92. Seperti Hendak Berpelukan

5 1 0
                                    

Teriak kakak panitia itu dengan mik.

Semua peserta MOS bersorak menanggapi hal tersebut, seperti mereka sendiri yang menerima sebuah hadiah.

Kakak panitia menjelaskan lagi kalau itu artinya si gadis akan berdansa dengan pasangannya yang sama-sama gagal menarik tali, dan karena cuma ada mereka berdua di depan sana, dia dan kakak genit tersebut, otomatis kakak genit yang jadi pasangan gadis itu.

Menurutku gadis tersebut masih beruntung. Mengingat kakak itu adalah kakak pembimbing distriknya sendiri. Jadi hal tersebut akan mudah.

Tak lama kemudian sang gadis lalu berjalan pelan mendekati kakak genit yang dari tadi sudah mengulurkan tangan kanannya dengan gaya seperti pangeran.

Namun saat gadis itu sudah berada dijangkauan tangan kakak genit, gadis tersebut tidak menerima juluran tangan sang kakak, tapi dia malah melakukan suatu hal yang lebih berani lagi, yaitu mendekat lebih dekat lagi ke kakak genit, seperti hendak berpelukan, tapi tidak berpelukan, terus dia lalu menaruh tangan kirinya di atas punggung kakak tersebut.

Kakak itu, ketika si gadis menaruh tangannya, kulihat sekilas ia tersentak, sementara kami, para peserta MOS dan kakak-kakak panitia lain terkejut.

Kakak-kakak panitia lain yang duduk, melihat kakak-kakak panitia lain banyak yang mulai beranjak dari kursi, berdirian untuk melihat apa yang dilakukan oleh pasangan tersebut, mereka ikut-ikutan beranjak semua dari kursi dan berdiri melihat begitu beraninya perempuan itu melakukan adegan tersebut di hadapan semua orang.

Sementara peserta MOS-nya, para peserta MOS laki-laki menjerit-jerit histeris seperti perempuan, sementara peserta MOS perempuannya, terutama kelompok perempuan distrik putih, lebih histeris lagi melihat perkembangan panas yang terjadi di tengah sana.

Gadis tersebut menengadah, melihat ke kakak itu. Mata mereka bertemu dan kakak tersebut mendadak melihat ke sebelah kanannya, dan mendapati tangan kanan yang ia julurkan tadi sudah digenggam oleh si perempuan dan kami bisa melihat dengan jelas perempuan distrik putih itu mengangkat genggaman tangan kakak pembimbingnya lalu mensejajarkannya setinggi dada.

Kemudian kami melihat kaki gadis tersebut melangkah maju, sementara kakak pembimbingnya tampak melangkah mundur.

Woah, apa mereka benar-benar akan melakukan dansa? Kataku dalam hati waktu itu. Karena aku tidak terlalu memiliki pengetahuan apa-apa mengenai dansa.

Secara bertahap gadis tersebut melangkah maju dan membuat kakak itu melangkah mundur. Mereka terus melakukannya sampai-sampai kebisingan peserta MOS yang bersemangat menyoraki mereka berganti menjadi sangat begitu keheranan ketika raut wajah sang kakak pembimbing, yang semula gugup bercampur bangga berubah menjadi kengerian dan melihat ke sana kemari, seperti memberikan kode keras meminta pertolongan ke kami sekaligus menjelaskan kalau dia sedang berada dalam situasi hidup dan matinya.

Gadis tersebut terus membuat kakak pembimbing dia itu melangkah mundur dengan posisi tangan-tangan mereka masih berada di tempat tadi, sejajar dengan dada. Mereka terus mundur secara tegak lurus ke belakang lalu meninggalkan lapangan basket, kemudian memasuki halaman sekolah, kemudian memasuki halaman depan kelas, lalu memasuki teras ruang kelas dan akhirnya masuk ke dalam kelas tersebut, yang kebetulan saat itu pintu kelasnya tidak terkunci dan terbuka lebar.

Kami semua terdiam melihat mereka masuk ke sana.

Dan tidak lama setelah itu, suatu gelombang bunyi merambat di udara dan sampai ke telinga kami. Itu terdengar seperti sesuatu ... sesuatu yang mirip seperti bunyi pukulan-pukulan diikuti suara mengaduh seseorang yang terjadi begitu cepat setelahnya.

Kemudian kami melihat dari celah pintu kelas, badan kakak pembimbing tadi tergelincir lalu menabrak dinding kelas dekat papan tulis, terus gadis distrik putih itu sekilas terlihat memukuli dia lagi.

Semua kakak pembimbing cepat berlarian ke sana dan di waktu yang bersamaan, kami mendengar di pengeras suara, salah satu kakak panitia memberi tahu kami kalau kami sudah diperbolehkan untuk pulang.

***

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang