106. Itu Bisa Menimbulkan Kesalahpahaman

10 3 1
                                    

Lalu kuperhatikan apa yang gadis itu akan ia lakukan.

Astaga! Dia masuk melewati kolong kaki-kaki siswi-siswi perempuan yang berjejal di pintu.

Kau tidak takut kena injakan kaki-kaki mereka? Terlebih lagi, orang yang kau lewati besar sekali bisa menyadarimu sedang lewat di antara kaki mereka. Itu bisa menimbulkan kesalahpahaman yang pelik walaupun kamu sama-sama perempuan!

Ah, aku tidak bisa melakukan itu. Aku masuk lewat celah-celah badan mereka dengan cara yang agak memaksa saja, kehormatan masing-masing harus tetap dilindungi satu sama lain.

(Aku menghela napas) ... O-ok, aku ke dalam ...

Aduh ...

... aww

Aww!

Arghh.

Maaf, permisi ...

"..."

Du-du-duh ...

Maaf, ya ...

Permisi ...

"...!!"

Aku tak sengaja terlalu menyerempet aset sebelah kiri milik salah seorang perempuan. Dia cepat berpaling menoleh padaku dan aku liat dia sudah mengempalkan tangannya dan mau mendaratkan hal tersebut ke mukaku.

Wowowow! Tahan, Sis. Tahan. Aku perempuan. Kita sama-sama perempuan.

Mengetahui kalau aku dan dia sama-sama kaum hawa. Ia lalu menurunkan kepalan tangan dia dan mengembalikan arah pandangannya kembali seperti semula, tidak memperpanjang masalah ini lagi.

Buset, dah.

Dia mengepalkan tangannya, ya ampun. Gila itu orang. Street fighter, ya dia?

Kalaupun dia seorang perempuan yang belajar self defense untuk melindungi dirinya dari laki-laki mesum. Seni bela diri apaan yang mengajarkan dia untuk mengepalkan tangannya dulu seperti itu? Aku yakin Taekwondo, Karate tidak mengajari itu. Silat? Kurasa itu juga bukan.

Ugh, tapi aku beruntung aku tidak menemui perempuan yang langsung main tampar saja ketika aset-nya diganggu tanpa seizin dia.

Jera aku. Jera. Aku akan mengingat ini. Aku tidak akan lagi ikut berjejalan seperti ini lagi untuk mendapatkan sesuatu.

Kecuali aku jatuh miskin, mau tidak mau aku harus ikut berjejalan untuk mendapatkan bantuan sosial. Sepertinya aku harus belajar seni menyikut. Sepertinya aku pernah liat di Youtube ada seperti itu. Nanti aku cari lagi.

"..."

Ahh. Akhirnya ....

Akhirnya aku berhasil masuk ke dalam ....

Woah.

Aku melihat kembali pintu keluar yang saat ini masih dijejali oleh banyak manusia, yang baru saja ku terobos masuk.

Woah. Tidak bisa dipercaya aku berhasil melewati itu. Aku lalu-

Waktu aku menoleh ke dalam kelas, aku langsung disambut panorama seorang kakak kelas laki-laki yang sedang sibuk memberikan tanda tangannya.

Kakak itu duduk di atas satu-satunya meja yang ada di barisan paling tengah kelas. Sementara meja-meja dan kursi-kursi lain terlihat banyak di tumpuk-tumpuk pada bagian belakang kelas.

Dengan duduk menumpang-tindihkan kaki, kakak tersebut menandatangani kertas-kertas yang bergantian diberikan peserta-peserta MOS ke dia seperti CEO super sibuk dibantu oleh asisten-asistennya (yang kali ini benar-benar work, nggak ngebucin terus) menandatangani sebuah dokumen-dokumen. Cepat menerima, cepat juga dia menandatangani kertas tersebut.

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang