Adiknja (SELESAI)

80. Megaphone

Kemudian, distrik-distrik lain silih bergiliran dipanggil untuk membawakan pertunjukkan mereka.

Jenis-jenis yel-yel yang mereka tampilkan bermacam-macam. Ada distrik yang memakai lagu-lagu stok, yang sudah sering (dan terlalu umum) dipakai dari generasi ke generasi. Ada distrik yang yel-yelnya dengan gaya suku pedalaman. Ada juga yang lebih formal, seperti pasukan pengibar bendera waktu tujuh belasan.

Distrik-distrik yang melakukan seperti apa yang kelompok distrik putih dan merah lakukan, membawakan yel-yel yang menyinggung seseorang juga ada (mereka menyindir kakak-kakak panitia MOS dan menyinggung kakak pembimbing mereka sendiri ngomong-ngomong), tapi dalam pembawaan dan momentum masih jauh lebih baik kelompok distrik merah dan distrik putih barangkali ketika tampil, masih jauh lebih mendingan mereka.

Maksudku di sini itu lebih ke cenderung berhasil-tidaknya efek sindiran yang mereka alamatkan pas tampil. Sindiran kelompok distrik putih dan kelompok distrik merah terasa lebih bekerja daripada yang dilakukan oleh kelompok-kelompok distrik yang lain. Malah banyak kelompok yang jatuhnya itu jadi canggung kurasa pas membawakan penampilan, karena gagal menciptkan situasi dan kekurangan banyak hal serta nggak relate sama sekali dengan para peserta MOS.

Kenapa?

Ya, karena .... coba dipikir-pikir lagi. Kelompok yang menyindir kakak-kakak panitia MOS, mereka salah apa? Neriakin peserta MOS? Dan itu relate tidak sama kami kebanyakan, para peserta MOS lain? Nggak semua.

Terus kelompok yang menyindir kakak pembimbing, mereka salah apa? Dan itu relate tidak sama kami kebanyakan? Para peserta MOS lain? Sama sekali nggak.

Keadaan kelompok distrik putih dan distrik merah beda. Mereka sudah memiliki kondisi-kondisi tersebut. Mereka melibatkan banyak orang sejak kejadian cekcok gadis distrik merah dan distrik putih bermula. Mulai dari hal yang menyebabkan kenapa mereka bisa cekcok, peserta MOS dan kakak-kakak panitia sama kakak pembimbing tahu itu semua, pas tatap-tatapan ketika tur sekolah, semuanya juga mengetahui hal tersebut dan klimaks-nya terjadi ketika pas yel-yel dan penampilan distrik tadi.

Seharusnya mereka memikirkan atau memiliki hal-hal itu dulu baru mau menampilkan sesuatu yang heboh untuk menciptakan situasi dan mendapatkan hasil yang kiranya setara sama yang didapatkan kelompok distrik merah dan kelompok distrik putih.

Tapi walaupun seperti itu, aku masih tetap merasa takjub melihat penampilan mereka semua. Bagaimana tidak, yel-yel yang mereka tampilkan seru-seru. Semuanya terlihat menikmati acara MOS kali ini, sementara keadaan anggota distrikku tampak suram, mereka mungkin menyesal dan iri karena tidak melakukan yel-yel secara sungguh-sungguh.

Yah, meskipun tidak bisa dipungkiri juga ada kelompok distrik lain yang tampil ala kadarnya dan dipaksakan seperti kami. Tapi hal tersebut tidak terlalu membuat anggotaku merasa nyaman atau merasa ada teman kalian mengerti, 'kan apa maksudku?

"..."

"Distrik abu-abu. Apa kalian sudah bisa memulainya?"

Ngomong-ngomong soal penampilan yang kacau, aku tidak menyangka ada yang lebih parah dari distrik kami nasibnya. Distrik abu-abu, yel-yel mereka kabarnya mempunyai kesamaan dengan distrik hitam. Sejak nama distrik mereka dipanggil tadi, distrik abu-abu tidak kunjung pergi ke depan untuk tampil. Kedua kakak pembimbing mereka meminta waktu tambahan pada panitia untuk mengurus beberapa hal dan waktu mereka sekarang sudah habis.

Kakak-kakak pembimbing mereka saat waktu belum habis, meminta bantuan pada kakak-kakak pembimbing dari kelompok distrik yang ada di dekat barisan kelompok mereka.

Kak Aldi dan Kak Fauzio adalah satu dari sekian kakak pembimbing yang berusaha membantu mereka mencari jalan keluar walaupun barisan kami berada jauh, dan Kak Fauzio itu juga yang pertama kali membantu menyebar dan memberitahu informasi meminta pertolonan tersebut ke kakak-kakak pembimbing kelompok distrik lain dan ke kami jadi kami bisa tah, yang barisannya berada jauh dari distrik abu-abu.