25. Mode Paling Dungu

25 12 0
                                    

Sebab aku sudah membuang kesempatan untuk menggunakan jalur khusus milikku, yang secara teknis bisa meningkatkan peluang untuk diterima di sekolah ini. Tapi sekarang, kukira aku harus berusaha menerima kenyataan kalau Erza tidak mengambil jalan seperti yang kupilih, sekaligus meningkatkan sendiri kesempatanku untuk tidak diterima di sekolah ini.

Karena dari apa yang kuketahui, kurangnya keberadaan Erza di sekolah sekarang, sudah membuktikan dengan jelas kalau ia tidak mengambil cara yang sama seperti yang kuambil. Sebab kalau ia berada di jalan yang sama denganku, logisnya, aku akan selalu bertemu atau minimal menjumpai dia sejak di loket, di lab akuntansi dan seterusnya.

Erza mengambil jalur khusus. Yaa ... kemungkinan besar Erza memilih jalur tersebut.

Urghh! Andai saja aku tahu, aku ikut jalur itu saja mulai awal.

Jangan langsung beranggapan negatif ketika mengartikan jalur khusus yang kuulang-ulang tersebut adalah pintu belakang, atau sesuatu yang ada unsur uangnya. Tidak sesederhana itu sebenarnya.

Kalian ingat, bibi pernah menyinggung tentang jalur umum dan jalur khusus ketika dia bertanya mengenai jurusan apa yang mau kupilih, saat dia membangunkanku tengah malam kemarin-kemarin? Tapi terserahlah, kalau kalian tidak ada yang mengingat itu.

Baik, jadi ada dua jenis pendaftaran yang disediakan oleh sekolah, di antaranya: jalur umum (yang kupilih) dan jalur khusus (yang mungkin Erza pilih). Di jalur yang kemungkinan Erza pilih ini, terbagi lagi menjadi lima bagian, diantaranya:

Cerdas Istimewa (CI). Jalur khusus cerdas istimewa diperuntukkan bagi calon peserta didik baru yang memiliki prestasi akademik minimal pernah 3 kali meraih peringkat I, II atau III di kelas selama SMP/MTs/Sederajat kemudian,

Bakat Istimewa (BI). Diperuntukkan bagi calon peserta didik baru yang minimal pernah meraih juara lomba (peringkat I, II, atau III) bidang mata pelajaran Sains/Ekstrakulikuler dan atau bidang seni atau olahraga minimal di tingkat kabupaten.

Tidak Mampu (TM). Diperuntukkan bagi calon peserta didik baru yang berasal dari keluarga yang tak berkecukupan. Dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)/Kartu Perlindungan Sosial (KPS) atau sejenisnya.

Lingkungan (LING). Dikhususkan bagi calon peserta didik yang berdomisili ± 500 meter dari Sekolah. (Aku seharusnya mengambil ini. Aku memenuhi syarat, rumah bibi berada di dalam cakupan.)

Bagi calon peserta didik yang mendaftar melalui jalur-jalur tersebut, apabila lolos seleksi administrasi seperti melengkapi syarat-syarat pendaftaran, maka calon peserta didik dinyatakan langsung diterima tanpa perlu mengikuti tes itu lagi.

Tunggu-tunggu. Dari narasinya yang kau ceritakan tadi, itu terdengar seperti bibi tidak bisa apa-apa dan hanya mendaftarkan sesuai keinginanmu, Frida. Seolah-olah ia membiarkan dan tidak menegur kamu karena tidak memilih jalur khusus yang bisa meningkatkan kamu bisa lolos? Kan ujung-ujungnya bakalan nyusahin bibi sendiri kalau kamu tidak diterima?

Tidak juga.

Memang bibi sangat menegurku karena aku tidak mau memilih jalur khusus dan sebagainya waktu itu.

Terus kenapa aku bisa mengambil keputusan yang pintar tersebut? Memilih jalur umum?

Itu karena pada saat aku memilih, diriku sedang berada dalam mode paling dungu dan hanya mementingkan, memperdulikan, mendahulukan hawa nafsuku, agar aku bisa lebih banyak melihat Erza. Sebab kalau aku mengambil jalur khusus, aku tidak perlu ikut tes-tes itu lagi karena aku sudah diterima, persayaratanku cukup, dan aku tidak akan bisa melihat Erza kalau aku memilih jalur tersebut akan tetapi dia memilih jalur umum, ya, 'kan?

Tunggu-tunggu, tunggu lagi!

Kenapa kamu mengira Erza juga akan memilih jalur umum? Apa dia tidak memiliki sesuatu untuk membuatnya dapat memilih jalur khusus tersebut, seperti tidak pernah juara kelas, tidak pernah ikut lomba mewakili sekolah? Jadi Erza ini adalah laki-laki yang kecerdasan intelektualnya tidak seberapa begitu?

Tidak. Erza tidak seperti itu ya ampun. Dia selalu langganan jadi juara kelas, dia juga sering mengikuti lomba kesenian. Namun masalahnya ada di sini. Erza tidak terlalu suka menggunakan bentuk kesempatan yang hanya menguntungkan dirinya di awal-awal seperti kasus di atas. Sifat dia nyaris sama seperti Elisha kalau berurusan dengan hal seperti ini. Elisha juga tiap kali atau sewaktu ia mendaftar sekolah untuk melanjutkan pendidikannya, dia enggan mengambil kesempatan tersebut(menggunakan jalur prestasi ketika mendaftar). Dia selalu menghindari perbuatanitu, mereka berdua selalu menghindari melakukan hal itu.

Jadi berusahalah mengerti aku memilih jalur umum tersebut karena aku mengira Erza juga akan mengambil jalur umum. Sebab kalau aku memilih itu aku jadi bisa mendapatkan waktu spesial untuk dapat melihat Erza karena kami akan sama-sama mengikuti tes, ya, 'kan? Erza akan ikut tes dan aku juga ikut tes! Aku jadi bisa lebih banyak melihatnya!

Arghh!

Mungkin ini adalah hasil produksi alam bawah sadarku yang berusaha mencari jalan keluar, agar diriku yang sedang gugup menunggu giliran untuk tes wawancara ini, bisa terbebas dan tidak mengikuti tes tersebut. Tapi calon peserta didik baru yang menggunakan jalur khusus juga wajib mengikuti tes wawancara. Yang mereka tidak ikuti hanya tes tertulisnya saja, yang mirip seperti ujian-ujian tersebut

Aku kemudian menyambung kegiatan berkelilingku, terus mendapati sebuah laboratorium yang pintunya terbuat dari kaca.

Aku memperhatikan pintu kaca tersebut. Kacanya gelap, seperti dilapisi sesuatu. Barangkali ini adalah kaca yang itu, kita harus mendekat lebih dahulu ke kacanya agar bisa melihat lebih jelas pada apa yang ada di dalam.

Apa aku perlu mendekatkan kepalaku ke kaca tersebut untuk mencari Elisha Vania, yang persentase kemungkinan dia ada di dalam ruangan ini di bawah sepuluh persen? Kebiasaan Elisha Vania yang kuketahui ketika dia SMP, Elisha selalu memilih tempat terbuka untuk duduk-duduk santai. Kalaupun ia ada di dalam ruangan, ruangan tersebut harus ada sesuatu yang terbuka dan membuat udara segar di luar, masuk ke dalam ruangan. Misalnya saja jendela dan pintu. Dia tidak suka berlama-lama di ruangan ber-AC dan laboratorium ini kemungkinan besar ber-AC karena ventilasi ruangannya kulihat sengaja ditutupi plastik berjenis tembus pandang.

Kalau aku bersikeras untuk tetap mendekatkan kepalaku ke kaca tersebut, khawatirnya aku akan mengalami kejadian memalukan, seperti kepergok orang saat sedang melakukan hal tersebut atau hal lain, yang akan membuatku malu sendiri ketika aku mengingatnya suatu saat.

Tapi baiklah, mendekat sedikit saja mungkin, untuk melihat apa yang ada di dalam. Takut ada yang terlewat.

(Aku lalu menempelkan wajahku ke pintu kaca).

Mmm ... hanya ada meja-meja dengan monitor komputer. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam laboratorium. Kurasa dia tidak ada di dalam. 

***

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang