62. Bakar!!

12 3 0
                                    

Itu yang ternyata kakak tersebut risaukan.

Sepintas aku mendapati pemandangan di kelompok-kelompok MOS yang banyak berkumpul di bawah pohon dekat gedung utama, yang berlindung dari terik panas matahari pagi, yang kira-kira adalah situasi yang coba kakak di belakang tersebut komunikasikan dengan kakak yang ada di depan, yang mau mengajak masuk para peserta MOS ke dalam gedung utama sekolah tadi.

Namun sayangnya kakak yang ada di depan ini menunjukkan muka bingungnya dan aku sangat yakin dia sama sekali tidak menangkap apa-apa komunikasi rahasia yang coba kakak pembimbing di belakang tadi itu berikan ke dia.

Tapi kakak yang ada di sampingnya, yang ditanyai tentang LSP, terus menjawab dengan menaik-turunkan bahu itu, sekilas terlihat mendekati rekan di sampingnya tersebut kemudian membisiki rekan di sampingnya itu suatu hal sambil melirik beberapa kali ke arah kelompok-kelompok MOS yang banyak berkumpul di bawah pohon dekat gedung utama yang kusebut di awal-awal barusan, yang berlindung dari terik panas matahari itu.

Tidak lama kemudian, kakak yang dibisiki tersebut akhirnya terlihat menunjukkan raut wajah paham dan mengerti pesan apa yang berusaha ingin disampaikan oleh kakak pembimbing di belakang.

"O-ok. Mari kita ke gedung selanjutnya. Ayo." Ajak kakak itu menyunggingkan senyuman sambil melihat ke arah kelompok peserta MOS di dekatnya dan anggota kelompok peserta MOS lain yang banyak berteduh di bawah pohon-pohon dekat gedung utama.

Kami pun kemudian berjalan mengikuti rombongan tur.

Kira-kira situasi apa yang baru saja terjadi tadi itu? Apa ada yang terlintas dipikirkan kalian?

Kenapa memangnya?

Kenapa memangnya kata kalian. Apa tidak ada yang mengerti ke arah mana pembicaraan yang tengah kubahas? Aku sedang menceritakan kelanjutan dari ketegangan salah satu anggota distrik putih dengan salah satu anggota distrik merah tempo hari!

Pertikaian mereka berdua ternyata masih memiliki episode.

Barusan aku memberitahu ke kalian bahwa banyak peserta MOS yang bernaung di bawah pohon, ya 'kan? Nah, karena banyak peserta MOS yang berlindung di sana, hal tersebut mengakibatkan banyak barisan kelompok bercampur dengan barisan kelompok yang lain.

Itu membuat panas-dingin kakak pembimbing distrik putih dengan distrik merah di mana kelompok mereka masing-masing kebetulan sedang berada di posisi yang berdekatan.

Dua perempuan tersebut sama-sama saling melakukan kontak mata yang tidak begitu baik. Kakak-kakak pembimbing mereka yang masing-masing berada di dekat mereka menjaga, begitu gelagapan karena jarak keduanya cuma dipisahkan beberapa lapis peserta dari kelompok-kelompok yang lain, alias mereka terlalu dekat. Banyak kemungkinan yang terjadi jika kedua orang yang sedang berseteru terlalu dekat, benar, 'kan?

Katakanlah sedikit saja percikkan api timbul di antara keduanya. Mereka bisa saja membuat kegaduhan lagi.

Lalu kenapa tidak "bakar!!" saja langsung biar mereka bisa cepat menyelesaikan itu?

Jujur semuanya sedang mengusahakannya sekarang.

Apa? Sungguh?

Tapi jangan khawatir, pihak yang mempertahankan agar itu tidak terjadi juga ada, jadi ya ... ketegangan mengganggu inilah hasilnya.

Tetap tenang kalian ya ... aduh.

Astaga, aku jadi mengurusi urusan orang lain. Konsentrasi, Frida. Tetap fokus petakan sekolah ini.

Bangunan sekolah selanjutnya yang dijelaskan adalah gedung bertingkat yang digunakan sebagai kelas-kelas tahun ketiga dan deretan bangunan di sampingnya, yang dipakai untuk koperasi sekolah dan beberapa ruangan kosong di ujung sana yang kata kakak pembimbing masih belum banyak dioperasikan.

Lalu kami kemudian pergi ke gedung sekolah lain yang masih berdekatan dengan gedung-gedung kelas dua belas dan koperasi yang baru dijelaskan tadi.

Selasar yang kami pakai untuk berjalan melewati bangunan kelas dua belas dan koperasi, untuk pergi ke bangunan di dekatnya, lumayan sesak karena peserta-peserta MOS banyak berjalan di lorong. Hanya beberapa orang yang otaknya bekerja, memilih berinisiatif berjalan di halaman sekolah untuk mengurai kepadatan walaupun harus berkorban kena terik matahari.

Di gedung yang satu ini, kakak pembimbing distrik hijau menjelaskan di sini itu ada ruang sekretaris jurusan Teknik Informatika, laboratorium jurusan Teknik Komputer & Jaringan, dan ruangan yang sama saat tes wawancara waktu mendaftar tempo hari, yaitu laboratorium Akuntansi dan terakhir ruang sekretaris jurusan Akuntansi di gedung yang sama, tapi letak ruangannya ada di samping.

Apa jangan-jangan di sana itu, ketika pendaftaraan sebelumnya, adalah tempat kau bersembunyi dibalik gedung dekat suatu ruangan saat kau tidak bisa mendekati bibi karena Elisha mengobrol dengannya?

Ya.

Dan ruang itu ternyata adalah ruang sekretaris Akuntansi?

Ya!

Ahahaha, tempat ini. Aku merasa sedikit bisa bernostalgia.

"..." Aku lalu melihat sekitarku.

Mmm ... entah kenapa kakak-kakak pembimbing tampak kelihatan mengubah mode jadi serius semua. Mereka kelihatan sangat bersiaga.

Ah, benar. Soal itu. Barangkali itu mungkin akan terjadi lagi.

***

Author Note:

Hei, bisa beri aku sedikit energi? Entahlah, apa saja boleh .... :)

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang