97. Tante Predator

6 1 0
                                    

Tentu.

Ya ampun, Frida. Kau usil sekali.

Ya, lagipula mana mungkin kami bisa mendengar secara akurat apa yang mereka bicarakan dengan jarak dan di situasi berisik seperti sekarang, ya 'kan? Kami sedang melakukan bazaar hari ini.

Bicara soal kelakuan mencari kesenangan seperti itu, kau tahu Arillia, gadis di sampingku ini, baik-baik seperti ini perilakunya, diam-diam dia itu adalah perempuan yang usil juga asal kau tahu. Lebih usil daripada Lydia saat menggodai Alma.

Terkejut? Aku juga demikian. Serius.

Dan jangan langsung menyimpulkan kalau aku yang menularkan itu padanya. Dari awal dia sudah memiliki fitur seperti itu.

Aku baru tahu sisi lain dari dirinya ini ketika aku semakin sering berduaan dengan dia di hari ketiga MOS ini. Dan hanya dalam rentang waktu tersebut, untuk kesekian kalinya, aku sudah dijadikan objek khusus Arillla dan menerima berbagai macam kejahilan-kejahilan yang dia lakukan padaku. Apalagi saat aku ditinggalkan berduaan saja dengan dia oleh anggota-anggota kelompok yang lain, untuk menjaga stan jualan distrik ini.

Namun keusilannya tersebut dalam mengusikku tidak terlalu ekstrem juga, sih menurutku. Watak dia sebagai gadis yang kalem dan menjujung tinggi kesopanan tidak terlalu tercoreng meskipun dengan adanya sifat tadi. Itu seperti ... katakanlah seperti orang sedang bercanda pada umumnya?

Tapi, ya ... memang itu karena dia baru akan mengungkapkan identitas aslinya itu cuma disaat dia berduaan sama seseorang.

Ya, aku sudah melakukan pengamatan dan mengonfirmasi hal tersebut, ketika dia berduaan denganku dan tidak ada orang yang ia kenal di sekitar, dia sudah tidak tertolong lagi.

Atau hanya saat denganku saja, ya?

Kalau ada kesempatan dihadapannya untuk melakukan kejahilan padaku dia tidak pernah melepaskan kesempatan itu begitu saja ...

... atau dia tidak bisa melakukannya secara ekstrem karena belum adanya kesempatan untuk membuat dia melakukan itu secara sungguh-sungguh?

Sepertinya pas nanti dia besarnya akan jadi tante-tante predator yang mengincar anak-anak muda.

Sudahlah, itu tidak penting.

Yang terpenting sekarang itu adalah Erza. Kebetulan stan jualan distrik dia tepat di seberang distrikku dan kebetulan lagi dia yang lagi menjaga stan. Aku bisa melihatnya dengan mudah dari sini. Entahlah apa kabarnya barisan distrik yang urut sesuai warna distrik, barangkali untuk kegiatan bazaar ini tidak diberlakukan lagi.

Ah, Erza ... dia tampak sibuk sekali melayani orang yang membeli. Ke sana ah, pura-pura membeli sesuatu untuk mendekatinya.

"Oh ..."

Aku mendengar Arillia sepertinya habis menjumpai sesuatu, terus aku langsung menoleh ke dia. Kudapati mata Arillia kulihat terpaku sebentar pada sesuatu di keramaian di tengah lapangan sana. Apa yang baru saja ia temukan di situ?

"Kenapa?" Tegurku.

"Eh? Ah ... tidak. Tidak ada apa-apa." Sahutnya, terus tiba-tiba ia sempat menyeringai nakal setelah itu.

Oh tidak. Mungkinkah Ini tanda-tanda Arillia mau memulai itu lagi?

Arghh .... sekarang aku tidak sedang dalam mood untuk menerimamu mengulanginya!

"Arillia kumohon, apa tadi yang kau temui?"

"Tidak ada apa-apa kataku."

"Bermain yang adil, Arillia."

Arillia menunjukkan muka sebalnya, tersinggung?

"Itu si kakak itu. Si kakak dari distrik putih yang tiba-tiba mendekatimu pas MOS hari kedua kemarin." Terang Arillia.

Hmm?

Merasa itu hanya berita hoax karyanya si Arillia saja, aku kemudian melihat dengan mataku sendiri ke situ untuk mengonfirmasi.

Terus di tengah keramaian tersebut aku lalu menemukan si kakak yang Arillia maksud.

Ah, dasar ....

Aku lalu mengembalikan tolehanku perlahan, terus cepat-cepat menenangkan diri setelah mendapati kakak tersebut di keramaian sana.

"Sepertinya dia sedang mencarimu." kata Arillia, lirih.

"Panggil, ya?" Tawar dia, mendadak.

Eh? Apa kau sudah tidak waras, Arillia? Kakak genit itu nanti akan kemari kalau kau melakukannya! Ah ... aku yakin dia akan mengulanginya lagi. Arillia akan mencoba melakukannya lagi padaku. Tapi aku harus tetap tenang agar dia tidak semakin menjadi-jadi.

Namun tunggu ....

Aku menoleh ke Arillia. "Tapi hei, apa kau tidak takut lagi? Kau kabur, 'kan waktu kakak itu mendekat kemarin?"

"Iya, sih ..." jawabnya sambil melihat ke lain. "Namun ..." mendadak kudapati ia menjumpai sesuatu "Eh? Lihat, Frida!?" Seru dia sambil menunjuk ke suatu arah. "Dia sedang bersama dengan seorang perempua- tidak, banyak perempuan mengikutinya di belakang." Sambung Arillia.

Huh?

Aku lalu melihat kembali ke sana. Dan kudapati dia benar-benar memang sedang jalan bersama denga- dasar ... dengan banyak perempuan. Banyak perempuan yang mengikuti dia di belakang. Mereka berjalan berbarengan di belakang kakak laki-laki tersebut seperti ...

"Ah, sepertinya tidak. Sekumpulan perempuan-perempuan itu sekarang berjalan ke arah yang berbeda-beda." Terang Arillia,

Kudapati hal yang sama.

"Mmm, benar ..."

"Oh, satu perempuan di sampingnya masih bertahan. Apa itu pasangannya? Dia kelihatan sangat mengesankan."

Eh?

Lalu kuperhatikan kembali baik-baik perempuan yang ada di samping kakak genit tersebut ... wajah data-

Ya ampun, itu Elisha! Dia jalan bersama dengan Elisha! Mereka mengunjungi dan melihat-lihat jualan tiap-tiap stan distrik peserta MOS di sudut sana. Kenapa aku baru menyadari ini?

"Aku tidak akan kabur kalau dia mendekat, dia sedang bersama pacarnya." Terang Arillia tenang.

"Hmm ..." Sahutku meragukan.

"Kenapa, Frida?"

"Tidak. Tidak ada apa-apa."

Elisha melapisi seragam putihnya dengan sweater abu-abu berlengan panjang dan ia memakai masker. Untuk apa?

"Bukannya sekolah melarang siswa & siswi di sini memakai atribut lain selain seragam sekolah?" Ceteluk Arillia.

***

Author Note:

Kalian pernah bertemu? Tante predator ...?

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang