Hari ini Sehun sudah kembali, dia sangat tidak sabar ingin bertemu kembali dengan Iran setelah beberapa hari. Sebenarnya selama beberapa hari saya yang tahu apa yang dilakukan oleh Irene, tapi tentu saja dia akan membiarkan Irene melakukan nya dan akan meminta pertanggungjawaban Irene atas semua yang sudah dia lakukan.
Irene sama sekali tidak mengetahui hal itu, dia masih asik bermain dengan anjing yang beberapa hari lalu dia adopsi. Ya setidaknya anjing itu dapat menemani Ira selama beberapa hari untuk menggantikan Sehun agar Irene tidak kesepian.
Tingg tongg...
Irene pikir dia mungkin salah dengar, Derrick tidak pernah memencet bell jika ingin masuk. Dia akan mengetuk beberapa kali hingga aku menyuruhnya masuk.
Ting tonggg tingg tonggg....
Seseorang terus saja memencet bell nya. Irene pikir itu bukan Derrick karena orang itu terus membunyikan bell nya.
"Tunggu sebentar ya," Irene menurunkan anak anjing itu dari pangkuan nya dan berjalan ke arah pintu.
"Apa yang kamu lakukan? Apa jarak dari tempat mu ke pintu sangat jauh?" Ucap Sehun. Sehun maju dengan pelan dan Irene terus mundur secara perhalan. Dia sama sekali tidak tahu kalau Sehun akan pulang hari ini.
"Maaf, tadi aku pikir aku salah dengar." Gumam Irene.
"Lalu bagaimana dengan beberapa hari mu? Menyenangkan?" Tanya Sehun. Irene sebenarnya tidak tahu pasti kenapa Sehun tiba-tiba begini saat pulang. Kalau begitu lebih baik Irene terus saja marah kepada Sehun.
"S-sehun..." Irene benar-benar takut sekarang ini. Sehun menutup pintu dengan kakinya dan terus berjalan pelan ke arah Irene dengan tatapan yang menyeramkannya itu.
"Kenapa? Kamu terkejut aku pulang sekarang?" Tanya Sehun. Irene terus berjalan mundur hingga kakinya menabrak sofa yang ada di belakangnya sekarang ini.
Irene dengan susah payah menelan saliva nya sendiri.
"Sudah puas kan bersenang-senang? Sekarang, kamu harus menyenangkan diri ku." Ucap Sehun. Irene tidak tahu pasti apa yang akan di lakukan oleh Sehun pada dirinya, tapi Irene tahu, itu pasti bukan hal yang bagus untuk dirinya.
"Aku pikir kamu sudah mulai berubah." Irene berbicara dengan sangat pelan. Kepalanya tertunduk ke bawah karena dia tidak berani menatap Sehun lagi.
"Aku baik kepada mu dan membiarkan ini terjadi karena kamu sakit, sekarang tidak." Sehun menjawabnya dengan geraman. Irene tidak tahu apa yang membuat Sehun seperti ini.
Sehun langsung menarik Irene ke dalam kamar Irene sendiri. Irene hanya diam ketika Sehun menggenggam tangannya dengan kasar dan menariknya ke dalam kamarnya.
Sehun membanting Irene ke atas ranjang dan langsung mencekik leher Irene dengan kencang. Irene kesusahan untuk bernafas dan dia berusaha melepaskan tangan Sehun dari lehernya. Tetapi semakin Irene berusaha, Sehun semakin mengencangkan tangannya.
Tidak puas hanya membuat Irene kesusahan bernafas, Sehun langsung melepas dasi yang dia gunakan dan mengikat kedua tangan Irene dan menyatukannya ke belakang. Sehun memang sangat terbiasa mengikat seseorang dengan satu tangan. Tangan Sehun masih mencekik Irene dari tadi dan Irene sudah benar-benar mulai kehabisan oksigen. Kulit Irene mulai terlihat lebih pucat lagi. Sehun tersenyum bangga dan dia melepaskan tangannya dari leher Irene.
Irene pun langsung mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Tubuhnya lemas karena perbuatan Sehun.
Irene pikir Sehun sudah selesai. Tapi tiba-tiba saja Sehun menjambak rambutnya dan menarik nya dengan sangat kencang. Irene meringis karena rasanya sangat sakit jika kita ingat kalau tenaga Sehun cukup besar.
"Akhh... Sehun. Sakit." Irene terus meringis ketika Sehun sengaja menjambak rambut Irene dari dua sisi dengan kedua tangan Sehun. Kepalanya mulai terasa pusing dan matanga mulai menggelap.
Sehun melepas satu tangannya dan menghapus air mata yang turun ke pipi Irene. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya agar tidak keluar karena rasanya benar-benar sakit.
"Terus lah meringis, aku menyukainya." Bisik Sehun. Sehun mundur sedikit dari Irene dan turun dari ranjang Irene. Irene awalnya sedikit bernafas lega saat Sehun menjauh darinya. Tapi rasa lega itu tidak bertahan lama, Sehun hanya turun untuk mengambil sesuatu di dalam jaketnya.
Irene berusaha melihat apa yang Sehun ambil. Tapi Irene sama sekali tidak bisa.
Sehun kembali dengan membawa sebuah sisir. Irene tidak tahu itu untuk apa.
Tapi dalam sekejam, sisir itu berubah menjadi pisau. Irene baru sadar kalau yang di pegang oleh Sehun adalah Pisau Lipat yang berbentuk sisir. Dirinya terus berpikir apa yang akan Sehun lakukan kepadanya.
Bukankah katanya Sehun ingin menikahi nya? Itu lebih baik daripada harus di bunuh seperti ini oleh Sehun.
Irene sudah melihat banyak cara Sehun membunuh orang-orang di sekitar mereka. Tidak ada satupun yang manusiawi. Semua nya di lakukan oleh Sehun dengan cara kejam khas psikopat.
Sehun memang gila. Sehun tidak waras.
Irene tidak bisa membayangkan dirinya akan seperti apa di tangan Sehun sebentar lagi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...