Leva berbaring di tempat yang sudah di sediakan oleh Sehun. Semua kabel dan alat-alat sudah terpasang di tubuhnya. Dia menatap Sehun.
"Papa, papa harus berjanji mama akan baik-baik saja, Aku tahu papa akan mematikan aku setelah ini, tapi jangan sakiti mama lagi." Ucap Leva. Sehun ingin sekali mengabaikannya, tapi Sehun pikir dirinya hanya perlu bertahan sebentar lagi untuk semua data-data itu.
Tanpa berniat menjawab Leva, Sehun langsung mendorong Leva masuk ke dalam sebuah mesin. Di mana saat mesin itu di nyalakan, Leva akan langsung tidak sadar dan data-data nya akan masuk semua ke laptop Sehun. Ini lah yang selama ini dia tunggu-tunggu.
Sehun melihat ke layar laptop nya, Sudah 10% data yang masuk ke laptop nya. Sehun tersenyum melihat tidak ada lagi yang bisa menggagalkannya sekarang. Irene sudah di bawah, Leva sudah menyerahkan diri nya. Apa lagi yang mungkin bisa berjalan salah.
Sehun terus mengawasi Leva dan laptop nya, sambungan itu tidak boleh terputus atau data nya akan hilang di kedua tempat. Karena yang Sehun lakukan bukan menduplikat data tapi dia memindahkan data itu. Leva tidak akan memilikinya lagi.
Pemindahan data itu terbilang cukup cepat. Hanya dalam beberapa menit saja, data nya sudah hampir masuk sepenuhnya. Tinggal sedikit lagi saja.
"Papa,"
Sehun mendengar suara itu. Seharusnya Leva tidak bisa berbicara ataupun sadar sekarang. Tapi Sehun yakin dia tidak salah dengar.
"Selamat tinggal papa. Leva menyayangi papa." Ucap Leva. Sehun benar-benar yakin itu adalah suara Leva yang berasal dari mesin itu. Sehun mendekat ke mesin dan mengintip, Leva tidak sadar sama sekali, tapi bagaimana dia bisa berbicara di dalam sana.
"Data complete"
Sehun kembali mengecek laptop nya setelah data itu semua terkirim. Mesin itu mati dan tidak ada lagi suara Leva. Sehun mengeluarkannya dan benar saja. Leva sudah tidak bergerak. Dia hanya mesin tanpa tenaga sekarang. Baterai dan juga kabel-kabel di dalam nya juga sudah rusak karena mesin itu terlalu kuat untuk diri nya.
Sehun tidak peduli lagi dengan Leva. Dia sudah mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Semuanya jadi tidak penting lagi sekarang. Sehun melihat jam, sekarang sudah pukul 7 pagi. Semalaman Sehun benar-benar tidak tidur. Mungkin diri nya harus beristirahat sekarang. Tapi sebelumnya, Sehun harus kembali mengecek keadaan Irene. Siapa tahu perempuan itu sudah sadar.
Sehun turun ke bawah. Dia menyadari pintu yang tadi dia tidak tutup. Apa jangan-jangan Irene sudah bangun dan keluar? Sehun langsung berlari ke tempat Irene dan dia tidak terlihat ada di sana dari CCTV. Sehun langsung masuk dengan kasar.
"IRENE!!!" Teriak Sehun. Irene tiba-tiba keluar dari kamar mandi.
"Sehun, tidak perlu teriak-teriak begitu." Ucap Irene. Sehun sudah berpikir kalau Irene kabur dari sana.
"Dari kapan kamu sadar?" Tanya Sehun datar.
"Entah lah, saat aku mendengar suara Leva memanggilku." Ucap Irene. Sehun cukup bingung. Semalaman diri nya bersama Leva. Bagaimana mungkin Irene bisa mendengar suara Leva?
"Mungkin kamu hanya bermimpi." Ucap Sehun dingin.
"Kalau begitu keluar lah, aku tidak ingin melihat mu." Irene mengusir Sehun dari sana. Sehun sebenarnya tidak terima Irene mengusir nya begitu.
"Kamu masih tidak tahu ya," Sehun mengatakannya dengan senyum yang sangat mengerikan.
"Tahu apa?" Tanya Irene. Dia tidak merasakan apa-apa yang aneh di sini.
"Menurut mu kenapa kamu bisa ada di sini?" Tanya Sehun. Irene mengangkat kedua bahu nya sebagai jawaban.
"Kamu itu tidak spesial Irene, kamu hanya manusia bodoh yang sama seperti mereka," Ucap Sehun. Sehun sebenarnya ingin menyadarkan Irene kalau dirinya itu tidak akan pernah benar-benar mencintai Irene, Dia hanya memperalat Irene. Irene saja yang terlalu lugu dan berpikir begitu.
"Lalu, kenapa kamu tidak membunuhku sampai sekarang?" Tanya Irene.
"Karena aku masih membutuhkan mu, Leva pasti memberikan akses kepada mu untuk membuka beberapa file rahasia itu." Ucap Sehun.
"Leva? Apa kamu sudah menduplikat data nya?" Tanya Irene senang.
"Maaf, tapi Leva sudah memberikan semua nya kepada ku," Ucap Sehun bangga. Irene tidak mengerti. Semuanya?
"Apa maksud mu? Di mana Leva?" Tanya Irene. Dia mungkin baru sadar kalau Sehun sebenarnya sudah menghabisi Leva untuk data-data nya.
"Mungkin kamu tidak akan melihatnya lagi, tapi kamu juga tidak akan hidup lebih lama, jadi nikmati lah selama aku masih membutuhkan mu." Ucap Sehun. Dia keluar dari sana dan menutup kembali pintu itu dari luar. Irene berusaha memanggil-manggil nama Sehun tapi Sehun sama sekali tidak memedulikan Irene.
Irene benar-benar tidak tahu kenapa dia begitu bodoh hingga benar-benar mencintai seorang psikopat, seorang psikopat tetap lah psikopat. Tidak mungkin Sehun dengan sangat tiba-tiba bisa lembut dan baik kepada Irene kalau tanpa sebab. Irene sangat bodoh karena benar-benar membuka hati nya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...