Sehun mengikuti Irene ke lorong yang lain, dan di sana Sehun melihat Irene yang sedang melihat-lihat makaroni instan dan cream sup instan.
"Apa aku boleh membeli ini?" Tanya Irene. Sehun mengambil itu dari tangan Irene dan meletakannya.
"Itu tidak baik untuk kesehatan mu, kita beli ini saja." Sehun mengambil makaroni mentah yang terbuat dari bahan-bahan organik.
"Kamu bisa mengolah nya di dapur sesuai keinginan mu sendiri," Ucap Sehun. Sehun memasukkan nya ke dalam keranjang belanjaan yang di pegang oleh Sehun. Irene mengangguk saja.
"Ada lagi?" Tanya Sehun. Irene melihat sekeliling.
"Ada di sini ada susu?" Tanya Irene.
"Tentu saja ada." Jawab Sehun. Irene berjalan ke lorong lainnya di temani oleh Sehun yang mengikuti sambil mengawasi Irene dari belakang. Irene melihat-lihat lorong yang penuh dengan berbagai jenis minuman.
"Sehun, aku ingin ini." Irene mengambil sebotol soda. Sehun langsung mengambil itu dari tangan Irene dan mengembalikan itu ke rak.
"Itu tidak sehat Irene, kamu boleh membeli jus atau susu saja." Ucap Sehun. Irene sedikit manyun karena Sehun tidak memperbolehkan Irene meminum nya. Sehun tidak peduli jika Irene akan manyun semalaman. Itu sudah menjadi peraturan Sehun.
Irene akhirnya mengambil jus yang tidak ada di rumah Sehun tapi Irene menginginkannya. "Sudah?" Tanya Sehun.
"Satu lagi," Ucap Irene.
"Apa?" Tanya Sehun.
"Aku ingin yogurt," Ucap Irene. Sehun menuruti semua kemauan Irene di sini, kecuali memang beberapa hal yang dari dulu Sehun tidak pernah membeli nya.
Irene mengambil beberapa yogurt yang berbeda rasa. "Sudah semua." Ucap Irene. Sehun mengangguk dan menggandeng Irene ke arah kasir lalu membayar semuanya. Itu sama sekali tidak mahal. Sehun tidak keberatan jika Irene membeli hal seperti ini. Irene boleh membeli makanan yang dia mau, asalkan itu sehat.
Selesai membayar, Irene dan Sehun kembali ke dalam mobil, Biasanya barang belanjaan akan di taruh di belakang mobil, tapi karena ini sangat sedikit, Irene ingin memegang nya sendiri.
"Kenapa kamu tidak memperbolehkan aku membelinya?" Tanya Irene.
"Itu tidak sehat." Jawab Sehun sambil menjalankan mobilnya.
"Kita langsung pulang saja, ice cream mu akan mencair nanti." Ucap Sehun. Irene mengangguk. Sehun membawa Irene kembali ke dalam rumah. Saat sampai, Irene langsung memasukkan ice cream dan yogurt nya ke dalam kulkas lalu sisa nya dia taruh di dapur. Sehun berada di pintu menunggu Irene memasukkan semuanya.
"Sudah selesai? Ayo tidur, besok kita akan ke kantor imigrasi lagi dan kamu juga harus menentukan tujuan liburan mu." Ucap Sehun. Irene berdiri dan berjalan ke arah Sehun.
"Aku belum memikirkannya." Ucap Irene.
"Tidak apa-apa, masih ada 1 hari lagi untuk memikirkannya." Ucap Sehun. Irene mengangguk. Sehun membawa Irene ke kamar Irene.
"Kamu jadi tidur di sini?" Tanya Irene lagi. Dia hanya ingin memastikannya.
"Ya," Jawab Sehun.
"Baiklah, aku akan mandi sebentar." Ucap Irene. Sehun berbaring di atas ranjang Irene dengan satu lengannya yang menutupi mata nya. Irene masuk ke kamar nya untuk mandi dan berganti pakaian. Sebenarnya Irene tidak seharusnya mandi jam segini, tapi Irene baru saja dari luar jadi dia harus mandi.
Irene tidak menghabiskan banyak waktu untuk berendam karena ini sudah malam, dia hanya mandi dengan air hangat dan menggosok gigi nya. Saat Irene keluar dari sana dengan baju tidur nya, Irene melihat Sehun yang sudah tertidur pulas di atas ranjang nya. "Mungkin dia sangat lelah." Gumam Irene pada diri nya sendiri. Irene ikut naik ke atas ranjangnya. Irene melepas jas jam tangan Sehun, dan mengeluarkan ponsel nya dari saku celana Sehun dan menaruh nya di nakas dekat Sehun. Dan juga Irene melepas jaket yang sedang di pakai oleh Sehun. Irene benar-benar kesusahan melakukan semua itu karena tubuh Sehun yang bisa terbilang cukup berat. Tapi karena Irene benar-benar berusaha, dia berhasil melakukan semua itu.
Irene melipat jaket Sehun, dia merasakan ada sesuatu lagi di saku jaket nya. Irene mengambil nya dan melihatnya, Irene pikir itu mungkin adalah foto seseorang yang berharga untuk Sehun. Irene merasa sedikit sesak ketika melihat foto itu. Irene memasukkan kembali foto itu ke dalam kantong jaket Sehun dan meletakannya di atas sofa. Irene berjalan kembali ke atas ranjang nya dan menyelimuti tubuh Sehun.
"Aku akan menerima apa pun yang terjadi, ini mungkin sudah takdir ku." Bisik Irene. Dia berbaring di sebelah Sehun. Irene menghadap arah sebaliknya dan memunggungi Sehun. Tidak biasa nya Irene tidur dengan posisi seperti ini dengan Sehun. Biasanya mereka akan berada di posisi yang lebih terbilang nyaman. Sedangkan sekarang, Irene lebih merasa ini canggung walaupun Sehun sudah terlelap ke alam mimpinya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...