Part 4

7.4K 396 3
                                    

Karena keasyikan bermain dengan Tio, Sehun sampai lupa dengan Irene. Sehun pun langsung kembali ke ruangan itu dan mengeluarkan Irene yang sudah tertidur.

'Kenapa dia kelihatan manis saat tertidur.' batin Sehun

Mungkin karena merasakan adanya pergerakan, Irene pun bangun saat berada di gendongan Sehun.

"Eumm, Sehun... Apa aku sudah boleh keluar?" tanya Irene pelan karena dia takut membuat kesalahan lagi.

"Iya, jangan mengulanginya, dan jika kamu melanggar peraturanku lagi, hukuman mu akan jauh lebih berat dari pada ini sweety." Bisik Sehun, tapi bisikan itu malah terdengar menyeramkan di telinga Irene.

"Baiklah, ke mana kita sekarang?" Tanya Irene.

"Ruang makan." Balas Sehun. Sehun selalu membalas singkat jika memang tidak ada yang perlu di jelaskan.

"Apa kamu selalu seperti ini?" Tanya Irene.

"Tidak, Kamu satu-satunya yang memanggil ku dengan nama, sisanya tidak ada yang pernah memanggil ku seperti itu." Balas Sehun.

Irene mengalungi tangannya di leher Sehun dan menenggelamkan kepalanya di dada Sehun. "Kenapa?" tanya Irene.

"Karena aku tidak memperbolehkannya, belum ada satu orang pun yang dekat dengan ku. Hanya asisten pribadiku. Itu pun jika ada keperluan saja." balas Sehun, Sifat Sehun memang dingin kepada siapa pun, ingat, Karena psikopat tidak memiliki perasaan.

"Bagaimana dengan orang tua mu?" tanya Irene lagi. Namun sepertinya Sehun merasa Irene sudah terlalu banyak tahu. Dia terus bertanya mengenai hal-hal pribadi Sehun.

"Berhenti bertanya dan diam."

Suara Sehun yang berat membuat Irene segera menurunkan tangannya dan diam di gendongan Sehun. Irene pun tidak menanyai Sehun apa pun lagi karena Irene juga menyadarinya jika Sehun mungkin merasa seperti di interogasi dan tidak nyaman.

Setelah sampai di ruang makan, Sehun meletakan Irene tepat di sebelah tempat duduknya.

"Pelayan." Sehun hanya mengucapkan 1 kata dan beberapa orang pelayan langsung datang ke ruang di mana Sehun berada.

"Aku ingin makan pasta dan salad. Ucapnya, dan Untuk nya, terserah dia."

Irene yang mendengarnya langsung menyebutkannya, "Tolong samakan saja,"

Sehun memperhatikannya. "Baiklah, samakan."

Mereka semua segera keluar dan pergi ke dapur untuk memasak makanan mereka, karena jika telat sedikit saja, nyawa mereka akan menjadi taruhan nya. Itulah konsekuensi dari bekerja dengan Sehun. Semua yang bekerja di rumahnya harus sesuatu dengan semua keinginan Sehun, Jika tidak sebuah timah panas akan langsung menembus tubuh mereka.

Benar saja, tidak sampai 20 menit, makanan mereka sudah terhidang di depan mereka lengkap dengan makanan penutup.

"Apakah ini tidak terlalu berlebihan?" tanya Irene. Sehun hanya makan dan menggeleng. Irene pun mengerti, saat makan tidak boleh berbicara. Dia pun memasukkan makanannya ke dalam mulutnya.

Irene tidak terduga makanan itu akan seenak ini, itu di luar bayangannya.

"Selesai makan tunggu aku di kamarku. Mengerti?"

Irene tidak mengeluarkan suara apa pun, dia hanya mengangguk sebagai jawaban dia mengerti. Irene mungkin tidak akan mau berakhir di siksa oleh Sehun untuk yang kedua kali nya karena kesalahannya sendiri dan membuat Sehun kesal.

"Selesaikan makanmu cepat." Irene mempercepat makan nya dan selesai dalam waktu yang cepat.

"Tinggalkan saja piring nya di sana, nanti akan di bereskan." Ucap Sehun, "Masuk ke kamarku dan aku akan menyusul. jangan keluar dari kamar itu."

Sehun sendiri ada urusan yang lebih penting untuk masa depannya. "Bos, ada yang memata-matai kita selama beberapa hari dan aku sudah mendapat kan orangnya dan tempat tinggalnya, Apa perlu kami habisi?" tanyanya.

"Tidak, berikan kepadaku dan aku akan mengurusnya sendiri." Sehun kali ini mungkin punya rencana bagus di dalam kepalanya itu.

"Semua penjagaan di sini harap di perketat, Jangan sampai gadis itu keluar dari mansion ini atau kalian semua akan ku bunuh di tempat."

Sehun selalu membuat peringatan kepada seluruh penjaga nya dan dia akan selalu melakukan apa yang dia katakan, jika dia bilang akan membunuh mereka, maka itulah yang akan dia lakukan.

Sehun mengendarai mobil nya itu menuju ke sebuah apartemen tempat sasarannya itu tinggal. Sehun sengaja tidak memarkirkan mobilnya di dekat situ, karena mungkin saja sasarannya itu mengetahui bahwa Sehun sedang berada di dekat situ.

Sesudah dia memarkirkan mobilnya, dia melihat ada beberapa CCTV yang terpasang di sana. Jadi tidak mungkin juga Sehun langsung berjalan begitu saja, dia akan tertangkap CCTV.

"Jason, Matikan semua CCTV yang ada di sini." Aku memerintahkannya dan beberapa detik kemudian, semua CCTV di sana sudah dalam keadaan mati. "Kerja bagus.".

'Terima kasih Bos, dan Sasaran Anda ada di dalam, dia tidak keluar dari sana sejak 2 hari yang lalu.'

"Bagus, itu akan lebih mudah." Sehun jalan mendekati apartemen itu dan menaiki lift. Sampai di lantai 20, lift itu berhenti dan Sehun keluar. Untungnya apartemen di sini tidak banyak di tinggali mungkin karena orang lebih baik menginap di hotel dari pada apartemen.

"Nomor berapa?" tanya Sehun.

'110 Bos,' Sehun tidak salah pilih, Jason sangat lah bagus dan sangat cepat. Dia pun sangat pintar, Sehun berpikir, kenapa tidak dari dulu saja.

"Max... Keluarlah." Sehun dengan kencang mengetuk pintunya. "Max... Ayolah jangan buat aku lama menunggu, aku tahu kamu di dalam.." Sehun semakin menaikkan volume suara nya dan semakin kencang mengetuk pintunya.

Karena dia tidak kunjung membukanya, Sehun menerobos masuk dengan meminta Jason sandi pintunya. '135010' dan pintu itu langsung terbuka. Dia masuk lalu melihat sekelilingnya dan secara kebetulan karena dia melewati dapur, dia mengambil sebuah pisau buah, hanya untuk bermain-main nanti nya.

Karena Sehun sudah berkeliling dan tidak menemukan ada nya tanda-tanda Max, Sehun pun masuk ke salah satu ruangan, ruangan itu kosong seperti yang lainnya. Tetapi entah kenapa Dia berfirasat Max bersembunyi di ruangan itu.

Sehun adalah seorang psikopat, tentu saja tidak akan kehabisan akal untuk bermain dengan mangsa nya. "MAX, JIKA KAMU TIDAK KELUAR, AKU AKAN MENCARI MU DAN KITA AKAN BERMAIN-MAIN." Sehun berteriak sangat kencang dan merusak barang-barang yang ada di situ.

Orang normal yang berada di sana sudah pasti mati ketakutan dengan kelakuan Sehun.

"Di situ rupanya kamu."





TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang