Part 65

2.5K 217 9
                                    

Halo readers... Maaf ganggu kalian yang mau baca ff ini dengan curhatan author ini. Tapi ya, semangat nulis authoe tbtb down gitu, yang baca aja 8K tapi yang vote cuma 1k, yang 7k sider kemana? Tolong donk cuma vote doank, hargain dikit gitu author yang udh nulis ini panjang². Ini udah part 65, tapi tetep aja sider nya luar biasa banyak. Jadi tolong dukungannya kalau kalian yang baik kalau suka sama cerita ini boleh Vote cerita ini, author bakal seneng kalau banyak yang ngedukung cerita ini. Sekian curhatan author, maksih buat yang udah baca, dan kalau yang ngeskip ya.. yasudah lah.

~ Happy Reading ~



Sehun berkendara pulang sendiri, untung saja dia tidak mabuk dan jalanan sedang sangat sepi. Ya itu tidak aneh karena sekarang pukul 3 pagi. Siapa orang yang berkeliaran jam 3 pagi di sekitar tempat tinggal Sehun? Jika kalian pikir rumah Sehun hanya 1, kalian salah. Seluruh komplek adalah rumah milik Sehun. Jadi tidak ada yang tinggal di sana kecuali rumah yang Sehun tinggali sekarang.

Sehun masuk ke dalam rumahnya. Entah dia harus memeriksa kamar Irene atau tidak. Seperti nya Sehun sedang tidak ingin melakukannya.

Sehun langsung melewati kamar Irene dan berjalan ke arah kamar nya. Sehun merasa sepertinya tadi dia sudah mematikan lampu kamarnya. Dia membuka kamar nya dan menemukan Irene yang sedang tertidur di atas ranjangnya. Mood nya kembali down karena melihat Irene lagi. Dia jadi mengingat semua ucapannya tadi.

"Kenapa dia di sini." Gumam Sehun. Sehun berjalan masuk dan menutup pintu kamarnya.

Sehun duduk di pinggir ranjangnya agar tidak membangunkan Irene. Tapi sayangnya itu sudah terjadi. Irene bangun dan langsung melihat Sehun. Tanpa berkata apa pun. Irene langsung memeluk Sehun. Melingkari tangannya di pinggang Sehun. Dan sekarang Irene bahkan bisa mendengar suara detak jantung Sehun.

"Irene, lepaslah." Sehun berusaha melepaskan tangan Irene tapi Irene malah memeluknya semakin erat.

"Lepaslah selagi aku berbicara baik-baik." Ucap Sehun lagi.

"Lakukan apa saja kepada ku, aku akan menerima semuanya, maafkan aku, aku tidak tahu kenapa aku berpikir seperti itu, aku bukan tidak percaya kepada mu, tapi itu tiba-tiba muncul di kepala ku. Kamu boleh memukul ku, kamu boleh kasar kepada ku, aku akan menahan semuanya, asal kamu mau memaafkan aku." Ucap Irene. Sehun hanya diam.

"Aku bilang lepas." Ucap Sehun. Irene menatap mata Sehun. Tidak ada apa pun di sana.

"Lepaskan aku dan pergi lah bersama Derrick," Sehun melepaskan tangan Irene dengan kasar karena jika tidak, Irene tidak akan mau melepasnya. Irene hanya diam.

"Kalalu begitu aku tidak mau pergi." Ucap Irene. Sehun menghela nafasnya.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Aku rasa aku tidak memerlukannya." Ucap Irene.

"Kalau begitu jauhi aku, pergilah," Ucap Sehun.

"Aku tidak bisa." Ucap Irene. "Aku terlanjur membuka hati Sehun, apa kamu tidak mengerti?" Tanya Irene. Mata Irene sudah kembali berkaca-kaca.

"Jika kamu tidak mau, tidak apa-apa, kamu bisa mengabaikan aku, anggap saja aku tidak ada, tapi biarkan aku tetap di sini." Irene kembali memeluknya.

"Kamu akan semakin tersiksa jika kamu terus berada di sini, aku menyuruh mu pergi karena aku tidak ingin kamu terluka lebih jauh karena diri ku, Irene, ku mohon, bukan kamu saja yang akan tersiksa, aku juga merasakan hal yang sama." Ucap Sehun.

"Jadi aku harap kamu bisa tetap pergi ke Amerika, dan jika kamu mau tinggal di sana lebih lama, kamu bisa mencari pekerjaan dan tinggal di sana." Ucap Sehun. Sebenarnya tanpa sepengetahuan Irene, Sehun sudah menyiapkan semua keperluan Irene di sana. Sehun ingin Irene bahagia di sana, bukan malah menderita di sini karena Sehun.

"Aku tidak mau." Irene masih saja keras kepala dan tidak mau pergi.

"Jangan mempersulit ini Irene." Ucap Sehun.

"Aku sudah membuat keputusan." Ucap Irene. Sehun menatap Irene.

"Jawaban ku adalah ya." Ucap Irene. Sehun masih belum nyambung.

"Berhenti bercanda dan cepat bangun, Derrick akan segera mengantar mu." Ucap Sehun sambil berusaha melepas tangan Irene dari tubuhnya.

"Aku sudah menjawabnya, kenapa aku harus pergi untuk memikirkannya lagi?" Tanya Irene. Sehun diam sebentar.

"Apa?" Tanya Sehun saat Irene terlihat kesal.

"Dengarkan aku, aku sudah bilang, ya, ya. Ya aku mau. Apa itu tidak cukup?" Tanya Irene.

"Sepertinya aku sedang mabuk." Ucap Sehun sambil memegang pelipisnya.

"Tidak kok." Irene terus memeluk Sehun.

"Sudah lah lepas," Ucap Sehun terus berusaha melepaskan Irene dari tubuhnya.

"Sehun, aku benar-benar sudah menerima mu sejak lama, Kenapa kamu tidak menyadari itu?" Tanya Irene. Sehun berhenti berusaha melepaskan tubuhnya dari Irene dan diam di posisi nya.

"Aku menyadari nya Irene, itu sebab nya aku ingin kamu hidup bahagia," Jawab Sehun. Sehun benar-benar serius dengan perkataannya.

"Bagaimana jika aku bilang aku bahagia saat bersama mu? Aku tidak akan tenang di sana sendirian, aku pikir kita akan pergi bersama, ternyata aku hanya akan pergi sendiri. Itu tidak membuat ku senang." Ucap Irene.

"Bukankah kamu ingin memikirkannya lebih matang dan tidak gegabah seperti ini? Waktu mu masih panjang, ini bahkan belum dimulai." Ucap Sehun.

"Tapi aku sudah membuat keputusan yang tidak akan aku sesali seumur hidup, malah aku akan menyesalinya jika aku menolak ini." Jawab Irene. Sehun tidak tahu harus berbuat apa. Ini pertama kali nya ada orang yang mementingkan Sehun di atas segalanya.

"Walaupun kamu sudah menjawabnya, aku tetap akan membiarkan mu berpikir dulu." Ucap Sehun.

"Kenapa?" Tanya Irene. Sehun menggenggam tangan Irene. Seperti nya cuaca nya cukup dingin karena Sehun merasa tangan Irene cukup dingin.

"Pernikahan bukan hal yang sepele, tolong pikirkan ini baik-baik. Kamu orang yang sangat baik Irene. Jangan sia-sia kan hidup mu untuk orang seperti aku. Nikmati lah hidup mu sendiri walaupun hanya sebentar." Ucap Sehun.

"Baiklah, aku akan memikirkannya baik-baik." Ucap Irene.

"Kalau begitu pergilah sekarang, kamu bisa meneleponku jika ingin kembali ke sini." Ucap Sehun. Irene sebenarnya tidak mau pergi, tapi Sehun terus saja menyuruhnya untuk pergi. Irene tahu Sehun sebenarnya adalah orang yang baik. Hanya saja Sehun hanya mengalami masalah masa kecil nya. Jika Sehun bisa melupakannya. Irene yakin semua akan baik-baik saja.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang