Part 25

4.3K 245 8
                                    

"Kamu tunggu sebentar di sini, jaga Irene, Oke? Aku akan membeli makanan untuk mu." Sehun berjongkok dan mengelus tubuh anak anjing itu.

Pasti banyak orang yang bertanya, kenapa Sehun sepertinya lebih baik kepada anjing itu dari pada manusia mana pun. Ya, ini bersangkutan dengan kenapa Sehun menjadi psikopat seperti sekarang. Semua itu pasti ada sebab nya. Tidak mungkin juga Sehun sudah berpikir seperti itu sejak lahir.

Irene masih mempercayai sesuatu yang orang lain mungkin tidak akan mencobanya. Ya, jika di berikan kelonggaran seperti kemarin, orang lain pasti akan kabur dan pergi bersembunyi di suatu tempat bukan kembali ke apartemen nya dan bertemu kembali dengan seorang psikopat kan.

Tapi entah yang di percayai Irene benar atau tidak, Irene percaya kalau anak anjing yang di adopsi itu ciri-ciri nya sudah sangat sama dengan yang di berikan oleh dokter MinSeok kepadanya. Irene sengaja memilih yang itu agar tidak ingin tahu, Sehun menjadi psikopat sebelum atau sesudah kejadian itu. Jika Sehun membunuh anjing itu, artinya Sehun sudah menjadi psikopat sebelum anak anjing milik Sehun dulu mati.

Tapi jika Sehun tidak membunuhnya, artinya bisa jadi, Sehun menjadi psikopat setelahnya. Jadi masuk akal bukan? Anak sekecil itu belum memiliki pikiran seluas itu. Pasti ada faktor yang membuatnya menjadi psikopat.

Jika di lihat dari keluarga Sehun, Irene masih tidak tahu bagaimana kondisi keluarga Sehun dulu. Dan bagaimana Sehun dulu di perlakukan oleh orang tua nya.

Sehun kembali dengan membawa beberapa kotak makanan anjing.

"Jika kamu tidak tahu cara merawatnya jangan memeliharanya." Irene mendengar suara itu dengan sangat jelas.

"Kamu sudah kembali," Irene berdiri dan menyambut kembalinya Sehun ke dalam apartemennya.

"Kenapa tidak ada makanan anjing di sini?" tanya Sehun dengan tatapan mata yang tajam.

"Aku sudah membelinya kemarin, ada di dalam kamar ku." Jawab Irene.

Sehun benar-benar kesal sekarang, dia keluar untuk membeli barang yang ternyata sudah ada di sana.

"Kenapa kamu tidak bilang dari tadi Irene," Sehun menggeram.

"Kamu tidak bertanya, lagi pula tadi aku tertidur, aku tidak tahu kalau kamu sudah bertemu dengan Yuyu," Irene mengatakannya seperti tadi tidak terjadi apa-apa saja. Sehun sendiri selalu merasa kesal saat berada di dekat Irene. Entah Irene sangat berani membuat Sehun marah, tapi saat Sehun akan melakukan sesuatu kepada Irene, Irene pasti akan menangis dan membuat Sehun tidak jadi melakukannya. Itu membuat Sehun jengkel secara tidak langsung.

"Ya sudah terserah kamu, Ini." Sehun langsung menaruh nya dengan kasar di tangan Irene.

"Yuyu..." Irene memanggil anak anjing itu. Tidak lama kemudian, gonggongan kecil pun terdengar.

"Vivi, kemarilah." Panggil Sehun. Sepertinya anak anjing itu saja bingung untuk mendekat ke yang mana.

"Vivi? Kamu sudah menamainya juga? Tapi dia lebih cocok di panggil Yuyu, ya kan?" Tanya Irene sambil memberikan makanan itu kepada anak anjing kecil itu.

"Kenapa kamu mengadopsinya?" Tanya Sehun.

"Aku sedang ingin seekor anak anjing," Balas Irene. Irene mulai menyadari sesuatu. Kenapa Sehun bahkan sudah memberinya nama padalah ini baru pertama kali mereka bertemu. "Memang nya kenapa?" Sambung Irene.

"Tidak," Sehun hanya menjawabnya singkat dan mengeluarkan ponselnya.

"Aku tahu kamu sedang tidak sibuk sama sekali." Irene duduk di sebelah Sehun.

"Diam."

"Bisa beritahu aku alasan kenapa kamu memberinya nama Vivi? Jika alasan itu logis aku akan mengganti nama nya dengan Vivi." Irene sengaja memberikan penawaran yang seharusnya untuk Sehun itu cukup bagus.

"Dia mengingatkan ku pada peliharaan ku dulu." Jawab Sehun.

"Peliharaan mu? Kamu punya peliharaan?" Tanya Irene. Ya sebenarnya Irene sudah mengetahui semuanya dari Dokter MinSeok, tapi Irene masih ingin mendengarnya sendiri langsung dari mulut Sehun.

"Bukankah baru saja aku mengatakannya."

Irene menghela nafasnya dengan kasar, apa salah nya Sehun menjawabnya dengan baik-baik.

"Ya sudah terserah kamu saja," Irene bangun dari sofa dan berjalan ke arah dapur. Sehun masih tetap fokus dengan apa yang dia baca.

Tidak lama kemudian, Irene kembali dengan membawa 2 gelas jus melon. Sehun menatap gelas itu dan Irene secara bergantian. "Itu hanya Jus melon tanpa gula, aku tidak memasukkan apa pun ke dalamnya." Ucap Irene.

Sebelum Sehun bertanya, Irene sudah tahu apa maksud dari tatapan Sehun. Sehun tidak akan langsung percaya kepada siapa pun kecuali di dalam rumah nya sendiri.

Jadi karena sekarang Sehun berada di apartemen Irene, ya sikapnya akan lebih waspada.

"Kapan aku bisa membawa mu kembali?" Tanya Sehun. Sekarang gantian, Irene lah yang menatap bingung ke arah Sehun.

"Aku tidak akan membiarkan kamu tinggal di sini selama nya, kecuali kamu bisa membayar biaya sewa sejak kamu tinggal di sini." Ucap Sehun.

"Aku pikir kamu memberikannya kepada ku." Gumam Irene.

"Jangan bermimpi, hutang ayah mu saja belum lunas saat ini, kamu ingin menambah hutang lagi?" Tanya Sehun. Irene menggeleng.

"Bereskan pakaian mu, malam ini kita akan kembali ke rumah ku, dan Vivi, berikan saja kepada orang lain, aku tidak ingin dia berada di rumah ku." Ucap Sehun. Sehun bangun dari sofa dan keluar dari apartemen Irene.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang