78. Progress

9 1 0
                                    

Aku menggeser pandanganku kembali ke panggung lagi, kulihat di sana progress ceritanya sudah mencapai bagian ketika Kak Kamal memberikan amplop ke perempuan distrik putih, dan laki-laki kelompok distrik merah yang memerankan Kak Kamal tengah melakukan hal tersebut, memberikan amplop tadi ke perempuan mencolok dari distrik merah dan ia meminta perempuan itu agar mengambilnya, perempuan dari distrik merah yang memerankan gadis dari distrik putih tersebut kemudian menjawab ...

"Tidak usaah, paak♥♥~. Terimah kasih♥♥~. Kalau perluh♥♥~ berikan sajah padah kelompok ituh♥♥~. Jangan berikan merekah dalam bentuk uang♥♥~, berikan mereka bukuh-bukuh untuk lebih mengedukasih merekaah♥♥~. Terutamah yang mengatakan kalau itu bukan namanyah tadih♥♥~, sepertinyah diah melakukan sesuatuh di internet ♥♥~."

Oh!! Itu kalimat gadis distrik putih yang dia ucapkan kemarin, dia menjawab sama seperti jawaban dari dari perempuan distrik putih tersebut kemarin lengkap dengan ekspresi angkuhnya. Kukira dia akan mengganti bagian itu tadi, sebab kata-kata tersebut menurutku yang paling membuat gadis dari distrik merah tersebut tersinggung, ternyata dia tidak mengubahnya. Sepertinya kekesalan dia terhadap gadis dari distrik putih tersebut lebih buruk dari yang kuperkirakan selama ini.

Kelompok laki-laki distrik merah tampak berseru dan bertepuk tangan setelah mendengar kata-kata dia tadi. Mereka tampak membuat ekspresi yang sama seperti yang dilakukan oleh kelompok distrik putih kemarin, terlihat puas sekali dengan ejekan yang dilancarkan oleh anggota perempuan dari distrik mereka tersebut.

"KAU!?" Teriak gadis itu memerankan dirinya sendiri dengan ekspresi jengkel dan menggertakkan gigi.

Yap, ekspresinya persis seperti yang ia lakukan kemarin.

Kemudian laki-laki distrik merah yang memerankan Kak Kamal tadi langsung memberikan amplop ke telapak tangan perempuan dari distrik merah tersebut sambil geleng-geleng menyeringai.

Kemudian perempuan itu melihat ke arah kami dan kelompok distrik merah lainnya juga melakukannya hal tersebut lalu mereka menutup penampilan mereka, menandakan kalau pertunjukkan mereka selesai.

Para peserta MOS memberikan tepuk tangan cukup meriah setelah itu lalu kelompok distrik merah turun dari panggung dan kembali duduk ke barisan mereka semula. Tersenyum-senyum kulihat gadis distrik merah itu kulihat tadi pas ia dan kelompoknya turun dari panggung. Ia kelihatan bahagia sekali.

"Penampilan mereka cukup provokatif, ya."

Ucap panitia gendut memakai mik sambil menyeringai.

Kemudian panitia gendut tampak meraih wadah kertas tersebut lagi, terus ia kocok-kocok lalu salah satu kertasnya muncul keluar dari wadah kertas. Beliau terlihat mengambil itu lalu membuka gulungan kertas tersebut.

"Okeh! Distrik selanjutnya yang akan tampil adalah ..."

Panitia gendut yang tadi masih senyam-senyum saat membuka gulungan beberapa detik yang lalu sekarang terlihat berubah ekspresinya jadi pucat pasi.

Ia lalu memandang jauh ke depan, ke arah distrik merah yang baru saja kembali duduk di barisannya semula lalu mengembalikan pandangannya ke kertas itu lagi. Ia kemudian menarik nafas panjang kemudian menghembuskan itu lalu geleng-geleng dan menggaruk-garuk kepalanya.

Sepertinya yang kena giliran adalah ...

"Distrik putih."

"OOOOUUUUHHHHH!!"

Seluruh peserta MOS berteriak!

***

Author Note

Halo Readers! Gimana sejauh ini ceritanya? Oh ya, bagiin juga ya cerita ini ke temen-temen, kenalan dan apalahnya kalian. Biar rame, biar bisa diskusi, nebak-nebak jalan ceritanya, dll. Thanks :)

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang