Part 2

8.9K 547 12
                                    

Kali ini Sehun teringat. Irene belum makan karena Sehun menjemputnya saat Irene baru saja bangun tidur dan sekarang dia hanya diam di kamar. Mana mungkin dia keluar untuk meminta makan. Dan saat Sehun melihat jam, dia sedikit terkejut. Ini sudah pukul 11. Irene melewatkan sarapannya.

"Ku pikir sekarang buah tidak apa-apa." Sehun ke dapur dan meminta asisten pribadinya untuk mengantarkan buah-buahan ke kamar Irene. Lalu dia harus menemui anak buahnya, yang katanya sudah berhasil menangkap pelaku yang mengganggu kehidupannya. Semua orang sudah tau. Orang yang mengusik kehidupan Oh Sehun akan mati di tangannya sendiri. Tapi tak banyak juga yang mempercayainya.

Setelah masuk ke ruangan itu, terlihatlah seseorang laki-laki yang sedang terikat dan sudah berlumuran darah dan beberapa lebam di tubuhnya.

"Jadi ini, kamu Tio kan?" Dia menggeleng. Sehun duduk di bangku yang tersedia di depan nya dan menarik rahangnya dengan keras. "Siapa namamu?" Tanya Sehun.

"Aku Rio, saudara kembar Tio, anak buahmu salah menangkap orang. Aku adik dari tio." Sehun melepas cengkramannya.

"Apa buktinya?"

"Kamu bisa membuka ponselku, disana ada foto kamu berdua, yang kamu cari adalah Tio bukan diriku."

Sehun membuka ponselnya dan melihat isi galerinya. Banyak foto mereka sedang berdua. Kali ini sehun membiarkannya dulu lalu menyuruh tangan kanannya untuk menemuinya.

"Apa benar mereka kakak beradik?" Tanya Sehun.

"Setau saya tidak bos."

Dorrr....

Seketika, timah panas itu baru saja dilepaskan dan bersarang di kepala pria itu dalam sekejap pria itu tewas. Mengapa? Sehun baru saja menembaknya. Dia punya alasan yang jelas. Tangan kanannya itu sudah tidak dapat dipercaya dan hanya mengandalkan apa yang dia tau, tidak mencari informasi lebih dalam. Itu tidak membuat Sehun puas. Jadi lebih baik dia menyingkirkannya. Semua orang yang bekerja dengan Sehun, harus pintar. Atau mereka akan berujung senasib dengan mayat di depan sehun.

Karena sudah muak melihat mayat itu yang sudah tidak bergerak, Sehun menyuruh anak buah nya untuk menyingkirkan mayatnya ke hutan. Agar tidak ditemukan oleh orang lain.

Sekarang, karena orang tersebut bukan orang yang sehun incar, dia menyuruh mereka melepaskannya dan mencari lagi.

Tidak lama, salah satu anak buahku memberikan sebuah dokumen. Sehun melihatnya. "Dimana kamu menemukannya?" Tanya Sehun.

"Di dalam tas miliknya, bos." Jawabnya dengan cepat.

"Kamu sekarang mengantikan posisinya, siapa namamu?" Tanya Sehun lagi.

"Jason bos." Jawabnya

"Baiklah, mulai besok kamu akan menjadi assisten pribadiku, jangan mengulang kesalahan yang sama."

Dia mengangguk cepat. Dia mengumpulkan informasi dengan cepat dan akurat, dia mengambil dari sumbernya langsung. Tentu saja itu yang Sehun mau.

Setelah Jason pergi, Sehun pikir ingin kembali mengecek kondisi Irene. Ya karena dia adalah tanggung jawab Sehun sekarang.

Saat Sehun masuk ke kamar itu, terlihat Irene yang sedang berbaring di atas kasur itu. Sepertinya hanya tidur. Ya karena Sehun tidak menginginkan apapun, ya awalnya dia pikir ingin menjual Irene ke pasar gelap. Namun, itu sama sekali tidak ada untungnya untuk Sehun. Dia sudah sangat kaya raya.

"Hei, jika kamu lapar telepon saja ke dapur, jangan keluar dari kamar ini. Mengerti?"

Dia tidak melihat Sehun. Hanya mengangguk. Ini baru untuk Sehun. Biasanya semua anak buahnya akan menghormati dia, berbeda dengan Irene. Dia bahkan tidak benar-benar menjawab Sehun dengan benar.

Sehunpun segera keluar dari kamar itu sebelum emosinya meledak lagi. Dia selalu saja merasa kesal melihat sikap Irene. Tapi mau bagaimana. Sehun juga tidak bisa membunuhnya. Walaupun Sehun adalah psikopat, dia tidak membunuh sembarangan orang. Hanya orang yang mengusik kehidupannya dan membuat Sehuh terganggu. Jangan harap bisa hidup tenang jika sudah berurusan dengan Oh Sehun.

Saat dia keluar, dia melihat anak buahnya. Mereka bahkan belum menyentuh mayat itu, Sehun sudah muak dengan mereka yang tidak berguna. Dia mendekati mereka dan menebas kepala salah satu dari mereka dengan pisau yang ada di dekatnya.

Mansion sehun memang tidak normal, banyak benda tajam di sekitar nya yang tidak boleh dipindahkan anak buahnya. Itu adalah keperluan Sehun. Mereka semua yang melihat itu langsung berlari dan membereskan mayat yang tertunda tadi. Sialnya. Irene kebetulan keluar dan melihat kepala manusia yang baru saja ditebas oleh Sehun.

Dia tampak ketakutan. Dan sehun sendiri, dia merasa marah karena Irene tidak mau menurutinya. Walau sudah dikatan berapa kali agar tidak keluar kamar.

"APA YANG KAMU LAKUKAN?", Sehun mendekat ke Irene. Irene pun hanya berdiri memantung melihat Sehun.

"Maaf aku akan kembali." Ucap irene pelan. Namun dia tidak langsung di perbolehkan. Sehun sudah menahan tangannya.

"Anak nakal akan selalu mendapat hukuman, baby..."




TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang