99. Aset Dia Lumayan Juga

10 1 0
                                    

Ughh ... ada gadis dari distrik merah dan temannya yang menjadi kelompok penjaja berjalan sedang digerumbungi para peserta MOS yang ingin membeli jualan mereka, dan hal tersebut membuat pandanganku sama Arillia terhalang dalam mengikuti kakak genit dan Elisha yang berjalan tadi di dekat gadis-gadis dari kelompok distrik merah. Bisa bahaya nanti kalau aku sampai kehilangan kontak visual dengan mereka dan itu akan menjadi kenyataan kalau perempuan dari distrik merah dan teman-temannya tersebut terus ada di sana.

Ah, mereka akhirnya dapat kutemukan lagi. Kali ini mereka ada di stan distrik merah.

Dan kakak genit itu kudapati melirik ke sini lagi.

Terus mereka berjalan lalu berhenti di stan di sebelah stan distrik merah, yakni distriknya Erza, ungu, mau apa kau di sana Elisha!?

Elisha tampak menyapa Erza dan Erza terlihat tersenyum membalas- buehehehe ... senyuman Erza astaga sekali. Ahhh ... seperti-

Eh!? Elisha mau mengeluarkan apa itu? Dia baru saja mengeluarkan sesuatu dari saku pakaiannya. Sebuah sapu tangan?

Dia lalu menggunakan itu untuk mengelap dahi Erz-

Hei...!?

Tenang Frida, tenang. Ada Arillia di sampingmu.

Untung saja aku tidak bereaksi dengan tiba-tiba bangkit dari tepat dudukku tadi ketika Elisha mulai mengelap.

Dan kakak genit tersebut kudapati lagi-lagi melihat ke sini.

Hentikan tarik-ulur ini, dasar!? Ke sini saja langsung kau, kakak genit! Kemari sini! Mengapa kau mengikuti Elisha kalau kau sebegitu inginnya kemari? Kau terpesona dengan kami, dengan Arillia? Denganku!?

"..."

Hiii....!? Dia ke sini. Oh, tidak! Dia benar-benar kemari!?

Bagaimana ini? Apa berdiam di sini saja tidak apa-apa?

Kenapa kamu tidak pergi saja dari situ, Frida? Kalau kau sebegitu terganggunya dengan kakak itu?"

Tidak bisa. Kalau aku kabur dalam keadaan seperti ini, Arillia akan berprasangka kalau aku ada sesuatu dengan kakak itu dan lain-lain. Aku menaruh pride atau kebanggaan tinggi di depan Arillia, kau tahu? Itu lebih buruk daripada ia mengira kalau aku merasa terganggu dengan keberadaan kakak tersebut!

Terus kusadari tiba-tiba ada pergerakan di sampingku, aku langsung menoleh ke sana lalu aku mendapati Arillia terlihat sedang mengendap-ngendap, bersiap untuk kabur.

"Ah! Hei!? Mau ke mana kau?" Segera kutangkap tangan kiri Arillia. "Katanya tadi kau tidak-, hei? Arillia ...."

"Kan sudah aku bilang itu kalau kakak tersebut berjalan bersama perempuan itu ke sini. Dia tidak sedang dengan perempuan tersebut, lihat. Aku tidak mau berbicara dengannya." Terangnya dengan nada berbisik.

"Dasar ... terus yang menjaga stan ini siapa?" Tunjukku ke stan. "Temani aku."

"Baik, baik.", "Tapi tanganmu lepas dulu."

"Tidak."

Ughhh ....

Arillia melawanku, terus ia berusaha melepaskan tangannya yang kupegang, namun aku menjulurkan tanganku yang satunya lagi untuk membantu tanganku yang lain dan ia juga melawan itu lalu menepisnya, tapi meleset ....

Dan, eh-

"Kau mengenai dadaku, Frida ...!" Protes Arillia setelah itu, lengkap dengan muka memerahnya sambil melindungi bagian atas badan dia dengan tangan kanannya.

"Maaf ... "

Wow. Aset dia lumayan juga.

Tapi kok itu tidak terasa natural, ya pas aku menyentuhnya barusan?

Ah, tidak-tidak.

"Makanya cepat duduk sini!" Lanjutku, setelah tersadar akan hal tersebut.

Di tengah kegaduhan kecil itu, Arillia kulihat tak sengaja menoleh ke keramaian lagi.

"Eh? Kemana kakak tadi?" Tanya dia.

Terus aku ikut menoleh ke sana.

Oh, iya, ya. Mana, ya laki-laki itu? Dan, arghh ... gerombolan yang dibuat gadis dari distrik merah tersebut menutupi pandanganku lagi. Mereka semakin dekat ke hadapan stan distrikku.

"Cari, Arillia."

"Huh? Ah ... baik."

Ughh. Mana, ya dia tadi? Aku kehilangan kontak visual dengan dia lagi. Gerombolan penjaja jualan dari distrik merah tersebut dan pembeli-pembelinya terus berdatangan satu-persatu dan ada ada di sana terus masalahnya, aku tidak bisa mengetahui posisi kakak genit tersebut ada di mana sekarang.

Arghh, dasar! Ada di mana kakak genit itu? Insting bertahan hidup perempuanku semakin merasa tidak nyaman.

"...!?"

Terus kakak genit tersebut tiba-tiba saja sudah muncul tepat dihadapan stan kami berdirian, dan menatap kami sesudah gerombolan yang menggerumbungi gadis distrik merah satu persatu membubarkan diri setelah selesai membeli.

.... Dan dia mulai mengajakku bicara.

***

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang