Part 59

2.5K 154 4
                                    

"Aku tidak percaya, orang seperti Sehun akan suka makanan anak kecil. Dia menggemaskan saat makan" - Irene.

"Dia terlalu sempurna untuk ku, sayang nya aku tidak pantas untuk nya." - Sehun.

*****

Selesai makan, Irene bangun dan berniat membawa piring-piring itu ke dapur.

"Irene, makanan mu lezat, kamu harus sering-sering membuatkan aku sarapan." Ucap Sehun sambil memeluk Irene dari belakang.

"Benarkah? Padalah ini adalah makanan anak-anak, aku tidak tahu kamu akan selahap itu." Ucap Irene sambil tertawa pelan. Sehun terkekeh.

"Itu karena aku tidak pernah mengalami masa anak-anak ku seperti anak normal." Ucap Sehun. Sehun langsung membalikkan tubuh Irene.

"Biarkan saja di sana, nanti akan ada orang yang membersihkannya." Ucap Sehun. Irene menggeleng. "Biar aku saja." Ucap nya. Irene membawanya ke dapur dan mencuci nya di sana. Sehun tidak tahu kenapa Irene begitu keras kepala jika urusan seperti ini.

Saat Irene berjalan menuju dapur, Sehun keluar dari ruang makan dan berjalan ke arah ruang kerjanya. Sehun membuka laptop nya dan mencari-cari tiket pesawat yang akan terbang besok. Sehun sudah menemukan semuanya, dia tinggal menunggu jawaban Irene.

Sehun menutup laptop nya dan mencari keberadaan Irene, dia seharusnya sudah selesai mencuci piring-piring tadi kan. Sehun masuk ke kamar Irene dan Irene ternyata sedang mandi. Sehun mengetahui nya dari suara air yang muncul dari kamar mandi.

Sehun membuka lemari baju Irene dan melihat apa yang harus Irene pakai. Sehun mengambil hoodie dan celana panjang.

"ASTAGA SEHUN, APA YANG KAMU LAKUKAN DI SINI." Teriak Irene. Sehun melihat Irene keluar dengan handuk yang melilit di tubuhnya.

"CEPAT KELUAR." Irene mendorong Sehun hingga ke luar kamar nya. Sehun masih shock karena Irene tiba-tiba keluar dan berteriak seperti itu. Begitu pula dengan Irene, Untung saja Irene keluar dengan handuk karena dia memiliki firasat yang kurang enak, benar saja, Sehun ada di dalam kamar nya. Bagaimana jika tadi Irene keluar begitu saja? Membayangkannya saja sudah membuat Irene sangat malu.

Irene melihat ada baju dah celana yang sudah di letakan di atas ranjangnya. "Ini pasti ulah Sehun." Batin Irene. Irene langsung memakai pakaiannya dan keluar dari kamarnya. Dia pikir Sehun sudah pergi ke kamar nya atau ke mana, ternyata tidak. Sehun masih menunggu nya di depan kamarnya.

"Kamu tidak mandi?" tanya Irene.

"Aku sudah mandi saat kamu membuat sarapan tadi," Jawab Sehun.

"Kata mu tadi kita sarapan dulu baru mandi." Balas Irene kesal karena Sehun tidak menepati omongannya.

"Tadi aku berpikir seperti itu, tapi sambil menunggu email masuk, aku mandi dulu karena itu membuang waktu jika aku hanya diam di depan laptop ku." Balas Sehun lagi.

"Baiklah, Aku menerima alasan mu." Jawab Irene manyun.

"Ayo kita ke mobil," Sehun menggandeng Irene ke mobil. Mereka hanya akan mengambil paspor Irene lalu kembali ke rumah.

Sehun memasangkan sabuk pengaman Irene saat di mobil. "Kamu harus memikirkannya sekarang dan beritahu aku saat di perjalanan pulang nanti," Ucap Sehun.

"Memikirkan apa?" Tanya Irene.

"Perjalanan mu." Jawab Sehun singkat, lalu menyalakan mesin mobil nya dan menginjak pedal gas nya.

"Baiklah," Jawab Irene.

Di sepanjang perjalanan, Irene hanya mencari tempat-tempat hiburan yang bagus, tapi itu masih terlalu banyak untuk di pilih oleh Irene. Mereka memberikan saran lokasi yang sangat banyak dan semua itu sangat indah. Irene bingung jika harus memilih satu.

"Sehun," Irene memanggil nya.

"Ya?"

"Apa kamu punya saran?" Tanya Irene.

"Saran lokasi?" Tanya Sehun.

"Ya, aku bingung." Jawab Irene. Sehun berpikir sebentar.

"Kamu akan pergi sendiri jadi lebih baik jangan pergi ke tempat yang romantis. Carilah tempat yang nyaman, karena kamu akan di sana selama sebulan." Ucap Sehun.

"Kamu tidak ikut?" Irene pikir dia akan pergi bersama Sehun. Sehun menggeleng. Dia menggaruk hidungnya dengan jari telunjuk miliknya.

"Tidak, ini akan menjadi perjalanan mu sendiri." Balas Sehun.

"Aku ingin kamu ikut," Ucap Irene.

"Tidak bisa Irene, kamu harus memiliki perjalanan mu sekali agar kamu bisa berpikir dulu, keputusan yang aku minta bukan untuk sementara, tapi itu hubungan seumur hidup, pikirkan baik-baik di sana, aku tidak akan memaksa mu ataupun berusaha mengubah pikiran mu. Itu akan menjadi murni keputusan mu." Balas Sehun.

Irene semakin bingung sekarang, kalau Irene hanya pergi sendiri, lebih baik Irene pergi ke dalam negeri saja, karena jika ke luar negeri, kemungkinan Irene tidak akan bisa berkomunikasi di sana.

Tidak lama kemudian, Irene dan Sehun sampai di kantor imigrasi. Sehun menyuruh Irene pergi dan mengambil paspor nya sendiri sedangkan Sehun akan menunggu Irene di dalam mobil. Sehun ingin mengajari Irene bagaimana cara mandiri di tempat umum, karena dari informasi yang di terima oleh Sehun dari anak buahnya, Irene tidak terbiasa berinteraksi dengan orang-orang baru seperti di tempat umum di mana ada banyak orang.

Irene harus bisa jika dia ingin pergi sendiri. Sehun hanya memperhatikan Irene dari dalam mobil. Sehun tersenyum melihat Irene berbicara sendiri dengan orang-orang di sana. Ya setidaknya Irene harus berani dulu. Jika tidak Irene bisa-bisa tersasar terus di tempat baru.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang