Part 38

3.2K 194 2
                                    

Irene masuk ke kamar nya dan langsung terlihat Leva yang sedang tertidur dengan damai di atas kasur Irene. Dengan selimut yang membalut tubuhnya hingga ke pipi nya. Irene merasa kalau Leva sangat cantik dan imut. Kenapa dia harus bertemu dengan Sehun.

"Leva, ayo bangun." Irene membangunkan Leva dengan sangat lembut. Dia sudah menganggap kalau Leva adalah manusia sungguhan.

"Mama?" Ucap Leva dengan suara imut nya.

"Kamu tunggu di sini sebentar ya, aku akan mandi sebentar." Ucap Irene. Leva mengangguk dengan sangat menggemaskan.

Irene masuk ke kamar mandi dan mandi dengan cepat. Dirinya tidak mau banyak membuang waktu lagi. Sehun sudah memberinya kesempatan bagus, kenapa Irene harus membuang kesempatan itu. Kapan lagi dia bisa menikmati sisa hidup nya. Jika pun Irene mati setelah dia kembali, Irene sudah benar-benar melakukan semua hal yang ingin dia lakukan selama hidup nya.

Sekarang ini Irene sudah memiliki perasaan cinta kepada seseorang. Dia juga sudah pernah merasakan bagaimana hidup susah dan hidup bergelimang harta. Sekarang Irene juga sudah tahu bagaimana rasanya jika dia memiliki seorang anak. Irene hanya perlu mengambil waktu untuk dirinya sendiri. Hanya untuk bersenang-senang dan menenangkan dirinya.

Irene selesai mandi dan keluar dari sana. Ternyata Leva sedang membereskan tempat tidur Irene dan membereskan barang-barang yang kurang teratur.

"Mama sudah selesai mandi." Leva berbalik dan melihat Irene.

"Iya sayang, apa kamu lapar?" Tanya Irene. Leva mengangguk.

"Biasanya kamu makan apa?" Tanya Irene. Dia sama sekali tidak tahu Leva harus di beri makan apa, yang pastinya tidak mungkin di kasih makan makanan manusia, bisa saja bagian mesin dalam nya rusak karena terkena air dan minyak.

"Aku tidak tahu mama," Balas Leva. Irene hanya melihat Leva, Irene mengangkat bagian rambut Leva dan menemukan sebuah tempat yang bisa di buka di bagian belakang punggung nya.

"Apa aku bisa membuka ini?" Tanya Irene. Leva mengangguk. "Tentu saja mama." Balasnya.

Irene membukanya dengan sangat hati-hati dan ternyata itu adalah sebuah kabel yang cukup panjang. Irene mencoba mendudukkan Leva di sebuah kursi dan mencoloknya ke stopkontak terdekat.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Irene. Leva terlihat bingung. "Rasanya enak, aku menjadi lebih. Terisi." Ucap Leva. Irene tahu itu mungkin bagaimana cara Leva mengisi daya nya.

"Mama, apa mama akan pergi?" Tanya Leva. Irene tidak tahu bagaimana Leva bisa menanyakan hal itu. Bukankah Irene belum memberitahunya sama sekali.

"Kenapa kemu menanyakan itu?" Tanya Irene.

"Semalam Leva mendengarnya, papa bilang ingin memberi mama waktu berlibur kan? Apa Leva boleh ikut?" Tanyanya dengan bersemangat. Irene tidak bisa mengatakan Ya juga. Karena Irene saja belum pasti ingin menuju ke mana. Dan Sehun mungkin tidak akan membiarkan Leva keluar dari rumah itu atau satu-satu nya cara adalah menghancurkannya dulu.

"Nanti kita akan bicarakan ya, sekarang mama harus makan dulu." Ucap Irene. Leva mengangguk dan melambaikan tangannya. Irene keluar dari sana dan menyusul Sehun yang sudah berada di ruang makan menunggu Irene.

"Kenapa sangat lama?" Tanya Sehun dingin.

"Aku mengecas Leva dulu." Jawab Irene. Sehun menaikkan salah satu alis nya.

Irene menghela nafas sebentar, "Dia itu kan robot, baterai nya perlu di isi Sehun." Ucap Irene. Sehun hanya mengangguk saja. Sehun saja baru tahu kalau Leva perlu di cas.

"Kalau begitu sekarang makan, lalu kita akan pergi membuat paspor untuk mu." Ucap Sehun.

"Paspor? Untuk apa?" Tanya Irene. Dirinya saja belum pasti ingin ke luar negeri, bisa jadi dia hanya ingin ke luar kota.

"Ya tidak apa-apa, siapa tahu kamu akan memerlukannya.." Jawab Sehun. Irene hanya mengangguk. Terserah Sehun saja lah. Toh dirinya juga tidak bisa melawan Sehun. Makanan mereka datang dan sudah ada di depan mereka berdua.

"Makan Irene." Sehun mulai menegur Irene karena Irene belum menyentuh makanannya sejak tadi.

"Baiklah." Irene memasukkan makanannya ke dalam mulut nya.

Diam-diam Sehun tersenyum melihat Irene makan dengan tenang dan tidak membantah nya lagi. Sehun suka saat Irene tidak terus-terusan membuat nya marah. Dalam hati nya dia tidak ingin melukai Irene, dengan satu syarat. Irene tidak boleh memulai nya lebih dulu atau Sehun akan lebih kejam dari sebelumnya. Sehun benar-benar berharap Irene tidak seperti orang-orang di sekelilingnya yang terus membuat Sehun menderita. Sehun melakukan itu semua untuk menyalurkan rasa sakit nya, semua yang membuat Sehun menderita. Orang lain juga harus merasakannya. Tapi tidak dengan Irene. Entah kenapa, sesuatu di dalam dirinya mengatakan kalau Tugas Sehun selanjutnya adalah menjaga Irene tetap aman. Bukan menyakitinya. Itu adalah sebuah perintah baru dari dalam tubuh Sehun.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang