Part 31

3.8K 253 13
                                    

Irene membiarkan Sehun duduk di sofa dan Irene mengganti seprei ranjang Sehun dan juga semua bantal yang terkena darah Sehun. Sehun hanya melihat Irene mengerjakan semuanya. Setelah selesai, Irene kembali duduk di sebelah Sehun.

"Bagaimana tangan mu? Apa masih sakit?" Tanya Irene.

"Ini sudah tidak sakit, bagaimana dengan mu?" Tanya Sehun.

"Aku juga baik-baik saja, tidak perlu pikirkan lagi tentang orang tua ku," Ucap Irene.

"Aku belum memberitahu mu semuanya. Kamu masih ingin mengetahui sisa nya?" Tanya Sehun.

"Jika kamu tidak keberatan." Balas Irene. Sehun menarik nafas sebentar.

"Jadi setelah Ayah mu meminjam uang, aku meminta nya melunasi nya saat aku tahu dia tidak menggunakan itu untuk diri mu. Karena hutang nya terlalu besar, akhirnya dia menjual Istrinya sendiri ke luar negeri, aku mengetahui nya dari teman ku. Dia yang mengurus ibu mu hingga ke sana. Lalu ibu mu di paksa menjadi budak seks di sana. Aku juga cukup terkejut. Aku selalu berpikir aku ini terlalu sadis untuk mu, maka dari itu aku tidak pernah mendekati mu lagi. Tapi saat aku mengetahui ayah mu jauh lebih parah dari ku. Dia membuat mu sebagai jaminan, dan aku menyetujuinya. Aku pikir aku bisa mengambil mu dari dia. Tidak lama ini, aku mendengar kalau kontrak ibu mu sudah selesai dan dia akan kembali ke sini. Kebetulan kamu juga ingin bertemu ayah mu, aku pikir ini waktu yang tepat untuk mu mengetahui kebenaran pahit ini." Ucap Sehun.

"Kamu baik-baik saja? Tolong jangan menangis." Sehun mengangkat wajah Irene agar melihat ke arah nya karena Irene dari tadi hanya menunduk saja.

"Aku baik-baik saja. Tapi aku tidak tahu ayah ku bisa melakukan hal seperti itu." Irene berbicara dengan sangat pelan. Dirinya tentu saja shock.

"Awalnya ayah mu ingin menjual mu, sama seperti yang dia lakukan kepada ibu mu, tapi aku mengatakan pada nya, dia hanya perlu menyerahkan diri mu dan urusan kami selesai di situ. Awalnya dia tidak mau, mungkin dia berpikir mempekerjakan mu sebagai PSK jauh lebih untung dari pada menjadikan mu pelunas hutang. Tapi aku tidak membiarkan itu terjadi." Lanjut Sehun. Irene sudah tidak habis pikir sekarang.

"Maaf, aku baru memberitahu mu sekarang." Bisik Sehun.

"Tidak apa-apa, setidaknya sekarang kamu menjadi untung." Ucap Irene. Irene tersenyum ke arah Sehun. Sehun malah terlihat sangat bingung. "Kenapa untung?" Tanya Sehun.

"Aku tidak akan berusaha kabur dari sini, aku sudah tidak memiliki tempat tinggal. Lagi pula jika kamu mengusir ku dari sini, kemungkinan besar aku akan bernasib sama seperti ibu ku." Ucap Irene, Irene terlalu tenang sekarang untuk perasaan nya yang hancur berantakan.

"Aku tidak mungkin mengusir mu, memang nya sejauh mana aku bisa menyakiti mu, Aku tidak bisa menyakiti mu, setiap kali aku memukul mu atau menodongkan pisau di arah mu, tubuh ku tidak bisa bergerak lagi setelahnya, pikiran dan hati ku, kedua nya tidak memperbolehkan aku melakukan itu kepada mu. Aku tidak tahu apa yang salah pada diri ku. Aku tidak pernah mengalami nya selama hidup ku sebelum kamu datang." Sehun terdengar sangat putus asa.

Irene memeluk Sehun dengan erat. Irene sekarang berusaha menenangkan Sehun. Sehun mungkin sedang berada di titik terendahnya.

"Sehun, kamu bisa menangis jika kamu mau, aku tidak akan membuka mulutku tentang ini." Ucap Irene. Sehun mengangguk. Tidak lama kemudian, Irene tidak mendengar suara apa pun lagi dari Sehun.

Irene pikir Sehun mungkin saja tertidur, tapi saat Irene mengangkat kepala Sehun, ternyata Sehun masih sadar, dia belum tertidur.

"Sehun?" Irene hanya memastikan kalau Sehun masih benar-benar sadar.

"Ya? Apa kamu lapar lagi?" Tanya Sehun. Irene menggeleng.

"Ayo pindah ke atas ranjang mu, kita istirahat sebentar." Ucap Irene. Sehun pun langsung pindah ke ranjang nya tanpa suara di ikuti oleh Irene di belakangnya.

"Bagaimana perasaan mu sekarang?" Tanya Irene.

"Baik-baik saja ku rasa." Jawab Sehun.

"Boleh aku bertanya? Tapi kamu harus menjawabnya dengan jujur." Ucap Irene. Sehun hanya mengangguk.

"Apa dulu anjing mu terbunuh?" Tanya Irene.

"Aku dulu memang punya seekor anjing, tapi aku membunuhnya." Ucap Sehun datar. Pandangan nya lurus ke depan.

"Kenapa?" Tanya Irene lagi.

"Saat itu ayah dan ibu ku pulang kerja dan mereka memarahi ku. Mereka bilang aku anak tidak berguna, jadi mereka memukul ku." Ucap Sehun. Irene sendiri masih berusaha mengaitkannya dengan kejadian membunuh anak anjing itu.

"Lalu? Kenapa kamu membunuhnya?" Tanya Irene lagi.

"Vivi berusaha menolongku, tapi dia malah terpukul kayu dah sekarat. Ayah ku berhenti mengamuk dan meninggalkan aku di sana. Aku ingin menyelamatkannya, tapi dia benar-benar sekarat. Aku tidak mau dia terus kesakitan. Jadi aku membunuhnya dengan cepat." Ucap Sehun. Irene tahu kalau sebenarnya Sehun bukan membunuh anjingnya secara sadis, tapi Sehun tidak ingin anjing nya menderita lebih lama.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang