"Bersihkan tubuh mu dulu, banyak darah di kaki mu, peraturan nomor satu, harus menghilangkan jejak apa pun jika tidak mau tertangkap." Sehun mulai mengajari Irene bagaimana menjadi seorang Psikopat seperti dirinya juga. Tetapi dalam hati Irene, dia menolak semuanya. Dia menolak untuk bersikap kejam kepada siapa pun.
"Ada apa dengan mu?" tanya Irene, dia sudah berusaha sebisa mungkin untuk memberanikan diri menghadapi Sehun.
Tapi bukannya menjawab atau memberi respon, Sehun hanya diam di tempatnya dan melihat lurus ke arah Irene.
"Kamu menyuruhku menunggu di kamar mu, dan tiba-tiba saja aku melihat mu ke halaman belakang dan kamu meminta ku membunuh orang yang sama sekali tidak aku kenal." Irene mengeluarkan semua yang ada di dalam pikirannya.
"Kamu menolong orang yang tidak kamu kenal, dan apa aku harus mencongkel keluar mata mu karena mengintip dari jendela?' tanya Sehun. Sehun selalu tahu bagaimana harus membalas perkataan seseorang.
"Tidak." Gumam Irene.
"Jangan lakukan itu lagi." Ucap Sehun lebih tegas sekarang lalu dia keluar meninggalkan Irene sendiri untuk membersihkan tubuhnya.
Irene akhirnya masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Tapi setelah selesai, dia mencoba membuka pintu kamarnya tapi tidak bisa.
"Apa Sehun tidak sengaja mengunci nya?" Gumam Irene. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya, Sehun dengan sengaja mengunci kamar Irene untuk memberi dia pelajaran agar tidak seenaknya berkeliaran di mansion Sehun.
Irene pikir nanti Sehun pasti akan membukakan pintu nya juga, karena jika dia membuat keributan dengan berteriak dan mengetuk pintu itu dari dalam, Sehun pasti akan marah kepada Irene. Jadi menurutnya lebih baik dia mengurungkan niat itu dan menunggu Sehun membukakan pintu kamarnya.
Tapi ternyata, hal yang di pikirkan Irene itu tidak terjadi, sudah beberapa jam Irene berada di dalam kamar itu tanpa makan dan minum sama sekali, dan Sehun belum juga membukakan pintu kamar nya.
Irene juga melihat ke sekelilingnya, dan tidak ada benda apa pun yang bisa di gunakan nya untuk keluar dari kamar itu. Jika di lihat ke luar jendela, itu juga cukup mustahil jika dia melompat dari lantai 5 dan langsung jatuh ke aspal yang panas karena ini sudah siang hari.
Irene benar-benar kehabisan akal untuk keluar dari kamar itu.
Dorrr...
Irene benar-benar yakin itu adalah suara tembakan, dan tanpa melihat pun, Irene sudah tahu siapa yang melepaskan peluru pistol itu. Yang tidak lain adalah Sehun sendiri. Irene benar-benar tidak ingin membuat Sehun semakin marah, tapi Irene benar-benar terkejut ketika dengan emosi yang meledak, Sehun masuk ke dalam kamar nya dan mendorong Irene hingga jatuh ke lantai.
"Jangan berpikir aku akan merasa kasihan kepada mu dan membiarkan mu hidup enak di rumah ini, jika kamu mau tinggal di sini, kamu harus bekerja seperti yang lainnya."
Irene pun sebentarnya tahu, dia memang tidak berniat tinggal di sana tanpa melakukan apa pun, tapi Sehun tidak memberikan nya pekerjaan apa pun yang membuat Irene juga bingung. Dia takut apa yang dia lakukan malah menjadi kesalahan di mata Sehun.
"Apa yang harus aku kerjakan?" Tanya Irene pelan.
"Pergi ke dapur dan jangan mengganggu ku." Irene langsung berlari ke dapur dan pergi menemui pelayan yang ada di sana.
Semua pelayan bingung dengan kedatangan Irene. "Ada apa?" Tanya salah satu dari mereka.
"Tuan Sehun meminta saya untuk bekerja menjadi pelayan juga," Irene membalasnya dengan senyuman manis, dia sengaja melakukannya untuk menutupi ketakutannya barusan.
"Baiklah, sepertinya saya pikir Anda mungkin lebih baik melakukan pekerjaan yang ringan saja." Irene hanya mengangguk saja. Dia mengerjakan semua nya yang di berikan oleh kepala pelayan di sana. Walaupun Irene masih sangat bingung, apa yang membuat Sehun sangat marah? Dia bisa kan menyuruh Irene dengan pelan. Kenapa harus sampai sekasar itu.
"Apa Sehun ada masalah?" Tanya Irene. Tapi tidak satu pun dari mereka berani membuka suara.
"Lebih baik kita tidak membicarakannya, Tuan Sehun sangat tidak suka di bicarakan." Bisik salah satu dari mereka.
Karena Irene juga tidak ingin menambah kemarahan Sehun, dia hanya melakukan semua nya dengan diam.
"Bisa tolong antarkan ini ke meja makan, dan jangan menatap ke arah wajah nya, dan juga jangan berbicara apa pun, letakan saja di depan nya lalu kembali."
Salah satu dari mereka meminta Irene, Irene melihat ini memang sudah jam makan malam dan dia juga melewatkan makan siang nya karena Sehun mengurung nya di kamar tadi.
Irene berjalan membawa makanan Sehun dan meletakannya di depan Sehun. Sehun memperhatikan gerak gerik Irene. Saat Irene hendak kembali ke dapur, Sehun membuka suaranya. "Apa kamu tidak tahu bagaimana cara melayani orang dengan baik?" Sehun terdengar marah. Irene sendiri benar-benar sangat bingung. Mereka bilang untuk tidak berbicara apa pun kepada Sehun, tapi kenapa Irene masih juga salah? Dia benar-benar sangat serba salah di mata Sehun.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...