7. Apa Ada Yang Sudah Bisa Menebak

118 66 1
                                    

Erza dan aku seangkatan ngomong-ngomong. Kami lahir di tahun yang sama. Kalau dibandingkan dengan Elisha, umur kami terpaut 2 tahun. Dan ya, Elisha Vania lulus SMP terlebih dahulu saat Erza dan aku masih baru berada di tahun kedua.

Pengawasan yang dilakukan Elisha terhadap Erza tetap berjalan dan justru kian menggila sampai kelulusannya itu tiba. Satu bukti nyata dan awal pertama kali kami mendapati Elisha sedang melakukan suatu perubahan penjagaan pada Erza ketika ia kami ketahui mengurangi sampai berlanjut mematikan jasa siswa laki-laki yang mengekori adiknya itu.

Laki-laki tersebut menurut perkiraan kami, kemungkinan besar tidak bisa dipercaya sepenuhnya lagi oleh Elisha. Dari pengamatanku saja sudah sangat jelas anak tersebut melakukan sesuatu yang meragukan. Seperti ... dia sedang menaruh ketertarikan pribadi pada Erza.

Bukan menyukainya, namun lebih ke arah bersimpati pada situasi Erza yang begitu terkekang.

Siswa laki-laki tersebut pernah kami dapati di kantin kayak ... sengaja begitu, dan perbuatannya tersebut konsisten, memberikan teman-teman perempuan dari kelas dia sendiri kesempatan untuk mengobrol dengan bebas bersama Erza pada jam tertentu di saat Elisha sibuk dan tidak ada di sekitar.

Elisha boleh jadi juga mengetahui itu anak melakukan hal tersebut dan boleh jadi lagi Elisha khawatir ia akan sengaja melakukan kesalahan lalu mengkhianati kepercayaannya lebih dari itu.

Sebagai gantinya, Elisha melakukan peningkatan pengawasan untuk menjaga Erza dengan banyak menaruh orang-orang baru dari siswa/i di SMP sekolah ini juga, yang lebih dia percayai, pada hari-hari terakhir ia bersekolah di sini.

(Kalau kalian bertanya-bertanya kenapa tidak ada "pendekatan" di dalam kelas Erza sendiri. Itu karena orang-orang Elisha juga ada di sana mengawasi dan hal tersebut sudah ada, bahkan jauuuuh sebelum para perempuan pada mulai menaruh perhatian pada Erza. Namun yang ini dalam skala kecil. Cuma di area kelasnya saja).

(Baik, kembali ke topik).

Semula aku dan yang lainnya beranggapan kalau operasi pendekatan ke Erza kali ini akan mudah dilakukan karena Elisha sudah tidak ada di sekolah ini. Dia lulus. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata lebih banyak kejadian yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, yang malah menimpa para penyuka Erza ketika melakukan operasi pendekatan dengan rintangan orang-orang Elisha tersebut.

Salah satu peristiwa yang paling membekas di ingatan semua orang barangkali adalah ketika sekolah sedang mengadakan ujian kenaikan kelas untuk siswa-siswi tahun pertama dan kedua.

Pada peristiwa tersebut, para perempuan yang diduga mungkin sekali mengancam atau menciptakan sesuatu yang bos besar Elisha tidak ingin terjadi, ditandai oleh orang-orang Elisha dengan suatu cara yang agak ... eksentrik.

Aku tidak mau tahu bagaimana ceritanya orang-orang Elisha dapat membedakan kalau para perempuan yang mereka ingin tandai tersebut adalah penyuka Erza atau siswi biasa. Intinya aku bisa mengenali mereka adalah perempuan yang sudah kena tanda dari orang-orang Elisha tadi dengan melihat para perempuan itu memakai masker atau tidak, lalu langkah kedua adalah memperhatikan masker tersebut dengan seksama, apakah pada masker tersebut kelihatan ada warna merahnya atau tidak ada warna merahnya, jika ada berarti dia positif.

Dengar, dengar ....

Sekali lagi masalah ini aku cuma tahu teknisnya saja ya, dan juga sekali lagi aku mengingatkan bahwa aku tidak tahu bagaimana orang-orang Elisha tersebut dapat menentukan kalau perempuan itu adalah penyuka Erza atau siswi biasa.

Terus bagaimana soal yang merah-merah di masker tadi.

Nah, kalau hal tersebut baru aku memiliki ceritanya.

***

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang