88. Dasar Rendahan

12 1 0
                                    

Game 2 tadi itu terlalu dibuat-buat. Sungguh itu sama sekali tidak lucu.

Apanya yang menyenangkan dari permainan tersebut? Mereka bisa terhibur hanya karena itu? Dasar rendahan.

Barangkali gambaran protes tersebut yang kira-kira ada di perasaannya si gadis dari distrik putih. Mungkin, secara tidak sadar, kami juga sangat memfavoritkan perempuan tersebut. Alma saja sudah memberi julukan spesial ke dia dan aku sepertinya juga akan demikian, namun aku masih mencarinya.

Game 2 sebelum pulang tadi mengharuskan tiap distrik mengirim satu perwakilannya untuk ...

.... Untuk apa, hayo?

Pffttt! Bekasnya masih ada, ahahahaha! Aku masih bisa menertawakannya ketika menarik kembali ingatan tersebut.

Game yang kami mainkan di game 2 barusan itu adalah semacam modifikasi dari permainan cabut undian atau yang serupa seperti hal itu.

Hah?

Maaf aku hanya bisa menemukan contoh tersebut yang mirip. Mungkin akan aku jelaskan saja seperti apa permainan ini dari awal game-nya mulai.

"..."

Baik, seperti yang sudah kalian ketahui, permainan ini mewajibkan tiap kelompok distrik untuk mengirim, minimal serta maksimal dua perwakilan distrik untuk berpartisipasi dalam game 2. Seperti yang sudah kalian ketahui lagi, kakak pembimbing atau kakak panitia juga diperbolehkan untuk turut ambil bagian.

Distrikku seperti yang lagi-lagi juga kalian sudah ketahui, Arillia beserta Kak Aldi yang bersedia ikut main mewakili kelompok kami di game tersebut.

Kakak genit. Yah, dia juga ikut mewakili distrik putih sekaligus bekerja sebagai penyelenggara permainan.

Untuk distrik Erza. Erza ... dia .... Ikut.

Ughh .... tetap bacalah terus!

Kembali ke game 2. Ketika semua utusan masing-masing kelompok sudah berkumpul semua di tengah lapangan basket, kakak genit mengecek kelengkapan jumlah peserta yang ikut serta. Terus kemudian ia mendapati, kalau distrik dia sendiri, distrik putih, tidak mengirimkan satupun perwakilan selain dia.

Dalam situasi yang masih berisik, ia lalu menoleh ke barisan kelompoknya dan tak lama setelah itu, gadis terkenal dari distrik putih, kami dapati tiba-tiba diangkat keluar oleh para kelompok laki-laki mereka serta kakak pembimbing mereka yang satunya lagi dan digotong beramai-ramai ke tengah lapangan.

Gadis tersebut sempat memberi perlawanan, namun itu percuma, sebab yang menggiring dia ke tengah lapangan adalah nyaris seluruh rekan distriknya dan kakak pembimbing distrik putih mereka yang satunya lagi.

Serius ia benar-benar tidak bisa berkutik lagi saat itu. Mereka langsung mengangkat badannya ke atas secara beramai-ramai, seketika, setelah kakak genit menoleh ke barisan distrik putih tadi.

Kotak kardus bekas kulkas yang ditaruh di tengah lapangan, yang juga sebelumnya sudah aku beritahu, tapi aku tidak tahu di dalam kotak tersebut isinya apa, setelah dibuka oleh kakak panitia, yang ada di dalam kotak tersebut ternyata berisi tumpukan penuh styrofoam, yang styrofoam-nya itu sudah dibuat jadi butiran-butiran kecil. Kakak-kakak panitia kemudian mencelupkan tangan mereka ke dalam styrofoam tersebut, terus mereka keluarkan dari dalam sana tadi ujung-ujung tali ke permukaan styrofoam, yang dimunculkan kira-kira sejengkal telapak tangan orang dewasa.

Tidak lama setelah itu, masih memakai mik, kakak genit kemudian menjelaskan cara kerja permainan yang ada di depan kami itu. Permainan tersebut mewajibkan orang-orang yang ikut serta, untuk menarik tali yang dikeluarkan dari sekumpulan styrofoam di kotak tadi untuk menemukan pasangannya, yang sama-sama mengambil ujung tali pada tali yang sama. Mereka bebas memilih ujung tali mana yang ingin mereka tarik. Ketentuannya adalah, jika nanti ada peserta yang paling terakhir menemukan pasangan, dia dan pasangannya tersebut akan menerima ... kalian tahulah.

Hukuman.

Para peserta yang mendapat sanksi, akan menentukan sendiri ukuman jenis apa yang akan mereka terima dengan mengambil kertas berisi jenis hukuman-hukuman yang sudah disediakan, yang dimasukkan secara acak di dalam wadah stoples transparan tadi.

Peserta MOS bergemuruh setelah ketentuan cara main game tersebut selesai dijelaskan semua oleh kakak genit. Mereka terlihat begitu bersemangat ...

.... Atau lega dan bahagia karena mereka tidak jadi kelinci percobaan di permainan tersebut?

***

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang