13. Berotot

64 35 2
                                    

 "Bi? "

"Bibi ada di mana?"

"Bibi di mana? Aku sudah sampai."

(Mendadak aku mendapat chat balasan dari dia berupa sebuah gambar yang menunjukkan bagian depan salah satu mobil dan nomor plat polisinya).

"Apa itu? Di parkiran mana itu?"

"Bibi?"

"Bi?"

"Hei?"

"Hei?"

"Astaga ..."

"Serius, bibi. Ada di mana?"

Jadi seperti ini, ya rasanya ....

Jujur aku tidak pernah dibuat merasakan pengalaman semacam ini. Tapi menurutku aku sering melakukan hal seperti ini pada orang lain, seperti apa yang bibi lakukan sekarang.

Namun hal tersebut tidak kulakukan secara sengaja atau sadar.

Entahlah. Aku tidak tahu kalau bibi ada maksud atau tidak melakukan ini. Tapi ayolah, bi. Ini bandara. Parkirannya banyak dan luas.

Panas juga di sini. Aku tidak bisa mencarinya hanya dengan modal foto ... aku tidak punya waktu untuk mengikuti permainan ini.

Kenapa, sih bibi ini? Ada apa dengan dia. Dia kena angin apa jadi-

Maksudku aku ini di bandara, parkiran bandara lebih tepatnya ... aku baru di sini. Bagaimana kalau tersesat atau terjadi sesuatu padaku, apa dia mau bertanggungjawab?

"..."

Setibanya di bandara kota orang beberapa saat yang lalu, aku langsung men-chat bibi, menanyai keberadaan dia seperti yang kuceritakan di awal-awal tadi, sebab beliau yang bertugas menjemputku, terus bibi membalas pesanku dengan mengirim gambar berupa nomor plat mobil dia untuk menemukannya, dia mengajakku bermain!

Keterlaluan, tidak itu?

Ia membuatku terpaksa berkeliling area parkir begini hanya dengan petunjuk berupa nomor plat kendaraan dia untuk menemukan ada di mana dia sebenarnya.

"Serius, bibi ada di mana?"

"Cari pakai gambar yang tadi kukirim, kataku."

"Jangan main-main!"

Kalau aku orangnya suka mencari gara-gara aku sudah dari tadi membalas perbuatan bibi ini agar dia yang terpaksa mencariku. Seperti merajuk atau apa, atau bahkan yang lebih berlebihan lagi semacam membuat orang-orang yang ada di sekitarku ini menelpon bibi dengan aku pura-pura pingsan di sini. Otomatis dia, 'kan yang mendatangiku balik? Aku bisa begitu. Ya aku bisa begitu. Aku mampu.

Tapi, ya ... kemungkinan tidak dipedulikan orang atau tidak ada orang yang mau menolongku juga besar. Yang dapat malah kena injakan orang akunya. Orangnya di sini banyak sekali.

(Aku tak sengaja mendapati plat mobil yang kira-kira milik bibi di kejauhan).

Ah, sepertinya ...

(Aku kemudian mendekat ke situ sambil membuka ponselku, mencari gambar plat mobil yang bibi kirim tadi untuk mencocokkan).

Sesampainya di situ aku langsung membandingkannya, apakah sama atau tida-

"TIINT-TIINT!!"

Astaga!?

Aku lalu mendengar seseorang tertawa dari kejauhan dan aku langsung mendongak ke atas, melihat ke kaca mobil di depanku dengan tatapan murka dan bersiap untuk mengomel.

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang