Part 37

3.4K 201 5
                                    

Irene bangun dan keadaan nya masih sama seperti kemarin malam. "Sehun." Irene berusaha menggoyangkan tubuhnya agar Sehun bangun Ini sudah jam 8 pagi.

"Sehun, bangun." Irene terus melakukannya dan usaha nya memang tidak mengecewakannya.

"Sebentar lagi, aku masih mengantuk." Ucap Sehun sambil mengucek-ngucek kepala nya di leher Irene.

"Sehun, lepaskan tangan ku, rasanya tangan ku sudah mati rasa." Ucap Irene kesal. Dia benar-benar tidak bisa menggerakkan tangannya lagi. Itu sudah tidak terasa apa-apa lagi.

Sehun akhirnya berusaha membuka matanya dan mengumpulkan kesadarannya. Dia tersenyum melihat Irene yang masih berada di sebelahnya saat dia bangun.

"Selamat pagi," Ucap Sehun.

"Cepat buka." Berbanding terbalik dengan Sehun, Irene malah terlihat sangat kesal dan marah. Tapi sayang nya, psikopat di depannya itu malah tertawa melihat Irene tersiksa seperti ini terus.

"Tidak usah lah, biar kamu ga kabur lagi." Ucap Sehun. Irene langsung menendang-nendang Sehun karena Sehun terus saja mengulur waktunya. Tangan nya sudah semakin tidak terasa sekarang.

"Sehun, ayo lah.." Irene berusaha untuk membujuk Sehun. Kali aja Sehun mau berubah pikiran.

"Apa yang bisa kamu lakukan sebagai ganti nya?" Tanya Sehun.

"Hei, kamu yang mengikat ku kenapa aku yang harus membayar mu untuk melepaskannya." Ucap Irene kesal.

"Kalau begitu aku akan memberikan penawaran," Ucap Sehun sambil tersenyum. Irene mengenal senyuman itu. Itu sebuah pertanda untuk hal yang tidak baik akan terjadi kepada Irene.

"Penawaran apa?" Tanya Irene was-was.

"Kamu mau jadi istri ku?" Tanya Sehun. Irene cukup terkejut.

"Hey Tuan Oh Sehun. Tidak bisakah kamu melamar ku dengan lebih romantis? Kenapa di saat seperti ini." Ucap Irene kesal. Dia benar-benar kesal dan marah kepada Sehun. Bagaimana bisa seorang laki-laki melamar perempuannya seperti ini. Benar-benar parah.

"Aku tidak berpengalaman tentang ini, jangan menyalahkan ku terus." Jawab Sehun.

"Aku akan memikirkannya lebih dulu. Lagi pula aku masih terlalu muda untuk menikah." Balas Irene.

"Apa yang ingin kamu lakukan sekarang?" Tanya Sehun.

"Aku ingin menikmati waktu ku sendiri, benar-benar seorang diri, hingga aku siap berkeluarga, aku mungkin akan memutuskannya." Ucap Irene. Sehun duduk di ranjangnya dan menatap Irene dengan tatapan yang cukup intens.

"Bagaimana jika aku memberimu waktu bebas selama 1 bulan? Apa itu cukup?" Tanya Sehun.

"Waktu untuk apa?" Tanya Irene.

"1 bulan untuk diri mu sendiri, dan setelah itu kamu bisa kembali ke sini dan memberi jawaban mu, jika pun kamu tidak mau, aku tidak akan memaksa mu." Ucap Sehun. Irene tidak percaya apa Sehun benar-benar bisa membiarkan Irene melakukan itu?

Sehun melepas ikatan tangan Irene dan membantu nya untuk duduk. Irene masih benar-benar menatap Sehun. "Kamu serius? Tanya Irene.

"Ya Irene, aku serius, kamu bisa pergi ke mana pun, bahkan ke luar negeri selama 1 bulan, aku akan mengurus semuanya, dan setelah itu berikan jawaban mu." Ucap Sehun. Irene benar-benar tidak menduga Sehun akan melakukan itu semua untuk dirinya.

"Kebetulan ini juga hampir awal bulan, bagaimana jika kamu memikirkannya lebih dulu lalu beritahu aku ke mana tujuan mu." Ucap Sehun. Irene masih shock dengan keputusan Sehun.

"Sehun, apa ada bayarannya? Tidak ada yang gratis di dunia ini kan." Ucap Irene. Irene benar-benar memikirkan segala hal yang membuat Sehun memberikan kebebasan. Harus di ingat, Sehun itu bukan laki-laki biasa. Dia itu psikopat kejam yang haus darah.

"Tidak ada, sama sekali tidak ada, Kamu hanya punya waktu satu bulan untuk menikmatinya, lalu kamu harus kembali ke sini dan memberikan jawaban mu, itu saja." Ucap Sehun.

"Kamu serius?" Tanya Irene semangat. Sehun mengangguk dan Irene langsung spontan memeluk Sehun.

"Ingat, waktu mu satu bulan, anggap saja itu sebagai waktu mu untuk berpikir," Ucap Sehun lagi. Irene mengangguk.

"Bagaimana jika aku tidak bisa?" Satu pertanyaan itu langsung terlintas di pikiran Irene.

"Kamu tetap akan tinggal di sini, seperti sebelumnya, hanya saja kamu harus bekerja seperti yang lainnya." Ucap Sehun. Jika di pikir-pikir, bekerja di tempat Sehun juga tidak buruk. Tapi jika Irene memutuskan untuk menerima lamaran Sehun, itu artinya Irene harus bisa menerima Sehun apa adanya, termasuk dengan sikap dan kebiasaan buruk Sehun.

"Sekarang aku akan mandi dan setelah itu kita akan lanjut membahas ini." Ucap Sehun. Dia turun dari ranjang dan mengambil baju, celana, celana dalam dan handuk nya. Irene hanya melihat Sehun. Saat Sehun hanya menggunakan kaos, itu benar-benar memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sempurna.

Irene bangun dari ranjang Sehun dan kembali ke kamar nya. Di sana dia ingat ada Leva, bagaimana Irene bisa meninggalkan Leva di sini bersama Sehun? Sehun pasti akan menghancurkannya.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang