61. Kau Berusaha Memperpendek Umurku atau Apa?

14 4 0
                                    

Kenapa tidak ke tempat tinggalnya saja kalau begitu?

Kau berusaha memperpendek umurku atau apa?

Terakhir aku melakukan kontak visual dengan Elisha saat pendaftaran, yang bertemu di depan kantor guru kemarin-kemarin.

Sejak pendaftaran tersebut, aku tidak pernah melihat Elisha lagi. Bahkan Erza, selama dua hari beruntun, kuperhatikan selalu pergi dan pulang sekolah sendirian.

Wah kesempatan bagus itu, ya, 'kan?

Namun insting perempuanku memberitahu kalau kemungkinan itu semua hanya sebatas perangkap yang Elisha sengaja buat. Ia mungkin ada di sekolah ini, namun akunya saja yang barangkali kurang awas menyadari dia ada di sudut mana bersembunyi mengamati.

Setidaknya aku harus menahan diri dulu dan memeriksa kembali situasi sebenarnya itu seperti apa. Jangan sampai aku gegabah, teperdaya, lalu tergoda untuk mendekati Erza dengan segala bentuk kesempatan yang Elisha rencanakan.

"Nah ini adalah gedung utama."

"..."

"Di gedung utama ini ada aula di lantai atas."

Mmm ... gedung ini lumayan tinggi. Separuh dari area sekolah tampaknya bisa dilihat sekaligus dari atas sana, spot yang bagus untuk melakukan pengawasan.

"Aula tersebut dipakai untuk rapat guru, pertemuan dan lain-lain. Bisa dibilang itu ruang serbagunanya sekolah ini. Sementara di lantai dasar, itu ada ruang kepala sekolah, bisa dilihat di dalam sana. Ada juga ruang tamu terpisah khusus untuk pengunjung atau tamu, ruang tata usaha, ruang POKJA, Ruang LSP dan-"

"Ruang LSP itu apa, kak?" Mendadak, salah satu anggota kelompok laki-laki di dekat kakak itu memotong.

"Mmm. Apa, Gil?" Kakak pembimbing yang menjelaskan dan dipotong tadi, cepat melirik ke rekannya yang kebetulan ada di sebelah dia, dengan ekspresi meminta bantuan.

Lalu rekannya tersebut dengan sigap dan santai membalas dengan hanya menaik-turunkan bahu tanpa bersuara dan tanpa tedeng aling-aling. Datar.

Kakak yang bertanya tadi menampilkan ekspresi wajah tepok jidat, tapi tidak ada acara tepok jidatnya.

"Mmm ... mungkin ruang Lembaga Simpan Pinjam?" Jawab kakak itu menampilkan muka tidak tahu malu kalau itu benar atau tidak. Seriously? Ada apa dengan kakak-kakak ini? Apa kalian tidak peduli dengan reputasi kalian di hadapan kami, para calon adik kelas? Kalian sekolah di sini udah berapa tahun, loh.

"Nanti kita masuki saja ruangannya sendiri untuk mencari tahu, ya." Sambung kakak tersebut, cepat.

"Ada yang mau ditanyakan lagi?" Tanya kakak itu kembali.

Dengungan khas yang pengeras suara buat terdengar lalu mereda dan yang terdengar setelah itu hanyalah suara semua peserta MOS yang saling berbicara dengan volume yang lumayan rendah.

"..."

"Jadwal rapat guru apa kakak punya?" Tiba-tiba laki-laki yang sama, yang di dekat kakak tadi, yang mendadak bertanya tadi, bertanya lagi.

"Nyari pulang cepat terus kamu ini."

Lalu semua orang yang mendengar itu tertawa sebentar kemudian dua kakak yang ada di depan tersebut terlihat ingin melanjutkan penjelasan tur-nya di gedung utama ini dengan melangkah ke arah pintu masuk ke dalam ruangan.

Namun mendadak, seseorang terdengar berdehem beberapa kali. Kakak-kakak yang ada di depan menyadari ada rekan yang mau berkomunikasi jarak jauh dengan mereka lalu kakak-kakak yang ada di depan itu mengurungkan niat mereka untuk lanjut melangkah kemudian tolah-toleh mencari asal suara dari deheman tadi.

Banyak peserta-peserta MOS lain juga turut ikut celingak-celinguk mencari asal suara dari deheman tersebut dan itu memicu rasa penasaranku muncul dan aku juga ikut-ikutan melihat ke sana ke mari mencari itu, melakukan hal yang sama dengan mereka.

Terus aku mendapati banyak peserta MOS yang melihat ke arah dari salah satu kakak pembimbing yang ada di belakang, yang juga satu-satunya sedang melihat ke arah kakak-kakak yang ada di depan, yang menjelaskan gedung-gedung tadi. Kakak-kakak yang ada di depan kulihat juga sudah menemukan kakak yang ada di belakang, lalu salah satu kakak yang ada di depan, yang ditanyai ruang LSP itu apa tapi tidak tahu tersebut, membalas deheman itu dengan menunjukkan raut muka "Ada apa?" sambil mengangkat alis beberapa kali kepada kakak yang ada di belakang.

Lalu kakak di belakang itu kemudian melakukan gerak-isyarat menggunakan kepalanya dan berulang-ulang melihat ke arah salah satu kelompok MOS, kakak di belakang tersebut sepertinya ingin membuat kakak-kakak di depan itu melihat ke arah yang ia inginkan.

Kelihatannya ada sesuatu yang sedang terjadi, tapi apa?

Aku sempatkan mencari obyek yang sama seperti kakak di belakang tersebut lihat dengan hati-hati membelokkan pandangan ke sana dan ....

Uwah ....

Ternyata itu.

***

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang