Part 32

3.6K 216 10
                                    

"Itu pertama kali kamu membunuh?" Tanya Irene.

Sehun menggeleng. "Aku pernah membunuh sahabat ku sendiri." Irene cukup terkejut mendengarnya. Kenapa Sehun membunuh sahabatnya sendiri?

"Kenapa? Apa ada masalah di antara kalian?" Tanya Irene.

"Tidak, hanya saja saat itu ibu ku bilang akan menjual ku, aku tidak mau, jadi aku membunuh sahabat ku dan membuat nya seolah-olah itu adalah diri ku, Aku menghancurkan wajahnya agar tidak bisa di kenali." Jelas Sehun.

"Jadi dari sana kamu mulai menjadi seperti ini?" Tanya Irene. Irene sebenarnya tidak tahu kalau begini masalahnya. Sehun berasal dari keluarga yang jauh lebih buruk dari Irene sendiri. Tapi Sehun berhasil sukses di usia yang sangat muda.

Sekarang Sehun seperti nya sudah kembali ke awal. Di mana Sehun sudah tidak membawa perasaannya lagi.

"Bagaimana jika di posisi sahabat mu itu adalah aku?" Tanya Irene. Sehun langsung menatap nya.

"Berhenti bertanya atau aku aka - " Sehun tiba-tiba saja diam.

"Sudah lah, lebih baik kamu diam dan tidur." Sehun menarik selimut dan membalikkan tubuhnya membelakangi Irene. Irene pun tidak tahu apa dia harus tidur di sini? Satu ranjang dengan Sehun? Kenapa Sehun kembali lagi ke sifat aslinya? Baru saja Irene merasakan sesuatu yang berubah di dalam hati Sehun dan dalam sekejap hati itu kembali membeku.

Irene berbaring di sebelah Sehun dan membelakangi punggung Sehun juga. Dia menarik selimut nya hingga ke bahu Irene dan berusaha tertidur di sana. Irene sebenarnya tidak tahu Sehun akan mengambil keperawanan nya karena Irene tahu Sehun bukan orang yang mesum, tapi dia kejam. Ya mungkin Sehun akan melukai nya secara fisik bukan secara intim.

Beberapa menit setelah Irene memejamkan matanya. Sehun bangun dan berbalik ke arah Irene. Dia hanya memandangi Irene. Bagaimana mungkin Sehun, seorang psikopat kejam yang tidak memiliki hati bisa jatuh cinta kepada Irene? Itu benar-benar sesuatu yang hampir tidak mungkin terjadi. Tapi itu benar-benar terjadi.

Sehun sudah tidak bisa melukai Irene sama sekali. Dia lebih memilih melukai dirinya sendiri dari pada dia melukai Irene. Sehun menyingkirkan rambut Irene yang turun menutupi wajah nya. Sehun terus saja mengagumi perempuan di depannya itu. Memang tidak ada yang begitu spesial dari diri nya. Tapi itu lah yang membuat Sehun tulus dengan perasaan nya kepada Irene.

"Aku tidak tahu bagaimana cara kamu membuat ku seperti ini, tapi aku harap kamu terus melakukannya. Aku butuh bantuan mu." Bisik Sehun di telinga Irene. Sehun membenarkan selimut Irene dan memeluknya dari belakang dan tertidur lagi sambil memeluk Irene.

*****

Irene bangun dan merasakan sesuatu melilit tubuhnya dengan cukup erat. Irene ingin melepaskan diri tapi setiap kali Irene bergerak, lilitan itu semakin kencang.

"Jangan banyak bergerak," Suara Sehun terdengar nge-bass khas orang yang baru bangun tidur.

"Sehun, ini sudah pukul 7 malam, kita harus bangun atau nanti malam kita akan bergadang." Ucap Irene. Sehun berusaha membuka matanya dan melihat ke arah jam.

"Baiklah." Sehun duduk menyender di senderan ranjang. Irene mendengar suara perut Sehun dengan sangat jelas.

"Kamu ingin makan?" Tanya Irene. "Jika iya, aku akan memasak untuk mu," Lanjut Irene. Saat Irene mau bangun dari ranjang, Sehun langsung menahan tangannya.

"Tetap di sini, biar mereka saja yang memasak." Ucap Sehun setengah sadar.

"Apa kamu tidak menyukai masakan ku?" Tanya Irene lagi karena dia berpikir begitu. Mungkin saja Sehun memang tidak menyukai rasa makanan Irene karena semua orang kan memiliki selera yang berbeda untuk makanan.

"Aku tidak ingin kamu kelelahan, lagi pula untuk apa aku membayar mereka semua jika tetap saja kamu yang akan memasak." Ucap Sehun. Sehun bangun dan menggandeng Irene menuju ruang makan. Sudah ada seorang pelayan yang bersiap di sana untuk makan malam pesanan Sehun.

"Buat apa saja yang penting cepat." Ucap Sehun. Dia mengangguk lalu membungkuk memberi hormat kepada Sehun dan pergi dari sana dengan cepat.

"Sehun, coba lah untuk meminta tolong, itu akan terdengar lebih baik." Ucap Irene.

"Jangan mencoba memberitahu ku apa yang harus aku lakukan." Ucap Sehun datar.

"Apa kamu kembali lagi? Aku masih percaya kamu bisa berubah." Irene benar-benar tulus berada di samping Sehun walaupun dengan nyawa nya yang menjadi jaminan. Lagi pula Irene juga tidak punya tujuan hidup lagi selain mengubah Sehun menjadi lebih baik.

"Aku berusaha Irene," Ucap Sehun. Mungkin Sehun sedikit terbawa emosi.

"Baiklah, Kita coba perlahan nanti." Ucap Irene lagi. Tidak lama kemudian, makanan mereka datang dan mereka langsung memakannya dengan lahap karena perut keduanya memang sudah lapar sejak tadi.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang