Cahaya matahari yang menembus jendela kamar Irene membangunkan Sehun yang sedang tertidur pulas. Sehun sudah bangun lebih dulu dan dia kembali menatap Irene dan mengagumi wajah Irene yang menurut nya sangat cantik.
"Hei, Irene, Ayo bangun." Sehun memegang pipi Irene dan mengusap-usap pipi Irene dengan jempol nya.
"Sudah pagi?" Tanya Irene, karena Irene merasa seperti diri nya baru tidur sebentar dan ternyata sudah pagi.
"Ya, bangun lah lalu kamu harus membuatkan sarapan lezat untuk ku." Ucap Sehun. Irene tersenyum mendengar Sehun mengatakan hal seperti itu. Irene berharap Sehun bisa bersikap seperti ini untuk sekarang dan seterusnya. Irene lebih nyaman dengan Sehun yang seperti ini dari pada Sehun yang kejam dan jahat.
Entah kenapa, Sehun tiba-tiba mengecup dahi Irene dan menyatukan dahi mereka., "Aku akan ke ruang kerja ku sebentar, aku akan menyusul mu ke ruang makan nanti." Ucap Sehun. Sehun tersenyum manis sambil mengusap halus wajah Irene. Irene benar-benar suka di perlakukan seperti ini.
"Baiklah." Jawab Irene. Sehun melepas tangannya dari jari-jari Irene dan bangun dari ranjang Irene. Dia sendiri hanya memandangi Sehun dari belakang saat keluar dari kamarnya.
Irene bangun dari ranjang nya dan keluar dari kamarnya. Kaki nya langsung membawanya menuju dapur yang sangat sibuk. "Permisi." Ucap Irene.
"Ya ada apa?" Tanya salah satu pegawai di sana.
"Hari ini Sehun ingin aku yang memasak sarapan untuk nya." Ucap Irene lagi.
"Apa itu benar? Karena kejadian terakhir kali sangat mengerikan." Ucap nya..
"Kali ini akan berbeda," Balas Irene sambil tersenyum. Beberapa dari mereka memandang Irene dengan tatapan tidak yakin, beberapa lagi menatap dengan tatapan tidak suka dengan Irene, dan ada juga yang hanya mengerjakan pekerjaannya masing-masing tanpa memedulikan Irene di sana.
"Baiklah, silahkan pakai dapur ini." Ucap nya. Irene mengangguk dan mengambil makaroni yang sudah dia buat. Irene tidak tahu apa Sehun akan menyukai makaroni keju? Semoga saja iya, karena Irene sedang membuatnya. Irene merebus makaroni nya agar lembut lalu membuat cream keju nya. Irene sengaja memakai banyak keju karena Irene menyukai nya. Setelah selesai semua, Irene menaruhnya di dua buah piring. Irene tidak banyak menambahkan bahan yang aneh-aneh dan langsung membawanya ke ruang makan. Di sana Irene melihat Sehun yang sedang duduk di sana dengan ponsel di tangan nya.
"Sehun." Irene memanggil nya. Sehun langsung mematikan ponsel nya dan meletakannya di meja.
"Sudah jadi?" Tanya Sehun. Irene tersenyum dan menaruhnya di harapan Sehun. Sehun mengangkat satu alis nya. "Makaroni keju." Gumam nya.
"Silahkan di coba tuan Sehun." Ucap Irene, Sehun tersenyum ketika Irene memanggil nya seperti itu. Sehun mengambil sendok itu dan menyendok satu sendok makan makaroni itu.
"Kamu yakin ini enak?" Tanya Sehun. Irene mengangguk dengan sangat yakin. "Seberapa enak?" Tanya Sehun lagi.
"Kamu harus mencoba nya dulu baru memberikan penilaian untuk masakan ku." Irene duduk di sebelah Sehun dan ikut memakan masakannya sendiri. Sehun memakan satu sendok dan hanya menatap ke arah Irene tanpa berkata apa pun. Irene sempat berpikir apa Sehun tidak menyukai makanan nya? Terlihat dari ekspresi mukanya, sepertinya begitu.
"Kenapa?" Tanya Irene. "Apa itu tidak enak?" Tanya nya lagi.
"Tidak, ini sangat enak, Aku hanya ingin melihat mu sedang makan." Balas Sehun. Irene lagi-lagi pipi Irene di buat merah merona oleh Sehun.
"Berhenti berbicara seperti itu, cepat makan." Irene berusaha menahan senyumannya dengan menundukkan kepalanya agar Sehun tidak melihat nya seperti itu.
"Apa kamu barusan menyuruhku apa yang harus aku lakukan?" Tanya Sehun. Senyuman di wajah Sehun tiba-tiba pudar. Irene semakin menunduk. Sehun mengangkat wajah Irene agar melihat ke arahnya.
"Aku bertanya apa kamu baru saja menyuruh ku??" tanya Sehun lagi. Irene melihat ke mata Sehun dan dia cukup takut sekarang.
Sehun tiba-tiba mendekat kan wajahnya dan menyatukan bibir mereka. Irene membulatkan matanya tidak percaya, Sehun dengan sangat tiba-tiba melakukan ini. Irene tidak berpikiran sampai ke situ. Sehun terus melumat bibir Irene. Sebelum Irene kehabisan nafas, Sehun sudah melepasnya lebih dulu.
"Jangan seperti itu di hadapan ku, hanya orang yang menjadi mangsa ku yang boleh." Ucap Sehun.
"Kenapa?" Tanya Irene. Sehun memegang wajah Irene dengan kedua tangannya. Sehun memajukan wajahnya dan mengikis jarak di antara keduanya. Sekarang jarak mereka sangat dekat.
"Kamu berbeda dengan mereka, kamu kuat itu sebab nya kamu masih berada di sini, jadi jangan sama kan diri mu dengan mereka, mengerti?" Bisik Sehun. Irene hanya diam menatap Sehun.
"Mengangguk kalau kamu mengerti." Ucap Sehun. Irene mengangguk pelan.
"Bagus, sekarang lanjutkan sarapan mu," Sehun melepaskan tangannya dan membiarkan Irene menghabiskan sarapannya. Sehun juga harus menghabiskannya dengan cepat sebelum makaroni itu dingin. Sehun memakannya dengan sangat lahap hingga Sehun tidak sadar ada mata yang memandangi nya dari tadi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...