19. Hal Tersebut Akan Jadi Menyusahkan Barangkali

41 19 0
                                    

Aku sudah menentukan keputusan terakhirku untuk mengambil jurusan apa. Setelah pemilihan jurusan ini membuatku putus asa, konflik batin, perdebatan diri sendiri, karena kebingungan jurusan apa yang harus kupilih, serta perasaan khawatir bagaimana kalau Erza memilih ini, bagaimana kalau Erza memilih itu serta bagaimana kalau-bagaimana kalau lainnya.

Aku memikirkan hal tersebut secara terus-menerus sejak aku kembali dari kamar bibi tengah malam itu hingga ayam berkokok. Aku terus memikirkannya.

Dan satu-satunya petunjuk yang kutemukan setelah berproses sampai kepalaku hampir berasap dan nyaris memutus asa sendiri secara sepihak malam itu adalah petunjuk untuk mengetahui jurusan yang Elisha sedang jalani sekarang.

Aku menyadari kalau Elisha pintar. Dan dia tidak pernah absen menggunakan otaknya untuk menyumbangkan prestasi atau apapun itu pada setiap sekolah yang dia menjadi siswi di sekolah tersebut.

Aku berpikir bahwa si Elisha pasti pernah menjadi perwakilan sekolah yang akan kumasuki ini, pada suatu ajang atau perlombaan. Kemungkinan besarnya ada dan aku mulai mencari dengan kata kunci nama Elisha dan nama sekolah ini di internet.

Dengan gabungan kedua kata kunci tersebut, aku coba temukan sesuatu yang berkaitan dengan Elisha dari semua jenis hasil pencarian, seperti artikel, gambar, video dan apalah.

Kemudian aku berhasil menemukan artikel-artikel dan foto-foto dia di internet.

Dasar! Elisha banyak sekali mengikuti perlombaan serta memenangkan perlombaannya. Tapi dari sekian banyak artikel dan foto tersebut cuma ada satu gambar yang bisa kujadikan petunjuk, yang bisa kujadikan dasar untuk memilih jurusan, yakni sebuah foto berumur satu setengah tahun, yang mempublikasikan sebuah lomba yang tentu saja ada Elisha-nya di sana dan ia sedang memegang sebuah piala dengan wajah datarnya dan sedang mengenakan pakaian sekolah. Namun itu kurasa bukan cenderung seragam sekolah. Akan tetapi aku merasa pernah melihat pakaian itu baru-baru ini, tapi di mana, ya?

Aku lalu mengunjungi halaman web yang memuat foto itu lalu aku menemukan petunjuk lain dari tulisan yang ada di halaman tersebut yang menjelaskan bahwa foto yang kutemukan tadi adalah sebuah artikel pengumuman hasil akhir lomba kompetensi siswa SMK tingkat provinsi. Aku cari nama Elisha untuk mengetahui apa yang ia ikuti dan dia mewakili sekolah sebagai siswi yang berlomba pada bidang perancangan grafis.

Kalau tidak salah lihat. Aku pernah menemui kata itu di brosur sekolah yang bibi berikan malam kemarin, jadi aku meminjam brosur itu lagi ke bibi paginya lalu menemukan jurusan tersebut.

Elisha kuketahui sekolah di sana sebagai siswi jurusan Multimedia.

Aku masih tidak yakin Erza akan memilih jurusan itu dan aku mulai memikirkan lagi kemungkinan lainnya, yaitu letak kelas. Aku berpikir kalau Elisha akan menyuruh Erza untuk masuk ke jurusan yang letak kelas jurusan Erza itu selalu berdekatan dengan kelas jurusannya si Elisha. Tapi kendalanya, aku tidak mempunyai denah sekolah ini dan sedikit kemungkinannya juga teori itu bisa benar.

Paginya setelah aku meminjam brosur itu lagi ke bibi. Aku bertanya pada dia "Kalau aku memilih salah satu jurusan, lalu mendaftar dengan jurusan tersebut lalu diterima kemudian kujalani kehidupan sekolahku dengan jurusan yang kupilih tadi sekian waktu, kalau aku merasa tidak cocok dengan jurusan pilihanku tersebut di kemudian hari, apakah aku bisa menggantinya?"

Kutanyakan hal seperti itu ke bibi. Tapi bibi menggeleng, dia juga tidak mengetahui prosedur sekolah seperti untuk mengakomodasi masalah tersebut. Apa bisa diusahakan atau tidak. Tapi dia memberitahuku kalau aku bisa memilih dua jurusan dan di antaranya bisa dipilih nanti salah satu dari dua itu dulu.

Aku bingung dengan apa yang bibi bilang lalu aku minta jelaskan lagi dengan bahasa yang lebih sederhana agar aku bisa menangkap apa maksud bibi, kemudian bibi mulai menjelaskan lagi. Misalnya aku memilih jurusan a dan b, kalau aku tidak diterima di jurusan a aku bisa berharap ke jurusan b untuk diterima atau misalnya diterima kedua-duanya aku bisa memilih di antara dua jurusan tadi. Seperti itu.

Aku tanya lagi, apakah misalnya kalau aku berubah pikiran lalu mengganti jurusan yang sudah kupilih ditengah jalan saat mendaftar, mengingat dari segi waktu masih bisa memberikanku kesempatan untuk mencari tahu jurusan yang Erza pilih walaupun sebenarnya itu nyaris mustahil.

Bibi menjawab "Oh ya, bisa." Namun dari nada bibi menjawab 'ya' tadi, itu memang bisa. Namun mungkin hal tersebut akan jadi menyusahkan barangkali. Menyusahkan bibi lalu menyusahkan sekolah.

Bibi menjelaskan padaku sebuah nasehat sebelum aku mengatakan padanya untuk meminta bibi menunda memilih jurusan.

Dia bilang kenapa bisa, itu sebabnya aku mesti mendaftar lagi dari awal karena cuma itu metode yang ia tahu dan hal tersebut otomatis membuat efek berantai yang mengakibatkan nomor pendaftaran juga berubah lalu itu bisa memperbesar risiko ku tidak diterima di sekolah ini karena sistem prioritas/nomor pendaftaran tadi. Di mana-mana orang mendahulukan yang lebih dahulu, 'bukan?

Maksudnya, kata bibi lagi, risiko itu akan membesar dan boleh jadi bisa menimpaku kalau aku benar-benar mengganti jurusan di tengah jalan karena dia hanya bisa memikirkan cara tersebut agar dapat mengganti jurusan, aku harus daftar dari awal lagi dan otomatis nomor pendaftarannya juga berubah nasib.

Terus dia mengingatkan lagi kalau aku berlama-lama menentukan ini, membuang-membuang waktu seperti ini, tidak mendaftar-daftar, aku lagi-lagi bisa saja juga tidak diterima karena kouta penerimaan siswa/siswi terbatas dan aku bisa didahului oleh orang lain akibat nomor pendaftaran yang telat kudapatkan karena aku sekarang masih tidak berangkat ke mana-mana dan masih memikirkan jurusan apa yang akan dipilih.

Lalu aku mantapkan diriku untuk memilih jurusan tersebut.

Jurusan Multimedia.

Tadi itu harus memilih jurusan alternatif ya, 'kan? Jadi untuk pilihan pertama aku memilih jurusan Multimedia dan pilihan kedua adalah jurusan Akuntansi.

Terus bibi mendaftarkanku secara online dengan dua pilihan jurusan tersebut.

Aku sudah pasrah dengan itu. Pikiranku tidak bisa pergi dari jurusan Multimedia ini.

Aku sudah memikirkan semua kemungkinan yang ada, kemudian menghasilkan beberapa alternatif keputusan lalu memikirkannya lagi, lalu aku perhitungkan lagi kemungkinan yang benar yang mana, dengan dasar atau patokan yang tidak ada sama sekali untuk bisa membuktikan kebenaran keputusanku tersebut.

Dengan hanya menggunakan petunjuk dan informasi yang seadanya yang aku dapat. Aku menarik kesimpulan dan mengetahui skenario terburuknya kalau aku lepas dari itu semua.

Yakni aku tidak akan satu jurusan dengan Erza dan aku pasti tidak akan sekelas dengannya kalau seperti itu, namun peluang aku masih satu sekolah dengan Erza dan aku masih bisa bertemu dengannya di situ masih besar, masih ada pertemuan di skenario tersebut.

Aku tidak mau membiarkan skenario mengerikan yang paling mengerikan, yakni tidak satu sekolah dengan Erza karena aku tidak diterima di sekolah ini.

Aku sudah mengambil keputusan bahwa minimal, aku harus satu sekolah dengan Erza. Itu skenario menyeramkan paling terakhir yang dapat aku toleransi jika aku salah memilih jurusan dan hal tersebut yang sedang kuusahakan sekarang agar situasinya tidak sampai memburuk melebihi dari itu.

***

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang