37. Shopping

26 10 0
                                    

Pelaksanan Pra-MOS dengan pelaksanaan MOS jaraknya itu sehari. Misalnya Pra-MOS dilakukan tanggal 17. MOS dilakukan tanggal 19.

Selama itu, aku mesti sabar mendapat tekanan dari kedua sisi. Aku sudah dipusingkan dengan betapa sukarnya memperoleh barang-barang MOS yang diminta oleh kakak pembimbing dan itu kemudian ditambah lagi dengan mendengarkan keluhan bibi yang menemaniku belanja barang-barang tersebut setiap kali kami selesai membelinya.

Aku sebenarnya ingin shopping sendiri, mencari benda-benda MOS ini karena sebelum bibi ada sampingku sekarang, menyetir dengan tingkat kekesalan yang memuncak dan dapat meledak kapan saja. Dirinya, satu setengah jam yang lalu masih rebahan di sofa ruang tamu sambil menonton TV dan tidak mau membantuku.

"Susah mencari barang-barang itu, Frida."

Tapi ia juga melarangku memakai skuter suaminya dengan alasan aku belum mempunyai surat izin mengemudi. Aku bilang "Terus aku pakai apa?" bibi menjawab "Pakai sepeda." lalu aku mengingatkan lagi kalau sepeda yang bibi maksud baru dia pinjamkan ke tetangga sebelah beberapa puluh menit sebelumnya dan ia baru sadar kalau larangannya menjadi berbenturan dengan manuver yang baru saja ia lancarkan padaku.

Mau tidak mau, bibi akhirnya menemaniku membeli perlengkapan MOS, memakai mobil yang sama ketika dia menjemputku di bandara, yang ukurannya hampir memenuhi setengah dari lebar jalan komplek perumahan tersebut.

Dan ketika aku membantu bibi mengeluarkan mobil SUV milik suaminya dari carport rumah yang sempit itu. Itu loh, ingatkan yang waktu aku pertama sampai ke rumah bibi? Situasinya ya ampun sama cerewetnya ketika ia meminta aku dan Grisnald membantu memasukkan mobil ke carport itu waktu pertama kali datang, bahkan cenderung lebih menjengkelkan lagi menurutku.

Kenapa SUV dan tidak memakai skuter? Karena dia ...

"Aku tidak ahli dalam mengendarai kendaran roda dua."

Sejujurnya, kalaupun aku diizinkan mencari barang-barang ini sendirian, tidak ada harapan bagiku dapat mengumpulkan semuanya dalam waktu sehari. Sebab aku kurang-lebih baru 240 jam ada di kota ini. Aku belum banyak mengetahui jalan-jalan yang ada di sini apalagi mengetahui di mana saja tempat-tempat orang yang menjual barang-barang keperluan MOS-ku.

"Apa itu yang terakhir?" Tanya bibi waktu aku masuk ke dalam mobil setelah selesai membeli kaos lengan panjang warna oranye dan celana panjang kain warna hitam di suatu pasar.

"Belum?"

"Berapa banyak lagi?"

"Banyak."

"Apa di pasar ini juga tidak ada?"

"Ada. Tadinya." Aku menghela napas. "Setiap penjual yang kutanyai barang yang kucari selalu mengatakan hal yang sama. Stoknya habis. Remaja-remaja yang lain juga banyak yang membeli itu. Kita terlambat terus."

Bibi menghela napas kemudian ia menghidupkan mesin mobil lalu kami keluar dari area parkir pasar.

Aku tidak tahu apakah ini sudah diatur sedimikan rupa oleh panitia MOS atau cuma kami seorang yang sedang tidak beruntung hari ini.

"..."

Asal kau tahu saja, benda-benda MOS yang paling banyak kami dapatkan setiap toko yang kami datangi, cuma dua jenis barang yang kami bisa peroleh, dua jenis. Bahkan kami sangat sering hanya mendapatkan satu benda setelah mencarinya ke lebih dari lima toko berbeda, cuma satu barang yang didapatkan dan begitu seterusnya. Bahkan terkadang yang paling apes, barang yang kami cari setelah keliling kota tidak ada satupun toko yang menjual, bibi hampir gila karena itu.

"Putar kemana lagi ini, Frida?"

"Kita belum membeli kalung berwarna."

"Itu tadi, 'kan ada di toko pakaian. Kita sudah berkali-kali ke toko pakaian yang berbeda, kenapa kau tidak membelinya?"

"Kukatakan habis semua, 'kan tadi? Apa bibi tidak ingat?"

"Benarkah?"

"Iya. Ayo! Toko bahan pakaian mana lagi yang bibi tahu?" Tanyaku sambil melihat ke depan, ke jalanan yang dipenuhi sepeda motor dan mobil berlalu-lalang dari dalam mobil.

"Apa itu benda terakhir?"

"Ya. Semua yang ada di daftar sudah dibeli."

"Baiklah. Karena itu barang terakhir kita pergi ke ke sana saja, ke pinggiran kota yang lain."

***

Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang