86. Gawangnya Basket?

10 1 0
                                    

"Woooww!!"

Senda-gurau kami tiba-tiba teralihkan ketika para peserta MOS tiba-tiba bergemuruh, dan ketika kami berempat menoleh ke sana, kami mendapati salah satu anggota eskul basket sedang menunjukkan kemampuan dia membawa bola kemudian dengan cepat mengelak, mengelabui lawan dan mereka terpesona ketika ia melempar dan dapat membuat bola basketnya tersebut masuk ke apa itu? Gawangnya basket? Yang jaraknya jauh sekali setelah melewati lawan.

Kata salah satu anggota eskul basket, ketika pemain berada di luar area berbentuk setengah lingkaran yang berada di lapangan basket, yang dekat dengan gawang basket itu, saat dia memasukkan bola ke ring (oh, itu ring namanya) lalu bolanya masuk, dia akan mendapatkan lebih banyak poin hanya dengan sekali lempar ke dalam sana daripada ketika ia memasukkan bolanya saat dia berada di dalam area tersebut.

Aku sempatkan melirik ke Alma untuk mengonfirmasi itu dan kulihat dia mengangguk-angguk mendengar penjelaskan itu kakak ketua eskul basket. Sepertinya itu informasi yang benar.

Setelah untuk kebolehan mereka selesai, tidak seperti eskul lain, eksul basket membuka sesi pertanyaan.

Ada banyak yang mengangkat tangan dan ada satu anggota dari distrik merah, peserta MOS laki-laki, yang beruntung dipilih untuk dipersilakan bertanya.

"Kak ketua." Dia bertanya pada ketua eskul basket itu langsung. "Apa kakak bisa menunjukkan cara mengelabui lawan dengan teknik ankle breaking pada kami?"

Woah apa lagi itu? Dan entah yang kutulis tadi benar atau tidak, tapi intinya hal tersebut adalah yang kudengar dan dapat kutulis.

Kemudian ketua eskul basket menjawab langsung pertanyaan peserta MOS laki-laki tanpa jeda kalau trik tersebut dia kurang menyukainya dan ia antipati terhadap sesuatu seperti itu.

"Kakak main bersih saja." Lanjut kakak tersebut, terus peserta MOS tertawa mendengarnya.

"Dia mungkin berdalih, padahal sebenarnya tidak bisa." Sahut Alma berbisik, pesimis.

Sesi pertanyaan kedua kemudian dilakukan lagi, banyak yang mengangkat tangan dan dari sekian banyak yang mengangkat tangan, kali ini yang di pilih adalah seorang perempuan. Dia satu-satunnya perempuan yang mengangkat tangan ngomong-ngomong.

Dan, oh ....

Itu gadis dari distrik merah.

"Kak ketua." Perempuan tersebut kemudian mulai bertanya pada ketua eskul basket.

"Ya?" Sahut kakak itu.

"Kakak sudah berapa kali pernah pacaran?"

"Eh?" Reaksi kakak itu, kaget.

Perempuan ini malah bertanya soal asmara dan itu membuat semua yang ada di sini bergemuruh. Kudapati kakak itu masih membeku dan beberapa detik kemudian ia kembali sadarkan diri. Sepertinya dia tidak mengantisipasi pertanyaan tersebut keluar dari mulut calon adik-adik kelas mereka.

Dan apa gadis distrik putih akan meladeni dia.

Kuperhatikan dia di distriknya dari kejauhan. Dia tidak bereaksi, dia hanya duduk mendekapkan kedua pahanya dan telungkup di situ, kelihatannya ia tidak tertarik sama sekali dengan aksi perempuan distrik merah, atau bahkan acara perkenalan eskul ini secara keseluruhan.

"Sudah kakak bilang, kakak main bersih." Jawab kakak ketua tersebut.

Lalu itu disambut tawa lagi oleh para peserta MOS yang berhasil memahami candaan kakak ketua dengan menghubungkan ke jawaban ankle breaking dia tadi.

"Apa sudah puas jawabannya, dek?" Tanya panitia pembawa acara ke perempuan yang bertanya tadi.

"Belum." Jawab perempuan itu datar, dan para peserta MOS terkekek-kekek menahan tawa.

"Coba tanyakan yang di sebelahnya." Pinta si perempuan pada kakak panitia pembawa acara, terus tawa peserta-peserta MOS berhasil pecah lagi, namun cepat mereka redakan untuk mendengar kelanjutannya.

"Yang ini?"

"Ya. Yang itu."

Pembawa acara memindahkan mikrofon ke anggota klub basket yang ada di sebelah ketua. Kakak di sebelah ketua tersebut, ketika ujung mik didekatkan oleh panitia pembawa acara ke mulutnya terus kakak itu terlihat mau menjawab, secara mendadak, sang ketua eskul basket menggeser pembawa acara tersebut melewati satu demi satu anggota klub basket yang berbaris sambil bilang "Sudah-sudah. Mereka tidak ada bedanya."

Peserta MOS tergelak lagi mendengar itu.

Lalu pembawa acara tadi diberhentikan ketua eskul basket di tempat anggota eskul drama.

"..."

Perkenalan berlanjut sampai ke OSIS. Ini yang menarik perhatianku. Kak Aldi dan kakak genit yang mendatangiku sewaktu makan siang termasuk bagian di dalam organisasi sekolah tersebut. Masing-masing menjabat sebagai bendahara untuk Kak Aldi dan kakak genit jadi kordinator bidang. Aku tidak tahu apa yang dikerjakan laki-laki itu, tapi yang pastinya di sini dia adalah bawahannya Kak Aldi.

Terdengar kasar? Namun itu memang tepat karena jabatan tinggi dalam organisasi itu umumnya adalah ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Di luar daripada itu sebut saja langsung bawahan. Tidak perlu diperhalus lagi sebab kenyataannya begitu.

Anggota-anggota umum yang kusebutkan barusan, ketua, wakil dan lain-lain tidak diberitahukan pada kami nama-nama mereka sebab kata kakak genit, percuma menyampaikan itu sekarang, tapi orang yang disebut tidak ada di tempat.

Dasar kakak itu. Pendapat dia saja kah yang penting dan mesti dituruti?

Kesimpulan sementara saat ini, Elisha tidak mengikuti ekstrakulilkuler apapun. Kemungkinan dia membenamkan dirinya ke organisasi resmi sekolah. Tapi aku tak terlalu yakin dia ada di sana mengingat Elisha juga tidak masuk dalam OSIS ketika dia masih SMP.

Jadi siswi biasa saja dia sudah tidak ketanganan mengawasi Erza sewaktu SMP apalagi ketika ia menjadi orang penting di sekolah. Kecuali tahun ini dia berhenti dari jabatannya karena Erza masuk.

***

Author Note:

Buat yang tidak familiar dengan basket dan "setengah lingkaran" yang ku-mention sebelumnya :)

Buat yang tidak familiar dengan basket dan "setengah lingkaran" yang ku-mention sebelumnya :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adiknja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang