107. Shanghaied

10 2 1
                                    

"Oh, ya. Mana yang lain? Mana Lydia dan Alma-"

Kemudian bunyi mirip efek suara kapal Flying Dutchman yang dipaksa Spongebob untuk "terus-terus" saat lambung kapal tersebut bergesekan ketika melewati karang di episode dengan judul "Shanghaied" terdengar dan Alma tampak terlihat menerobos kerumunan peserta MOS dengan kekuatannya diikuti Lydia di belakang. Mereka dengan mudah melewati para peserta MOS yang berdesak-desakan dan dengan mudah juga mereka menyodorkan kertas tanda tangan untuk meminta tanda tangan ke kakak genit.

Setelah mendapatkan tanda tangan kakak itu, Alma kemudian putar haluan keluar kelas dengan cara menerobos yang sama bunyinya dan masih diikuti Lydia di belakang.

Dan dalam waktu yang sama, ketika aku mau melanjutkan pembicaraanku yang sempat terpotong tadi dengan Arillia, mengenai kejadian cepat barusan, Arillia tiba-tiba terbawa arus oleh peserta-peserta MOS yang berjejalan, yang berusaha keluar dari kelas ini dan ketika terbawa arus itu dia berseru padaku kalau ia meminta maaf sekali lagi kalau dia sudah menamparku dan tidak lama berselang, Arillia lalu hilang dari pandangan.

(menghela napas kemudian menghembuskannya).

Ada-ada saja.

Aku perlahan mengangkat kedua tanganku ke udara sejajar dengan dada agar tidak kembali terjepit dan menimbulkan masalah seperti tadi.

Namun belum lama aku terbebas dari masalah tangan tergencet tadi, giliran badanku lagi yang tergencet dan kali ini aku kira aku tidak bisa lagi meloloskan diri, mereka sangat menggencet badanku.

Di tengah keadaan tersebut, aku melihat ke arah kakak genit yang tampak masih sibuk memberikan tanda tangan di sela-sela tubuh peserta MOS yang menggecetku. Penglihatanku kemudian mulai agak kabur. Napasku juga terasa berat.

Ah, ini terjadi lagi sepertinya.

Cukup sampai di sini saja kali, ya? Aku tidak tahan. Orang-orang di sini banyak sekali. Mana panas lagi. Bisa-bisa aku pingsan dan keinjak-injak nanti. Kosongkan saja kalau begitu, untuk kakak genit ini.

Dalam keadaan yang masih tergencet dan masih berusaha untuk tetap sadar dan berusaha untuk keluar dari situasi itu dan dengan padangan agak kabur juga, aku melihat kakak genit tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya, terus tidak meladeni lagi kertas-kertas yang diberikan peserta MOS lain. Itu membuat peserta MOS yang berada di dekatnya sedikit terurai.

Aku tak bergerak kemanapun melihat dia melakukan itu. Tapi aku berusaha mundur dengan sisa tenaga dari tempat aku berdiri tadi, sebab kakak genit ini, dia entah kenapa terlihat seperti tergesa-gesa berjalan mendekat ke arahku dan seperti hendak menangkapku dengan raut wajah yang sangat cemas.

Lalu sekumpulan peserta MOS yang menggencetku tadi berhenti menggencetku dan badanku terbebas dari mereka, sebab satu-persatu dari mereka mendekati dan menggerumbungi kakak genit yang merapat ke aku tadi, bersamaan dengan para peserta MOS lain yang ditinggalkannya tiba-tiba barusan pas dia mendadak berdiri mendekatiku, untuk kembali memintainya tanda tangan.

Kakak itu dikerumuni mereka lagi.

Mendadak ada yang menarik bajuku dari belakang dan akupun melihat ke sana "Kau mendapatkannya? Sekarang giliranku." Terang dia. Ternyata yang menarikku adalah gadis dari distrik abu-abu dan sekarang dia ikut mendekati para peserta MOS lain yang mengerumbungi kakak genit.

Tidak lama setelah itu. Aku merasa aku sudah mulai baikan dan tidak pusing lagi, kepalaku berkurang sakitnya, dan aku mendapati gadis dari distrik abu-abu sudah keluar dari gerombolan peserta MOS yang mengepung kakak genit tadi, terus dia mendekat ke sini.

"Sudah?" Tanyaku ke dia.

"Sudah." Jawab dia singkat. "Yuk kita kumpul." Tambahnya lagi dan itu membuatku kaget.

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang