?" tanya Agnes kepada seluruh teman yang telah berbaris rapi di lapangan.
"Betul" jawab mereka serentak lalu mengacungkan jempol kanannya.
"Awas aja kalian!" ancam Rossa sambil merengut kesal.
"Udah-udah, kalian semua diam. Nanti pasti diajarkan oleh bapak atau teman- teman yang bisa" ujar Pak Indra sambil melerai perang antara Agnes dan Rossa.
"Iya pak" jawab Lidya sambil berjalan malas masuk ke dalam barisan tepat di belakang Agnes.
"Temen gue banget" ujar Lidya sambil melakukan Toss dengan Agnes. Agnes tersenyum ramah dan bersahabat lalu melirik Rossa sambil menyunggingkan senyumnya dengan isyarat 'kali ini lo kalah'.
"Ayo kita mulai pemanasan dulu" tutur Pak Indra setelah meletakkan bola yang berada di tangannya sedari tadi ke dekat pohon-pohon yang rindang.
SMA Bakti Nusa tidak hanya dikenal dengan notabene sekolah yang memiliki anggota yang pintar dan cerdas, tetapi juga sekolah ini dikenal dengan lingkungannya yang Asri dan sejuk. Pohon-pohon menghiasi sepanjang teras kelas. Udara sejuk dan cahaya matahari pagi menambah nikmat pemanasan bagi Lidya dan teman-temannya.
"Assalamu'alaikum Pak" salam Devan yang baru saja datang sehabis berlari kecil dari ruang BK
"Siapa kamu?" tanya Pak Indra heran
"Saya murid baru pak. Nama saya Rayn Devanartha, saya pindahan dari luar kota" ujar Devan tersenyum lebar ke Pak Indra.
"Oh iya, kamu dari mana saja?" tanya Pak Indra menyelidik.
"Dari ruang BK memberikan berkas yang kurang pak" jelas Devan singkat.
"Ya sudah kamu masuk barisan" Devan menggangguk lalu berjalan memenuhi barisan di belakang Gino.
Pemanasan telah selesai dengan tertib yang dipimpin oleh ketua kelas, Alif. Pak Indra maju ke depan barisan dengan mendrible bola.
"Hari ini kita belajar Passing pada Basket. Passing dibagi menjadi 3 yaitu Chest pass, Bounce pass dan Overhead pass," jelas Pak Indra.
"Pak itu gimana ngelakuinnya?" tanya Lidya polos.
"Lo ga tau? Ckckck. Itu udah dipelajarin kelas 10 makanya jadi murid tuh jangan keseringan telat" cerca Rossa semena-mena dengan nada sinis.
"Lah kalo gue lupa gimana?" tanya Lidya polos.
"Ya bukannya lupa, lo kan ga bisa main basket miris banget. Contohin gue nih bisa main basket bukannya lo" remeh Rossa ke arah Lidya.
"Eh lo jangan gitu, coba aja lo main Voli udah bengkak pasti tangan lo sampe ga masuk 2 hari. Alay lo" balas Agnes kali ini disertai tawa teman-teman yang mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]
Teen FictionHigh rank: #1 Fiksiremaja (24-6-19) Book-1 Lidya Vanessa, seorang gadis yang memiliki masa sekolah penuh dengan warna. Di setiap harinya ia jalani dengan keterlambatan, masalah, dan mencatat rekor sebagai siswi dengan masalah terbanyak di sekolah te...