Sehun tidak tahu apa yang dia harus lakukan sekarang. Pikirannya kosong untuk pertama kali nya. Sehun bangun dan membawa laptop nya ke bawah. Dia ingin menemui Irene sekarang. Sehun turun ke bawah dan membuka pintu kamar Irene. Tubuh Irene lemas walaupun dia tidak lapar, tapi dia tidak mendapat asupan tenaga sama sekali. Ini sudah hampir seharian Irene tidak makan dan hanya minum sedikit.
"Sehun?" Irene melihat ke arah pintu saat Sehun membukanya. Irene melihat Sehun yang seperti nya tidak seperti tadi pagi.
"Ada apa?" Tanya Irene. Sehun menutup pintu nya dan tidak berbicara apa pun kepada Irene. Dia hanya melangkahkan kaki nya ke arah Irene. Sehun melempar laptop nya ke arah ranjang dan berdiri tempat di depan Irene.
Irene berusaha untuk bangun walaupun itu sangat sulit untuk nya sekarang. Irene melihat tatapan Sehun yang tidak bisa di artikan.
"Sehun."
"Diamlah." Ucap Sehun.
"Buka itu." Lanjutnya. Dengan sekuat tenaga Irene duduk dan membuka laptop milik Sehun. Irene melihat semua data-data itu. Dan hanya ada sebuah folder di sana. Irene membukanya. Dia melihat foto masa kecil Sehun. Dan membaca surat yang di tulis oleh ibu kandung Sehun. Irene tidak mengerti, apa yang sudah di alami Sehun saat masih kecil?
Tapi sayang nya Irene tidak kuat lagi untuk berpikir. Kepalanya pusing dan sekarang pandangannya semakin gelap. Irene tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya lagi, Sehun reflek menangkap Irene sebelum kepala Irene terjatuh dan membentur laptop nya. Sehun menghela nafasnya. Dia mengembalikan posisi Irene dan mencari sekantong infus di sana. Untung saja masih ada. Di rumah Sehun, botol infusan dan segala macam obat-obatan wajib ada. Karena kalian tahu sendiri emosi Sehun yang tidak terkontrol.
Sehun memasangkan infus itu ke lengan Irene dan menyelimuti tubuh Irene. Sehun masih tidak bicara apa pun sekarang. Dia masih tidak yakin dengan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
Sehun melihat tangan Irene yang di tutupi oleh kain dan di lumuri darah. Sehun membuka kain itu dan benar saja. Masih banyak pecahan beling yang menempel di sana. Sehun tidak tahu kenapa Irene bisa memecahkan kaca yang entah dari mana. Mata nya langsung tertuju ke kamar mandi saat dia ingat ada satu kamar yang memiliki kaca di kamar mandi. Saat Sehun membuka kamar mandi nya, sudah ada kaca yang berserakan di mana-mana dan juga darah yang ada di sekitar saja. Sehun membersihkan sendiri pecahan kaca itu dan membersihkan darah-darah Irene yang ada di lantai. Bukan karena Sehun sedang rajin, tapi memang kamar-kamar di ruang bawah tanah tidak boleh di masuki para pelayan. Jadi Sehun sendiri lah yang harus membersihkannya.
Selesai dengan itu, Sehun kembali ke depan untuk membersihkan tangan Irene dari serpihan-serpihan kaca itu. Sehun berpikir jika di lihat dari bagian lukanya, Irene pasti menonjok kaca itu bukan nya melemparnya ke lantai. Sehun mengobati nya dan membalutnya dengan perban yang steril.
Sehun duduk di sebelah Irene dan memandangi wajah Irene. "Kamu semakin pucat," Gumam Sehun. Dia melihat Irene yang semakin pucat setiap hari nya saat tinggal dengan Sehun. Sehun menyingkirkan rambut-rambut yang menutupi wajah Irene.
"Sehun." Panggil Irene dengan sangat pelan.
Sehun sadar saat Irene memanggil nya.
"Code Leva, Itu adalah kode untuk kamu kembali." Ucap Irene. Sehun mengerutkan alis nya.
"Apa maksud mu?" Tanya Sehun.
"Leva sudah menceritakan semua nya tentang diri mu, apa kamu tidak bisa membunuh ku dengan cepat? Apa kamu tidak takut aku membocorkan nya kepada orang lain?" Tanya Irene. Sehun hanya diam dengan tatapan datarnya. "Aku harap kamu bisa membunuh ku saja, aku tidak bisa merasakan sakit, jadi aku tidak akan mati dengan kesakitan." lanjut Irene. Sehun masih menatapnya dalam diam.
"Aku masih membutuhkan mu." Ucap Sehun.
"Untuk apa lagi? Ada sesuatu yang ingin kamu ambil lagi?" Tanya Irene kesal. Sehun menggeleng.
"Memperbaiki Leva." Jawab Sehun. Irene hanya diam mendengar balasan dari Sehun. Irene hanya tidak habis pikir dengan Sehun. Dia yang menghancurkannya kenapa sekarang Irene harus membantu nya memperbaiki Leva?
"Untuk apa di perbaiki jika nanti kamu akan menghancurkannya lagi?" Tanya Irene. Sehun hanya menatap Irene. Irene masih tidak mengerti, kenapa Sehun seperti tidak memiliki rencana apa pun. Tidak seperti biasanya yang mempersiapkan semua nya dengan sangat matang dan sangat tertata rapi hingga tidak ada cela untuk terjadi kecelakaan. Tapi sekarang, Sehun seperti tidak tahu apa yang ingin dia lakukan lagi. Sehun hanya terus menatap Irene dengan tatapan kosong.
TBC
Gais menurut kalian ff ini mau sampe part berapa? 70 kebanyakan ga? Atau kurang?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...