Part 78

2.7K 170 2
                                    

Sehun membawa Irene dan Leva ke sebuah pantai yang tidak begitu jauh dari rumah Sehun. Alasan Sehun adalah agar jika selesai makan Irene sudah lelah, mereka bisa cepat sampai di rumah dan beristirahat. Sehun sudah cukup senang untuk hari ini.

Sekarang mereka makan di dalam ruangan karena Sehun tidak mau makan di luar.

"Memang nya ada apa dengan di luar?" Tanya Irene.

"Aku tidak ingin makanan ku di penuhi oleh pasir-pasir yang tertiup angin." Jawab Irene. Karena Sehun mau makan di dalam, akhirnya mereka mencari tempat yang bisa meliat pemandangan di luar. Irene mencari meja yang dekat dengan jendela agar bisa melihat ke luar.

"Pesan apa saja yang kamu mau, jangan pikirkan harganya." Ucap Sehun. Irene mengambil buku menu dan melihatnya. Sehun sudah tahu apa yang ingin Irene katakan, karena harga di sana benar-benar fantastis.

"Tapi Sehun i-" Sehun menatap Irene dengan tatapan serius.

"Aku sudah bilang, pesan saja, tugas ku adalah membahagiakan mu, masalah uang, uang yang mendatangi ku, bukan aku yang mendatangi uang." Ucap Sehun. Irene diam.

"Ingin pesan sendiri atau aku yang pesankan?" Tanya Sehun.

"Pesan sendiri." Cicit Irene. Sehun tersenyum mendengarnya. Leva sendiri sedang duduk diam di antara Sehun dengan Irene.

"Papa, Leva juga mau." Ucap nya. Sehun melihat nya dengan tatapan bingung.

"Mau makan?" Tanya Sehun. Leva mengangguk dengan semangat.

"Tapi kamu bisa rusak." Ucap Sehun. Leva menggeleng.

"Aunty Seulgi bilang sudah menambah alat untuk mengubah makanan menjadi baterai dan aku sudah memiliki sensor rasa agar aku bisa merasakan makanan, katanya jadi aku bisa menikmati makanan seperti anak-anak biasa." Ucap Leva. Sehun tersenyum mendengarnya. Entah kenapa Seulgi sangat pandai sejak kecil, dia tidak pernah mengecewakan Sehun sekali pun.

"Baiklah, kamu mau pesan apa?" Tanya Sehun.

"Aku ingin samakan saja seperti papa." Jawabnya. Semakin lama Sehun semakin gemas dengan suara Leva. Tanpa sadar, Irene terus memerhatikan keduanya, dia senang karena Sehun dan Leva akhirnya bisa menerima satu sama lain.

"Sehun, aku ingin pesan kepiting tumis, lobster panggang dan ikan bakar," Ucap Irene.

"Baiklah, minum nya?" Tanya Sehun.

"Teh dingin saja." Balas Irene

"Kalau begitu untuk makanan sama kan saja semuanya, pasti porsi nya tidak kecil." Ucap Sehun.

"Tidak masalah untuk ku." Ucap Irene.

"Pelayan." Sehun memanggil seorang pelayan di sana.

"Kami pesan, nasi nya 3, kepiting tumis ini, lobster panggang, dan ikan bakar, tolong buat semuanya untuk 3 porsi. dan teh dingin nya 3." Ucap Sehun. Pelayan itu mencatat pesanan Sehun lalu pergi menjauh dari sana.

"Leva, kapan kamu mulai menyala?" tanya Sehun.

"Kemarin siang papa." Jawab Leva. Sehun mengangguk.

"Lalu, bagaimana dengan aunty Seulgi, apa dia baik?" Tanya Sehun lagi. Leva mengangguk.

"Papa, kenapa mama hanya diam?" Tanya Leva sambil melihat ke arah Irene.

"Mama hanya terlalu senang, aku pikir ini semua tidak akan pernah terjadi." Ucap Irene.

"Tapi semua nya sudah terjadi kan." Ucap Sehun. Irene mengangguk.

"Apa setelah ini kita bisa mengecek kondisi mu? Aku memiliki firasat yang baik tentang ini." Ucap Irene.

"Kenapa?" Tanya Sehun.

"Entah lah, sudah beberapa bulan belakangan ini, kamu tidak pernah membunuh ataupun menyakiti siapa pun lagi, bahkan kemarin saat ada pelayan yang memecahkan piring, kamu tidak membunuhnya." Ucap Irene. Sehun tersenyum sambil menaikkan satu alisnya.

"Baiklah, tapi kita antar Leva pulang dulu ya." Ucap Sehun. Leva mengangguk.

Makanan mereka pun di hidangkan. Ini pertama kali Sehun dan Irene makan bersama Leva. Semuanya terasa sangat sempurna seolah-olah Leva adalah anak kandung mereka.

"Leva, coba makan ini." Irene memberikan sedikit ikan panggang nya dan menaruhnya di atas piring Leva. Leva dengan perlahan mencoba mengambil nya dengan sendok dan memasukkannya ke dalam mulut mungil nya.

"Bagaimana rasanya? Enak? Apa kamu suka?" Tanya Irene.

Leva mengangguk dengan sangat bersemangat. "Mau lagi?" Tanya Irene. Leva mengangkat piring nya dan mengarahkannya ke pada Irene. Irene tersenyum dan memberikan lebih banyak ikan dan lobster. Leva memakannya dengan sangat lahap. Sehun tersenyum melihat semuanya berjalan dengan sangat baik. Memang ada benarnya apa yang di katakan oleh Irene. Belakangan ini Sehun tidak pernah memikirkan sesuatu yang kejam lagi. Jika mengancam seseorang pun, untuk pegawai Sehun bilang akan memecat nya, dan jika Irene, ya Sehun hanya mengancam dengan perkataan, tidak dengan perbuatan.

"Kalian tunggu sebentar ya, aku akan membayar makanan nya." Ucap Sehun.

"Baiklah."

Sehun bangun dari kursi nya dan berjalan ke meja kasir untuk membayar semua makanan yang mereka pesan. Sehun kembali dengan struck bayarannya. Irene langsung mengambil nya dari tangan Sehun.

"Ayo Leva, kita harus pulang sekarang." Ucap Sehun. Leva melompat dari bangku nya ke lantai layak nya seorang anak kecil.

"Irene, ayo, kamu boleh mengoceh tentang harga makanan nya saat di rumah nanti." Ucap Sehun.

TBC

Huhuuu... Semakin dekat dengat tamatnya ff ini... Ga rela tamatin, tapi dah bingung juga alurnya, ini aja kayaknya udh agak ga jelas mau kemana 😅😅.. semoga kalian masih suka sama ff ini...

Annyeong ~

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang