Sehun dan Irene hanya menurunkan Leva di rumah dan mereka harus pergi lagi. Awalnya memeka ingin mengajak Leva juga. Tapi katanya Leva ingin bermain menemani Vivi saja di rumah. Jadi Sehun membiarkan Leva di rumah saja agar Irene dan Sehun bisa kembali dengan cepat.
Setelah sampai di sana, Sehun langsung menemui dokter yang biasa menangani Sehun, bukan dokter MinSeok, tapi teman nya dokter MinSeok.
Tokkk... Tok... Tok...
"Silahkan masuk." Ucap nya.
Sehun masuk ke dalam setelah di perbolehkan masuk.
"Sehun, Bagaimana kabar mu?" Tanya dokter itu.
"Baik, oh ya, dan ini istri ku, Irene. Irene kenalkan ini adalah dokter Herin, psikolog ku." Ucap Sehun.
"Silahkan duduk, apa yang membuat anda kemari?" Tanya dokter itu.
"Istri ku hanya ingin tahu bagaimana kondisi ku sekarang, Sudah beberapa bulan belakangan ini aku tidak pernah berpikiran untuk melakukan hal-hal seperti itu lagi, dan katanya aku juga sudah tidak begitu kasar." Ucap Sehun.
"Benarkah? Kalau begitu seharusnya itu bagus. lalu bagaimana dengan teman-teman mu?" Tanyanya.
"Hubungan ku dengan mereka semua baik-baik saja." Jawab Irene.
"Dan apa kamu sudah memaafkan orang tua mu?" Tanya nya.
"Entah lah, aku sedang berusaha, tapi aku mulai menganggap mereka pernah ada untuk ku." Ucap Sehun.
"Sepertinya tidak ada masalah lagi, jika memang kamu sudah tidak seperti dulu, itu mungkin karena kamu bersama orang yang kamu sayangi, jadi kamu tidak bisa memikirkan itu, dan perlahan-lahan, pemikiran itu akan terkikis sendiri karena kamu tidak pernah memikirkannya lagi. Tapi ada kemungkinan, sewaktu-waktu, kamu bisa kembali seperti dulu lagi. Saya harap itu tidak terjadi." Ucap nya.
"Itu akan terkikis? Dokter tidak pernah bilang sebelumnya." Ucap Sehun bingung.
"Ya itu karena dulu kamu orang yang suka bekerja, aku tidak tahu kamu berhasil menemukan perempuan secantik ini." Ucap dokter itu. Irene berhasil tersenyum karena kalimat yang di ucapkannya.
"Ya walaupun begitu kan seharusnya dokter memberitahu saya juga, saya tidak perlu menjalani terapi itu, dan bisa mencari perempuan lebih cepat dari ini." Ucap Sehun.
"Ya, kalau begitu aku minta maaf, tapi lain kali tolong hubungi aku dulu sebelum ke sini Sehun. Sudah berapa kali harus aku katakan." Ucap nya kesal.
"Baiklah, terima kasih untuk hari ini." Sehun bangun dari tempat duduk itu.
"Sama-sama, jika ada masalah, datang lah kembali." Ucap nya. Sehun hanya mengangguk. Mereka berdua pergi dari tempat itu dan kembali ke rumah mereka. Leva pasti sudah menunggu kepulangan mereka.
*****
Setelah sampai di rumah Sehun, Irene turun lebih dulu untuk menemui Vivi dan juga Leva. Sedangkan Sehun, ya kalian tahu sendiri lah, Sehun harus memarkirkan mobil nya dulu. Walaupun Sehun memiliki anak buah yang sangat banyak, Sehun sangat jarang menyuruh mereka mengemudikan mobil yang Sehun tumpangi. Karena Sehun suka mengemudi, jadi dia lebih suka mengemudi sendiri. Kecuali saat hari pernikahannya.
"Vivi... Leva... Kalian di mana?" Teriak Irene.
"KAMI DI KAMAR, MAMA." Balas Leva dari kamar nya sendiri. Irene berjalan ke arah kamar Leva. Sebenarnya Irene tidak tahu kapan ini menjadi kamar Leva, tapi memang terakhir Irene melihat Sehun dengan Seulgi berduaan di kamar ini untuk memperbaiki Leva.
"Sayang, kenapa kamu bisa masuk ke sini?" Tanya Irene.
"Itu, Aku rasa papa yang menulisnya." Ucap Leva sambil menunjuk di pintu kamar terisi kode-kode yang terbaca Leva.
"Benarkah? Baiklah, Apa Vivi sudah makan?" Tanya Irene. Leva mengangguk.
"Aku sudah memberinya makan, dia sangat lucu mama." Ucap Leva. Irene juga sama suka nya seperti Sehun dengan suara Leva yang seperti anak kecil. Itu membuat nay semakin lucu.
Tokkk.... Tok... Tok...
"Maaf mengangguk kalian, Leva, boleh papa pinjam mama sebentar?" Tanya Sehun. Leva mengangguk. Sehun langsung membawa Irene kembali ke kamarnya.
"Sehun, kamu ini kenapa?" tanya Irene, karena Sehun terus menarik Irene dengan terburu-buru. Karena kesal jalan Irene terlalu lama, Sehun langsung menggendong Irene masuk ke kamar nya.
"Sekarang waktu untuk ku." Ucap Sehun sambil berbaring di atas ranjang dan memeluk Irene.
"Kamu menarik ku hanya untuk seperti ini?" tanya Irene. Sehun menangguk.
"Astaga Sehun, apa sekarang aku memiliki tiga anak, rasanya begitu." Ucap Irene.
"Tidak juga, aku ingin bicarakan tentang honeymoon kita." Ucap Sehun.
"Kamu ingin honeymoon juga?" Tanya Irene. Sehun mengangguk dengan sangat yakin.
"Kita mau ke mana nanti?" Tanya Sehun. Tangannya masih belum lepas dari tubuh Irene.
"Kamu sendiri mau ke mana? Aku ikut saja." Ucap Irene.
"Kalau begitu kita ke Maldives?" tanya Sehun.
"Terserah saja, aku tidak begitu tahu tempat-tempat bagus." Ucap Irene.
"Kalau begitu kita ke sana saja." Ucap Sehun. Irene mengangguk. "Kalau begitu lepaskan aku," Ucap Irene. Sehun menggeleng. "Biarkan tetap seperti ini." Balas Sehun.
Ya Irene tidak memiliki pilihan lain selain menuruti Sehun. Lagi pula sekarang status Irene adalah seorang istri Sehun. Itu artinya Sehun juga bebas memeluk Irene sepuasnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...