Part 54

2.7K 172 6
                                    

Selesai memakai kan perban baru kepada Irene. Sehun menggendong nya ke ruang makan. Irene sudah mengatakan nya pada Sehun kalau dia ingin berjalan sendiri. Tapi Sehun tidak memperbolehkannya. Dengan alasan, jika Irene kembali drop, Sehun akan kerepotan lagi. Jadi lebih mudah untuk menggendong Irene saja ke ruang makan.

Sehun menurunkan Irene di salah satu bangku. "Kamu tidak makan dan minum seharian, sekarang makan yang banyak." Ucap Sehun.

Sehun tidak tahu kalau Irene tidak lapar bukan karena Obat yang disuntikkan Sehun. Tapi itu karena tubuh Irene stress karena tingkah Sehun yang tidak bisa di tebak. Sehun bisa menjadi lembut dan menjadi kasar dalam waktu yang sangat singkat. Dan berubah hanya dalam satu kedipan mata.

Irene tidak bisa menebak seperti apa yang Sehun selanjutnya. Saat Tidur tadi, Irene memimpikan sesuatu yang dia tidak tahu apa itu mungkin terjadi. Dia duduk dengan diam di meja makan. Sehun duduk di seberang Irene. Tidak biasanya mereka duduk berhadapan.

"Maaf tentang hari ini," Suara Sehun nyaris tidak terdengar. Irene mengangkat kepalanya dan menatap Sehun. Makanan pun di hidangkan. Sehun mengambil sendok nya dan langsung memasukkan makanan nya ke dalam mulutnya. Irene pun hanya memandangi makanannya. Perut nya memang terasa sedikit lapar, tapi Irene tidak memiliki nafsu makan sekarang.

Sehun menyadari nya, kalau Irene tidak menyentuh makanan nya sama sekali.

"Kamu tidak akan bisa bunuh diri jika mogok makan, jadi makan saja." Ucap Sehun. Irene mengambil sendok nya dan memakan makanan itu dengan perlahan. Sehun melanjutkan makannya ketika sudah melihat Irene makan.

"Sehun."

Sehun merasa Irene memanggil diri nya.

"Siapa kamu sebenarnya?" Tanya Irene.

"Apa maksud mu?" Tanya Sehun.

"Aku benar-benar melihat dua orang yang berbeda, dan sekarang ini bukan benar-benar Sehun yang dulu pernah aku lihat." Ucap Irene.

"Hanya perasaan mu saja." Jawab Sehun.

Tidak, Irene merasa kalau Sehun yang saat itu dia lihat adalah seorang anak kecil yang lemah dan butuh perlindungan, tapi dalam sekejam, Sehun berubah menjadi monster yang haus darah.

"Aku sudah kenyang." Irene meletakan sendoknya di atas piring nya yang masih terisi setengah.

"Irene, tolong jangan buat aku marah dan makan sedikit lagi." Ucap Sehun setelah melihat piring Irene.

"Tapi aku tidak ingin makan lagi." Balas nya. Sehun melirik piring Irene lalu menarik nafas pelan dan menghembuskannya.

"Kalau begini habiskan jus mu," Ucap Sehun sambil menunjuk gelas itu dengan garpu nya. Irene melihat nya, Sehun tidak ingin di bantah lagi. Jadi Irene menghabiskan jus yang ada di gelasnya saja.

"Sudah," Irene meletakan gelas kosong itu kembali ke atas meja tempat dia mengambil nya.

"Malam ini kita tidur di kamar mu." Ucap Sehun.

"Kenapa? Ada apa dengan kamar mu?" Tanya Irene. Sebenarnya dia ingin tidur sendiri dan tidak di ganggu.

"Apa aku bisa tidur sendiri?" Lanjut Irene.

"Kamar ku sedang berantakan." Jawab Sehun. Itu adalah jawaban Sehun yang artinya Irene tidak boleh tidur sendiri. Irene kembali melihat sekelilingnya.

"Apa kamu pernah merasa rumah ini terlalu besar untuk diri mu sendiri?" Tanya Irene. Karena menurut Irene, Rumah ini benar-benar terlalu besar untuk Sehun yang tinggal sendiri bersama ratusan pelayan yang ikut tinggal di sini. Hanya saja para pelayan akan tinggal di bagian belakang dekat dapur sedangkan Sehun akan tinggal di depan.

"Apa menurut mu ini terlalu besar?" Tanya Sehun. Irene mengangguk. Tentu saja, rumah ini sudah seperti istana kerajaan saja.

"Kalau begitu kamu harus bisa mengisi nya dengan anak-anak kecil yang berlarian di sekitar rumah, agar rumah ini tidak terlalu besar untuk kita." Lanjut Sehun. Irene menatap tidak percaya kepada Sehun.

"Apa maksud mu mengisi nya dengan anak-anak kecil?" Tanya Irene.

"Kamu lupa? Aku masih memberi mu waktu 1 bulan untuk memikirkannya, besok kita akan mengambil paspor mu dan lusa kamu akan berangkat." Ucap Sehun. Irene masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Kenapa Sehun masih mau melakukan itu semua untuk Irene?

"Tapi kenapa?" Tanya Irene.

"Aku sedang berusaha memaafkan orang tua ku." Jawab nya.

"Lalu apa hubungannya dengan ku?" Tanya Irene lagi.

"Aku melakukan semua nya karena aku masih berpikir semua orang itu sama, tapi aku tidak tahu alasan di balik mereka melakukan itu semua, aku tidak tahu apa mereka merasakan sakit yang sama seperti yang aku rasakan sekarang." Ucap Sehun. Irene tidak tahu, apa Sehun benar-benar serius dengan perkataan nya atau hanya ingin kembali memanfaatkan Irene.

"Itu wajar jika kamu tidak percaya kepada ku." Lanjutnya. Irene berpikir, bagaimana Sehun tahu kalau diri nya tidak begitu bisa mempercayai Sehun sekarang.

"Maaf, membaca pikiran mu seperti itu, tapi aku sudah terbiasa membaca ekspresi seseorang, jadi itu tidak sulit untuk mengetahui isi pikiran seseorang dari gerakan nya." Lanjut Sehun. Tentu saja, Sehun sudah bertahun-tahun membunuh puluhan orang di sekitarnya, dia pasti tahu bagaimana isi pikiran orang yang akan mengkhianati nya ataupun sebaliknya.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang