Irene tidak bisa tertidur sama sekali. Sejak tadi Irene hanya berusaha tidur tapi dia sama sekali tidak bisa tertidur. Dia melihat ke arah Sehun yang benar-benar tertidur dengan sangat lelap. Irene ingin mencoba meminum susu, siapa tahu itu bisa membantu nya. Dia bangun dari ranjang nya dan berjalan dengan perlahan agar tidak membangunkan Sehun. Irene membuka pintu kamar itu dengan sangat perlahan agar tidak menimbulkan bunyi sedikit pun. Dia langsung keluar dan berjalan ke arah dapur.
Irene mencari saklar lampunya dan dia benar-benar tidak bisa melihat apa pun karena itu sangat gelap. Untung saja Irene berhasil menemukannya. Dia langsung mengambil susu yang sudah dia beli tadi dan mengambil sebuah gelas. Susu satu liter tidak mungkin di habiskan oleh Irene sendirian di tengah malam kan. Dia menuang susu itu dan meminum nya di gelas. Dari dulu Irene selalu menyukai rasa itu.
Setelah selesai minum, Irene menaruh kembali susu itu di kulkas dan mencuci gelas yang baru saja dia pakai. Irene melihat ke arah tangannya sendiri. Seperti nya dia harus mengganti perbannya lagi.
Dengan perlahan Irene masuk lagi ke kamar nya dan menutup pintu dengan sangat hati-hati. Dia berjalan ke arah lemari nya dan mencari kotak P3K. Voila~ Irene menemukannya. Dia duduk di sofa dan menyiapkan mental nya untuk mengganti perban di tangannya sendiri. Irene membuka perekat perban itu.
"Sedang apa kamu?" Irene langsung berhenti dengan apa yang sedang dia lakukan.
"Sehun?" Tanya Irene. Sehun langsung menyalakan lampu kamar Irene.
"Aku sedang mengganti perban ku." Jawab Irene takut. Dia bukan takut Sehun akan marah karena Irene tidak tidur, tapi Irene takut Sehun akan marah karena Irene mengganggu tidur Sehun.
Sehun turun dan berjalan ke arah Irene. Dia memegang tangan Irene dan langsung membuka perban itu.
"Apa aku membangunkan mu? Maaf." Suara Irene nyaris tidak terdengar.
"Jika kamu mau mengganti perban, bilang saja." Ucap Sehun. Dia mengambil obat untuk luka Irene dan perban dari kotak P3K dan memakaikannya ke tangan Irene. Sehun melepaskan tangan Irene setelah selesai mengganti perbannya. Lalu Sehun mengambil kotak P3K itu dan menaruhnya kembali ke dalam lemari.
"Apa kamu yang melepas jaket ku dan semua itu?" Tanya Sehun.
"Ya, maaf juga tentang itu, aku pikir kamu akan terganggu jika tidur dengan semua itu." Jawab Irene.
"Aku tidak marah, terima kasih sudah melakukan itu." Ucap Sehun. Irene mengangguk saja. "Dan aku harap kamu bisa menerima ku." Lanjutnya. Irene baru ingat tentang Sehun yang melamarnya dan Irene harus menjawabnya bulan depan.
"Kamu tahu, kamu sudah cocok menjadi seorang istri walaupun usia mu masih sangat muda."
Irene tersipu malu mendengar perkataan Sehun. "Apa yang membuat mu terbangun?" Tanya Sehun.
"Aku ingin mengganti ini." Jawab Irene.
Sehun mengangkat dagu Irene. "Jangan berbohong kepada ku, aku tidak suka itu dan kamu tahu apa akibat nya." Ucap Sehun. Irene dengan susah payah menelan saliva nya sendiri.
"Aku tidak bisa tertidur."
"Kenapa?" Tanya Sehun.
"Entah lah, aku tidak terbiasa dengan itu." Jawab Irene.
"Tapi kita sudah sering tidur bersama," Balas Sehun lagi. Sehun tidak mengerti, setahu dia, Irene dengan Sehun sudah benar-benar sering tidur satu ranjang walaupun begitu, Sehun tidak pernah menyentuh Irene sama sekali jangan kan untuk menyentuh Irene, berpikir untuk itu saja Sehun tidak pernah melakukannya. Karena sejahat apa pun Sehun, dia sadar luka fisik bisa di obati, jika luka batin seperti yang dia alami, itu tidak akan pernah bisa di obati sekeras apa pun dia mencobanya.
"Ya tapi kali ini terasa canggung." ucap Irene. Sehun tidak merasakan apa pun, dia hanya tidur seperti biasa.
"Lalu, sekarang bagaimana?" Tanya Sehun.
"Tidak apa-apa, aku sudah minum susu, semoga saja itu bisa membantu." Ucap Irene. Irene bangun dan berjalan ke atas ranjang. Irene menyalakan kembali lampu tidur nya dan Sehun mematikan lampu ruangan. Sehun ikut berjalan ke atas ranjang Irene.
"Jika kamu ingin memelukku itu tidak apa-apa." Ucap Sehun. Irene hanya terdiam di tempatnya. Dia tidak memiliki cukup keberanian untuk melakukan itu. Sehun menyelimuti Irene dan membalikkan tubuh Irene agar menghadap ke arah nya.
"Tidak perlu memikirkan apa pun, tidur saja seperti tadi sore." Sehun menarik tubuh Irene masuk ke dalam pelukan nya.
"Tidur atau aku akan menghukum mu besok pagi." Sehun yakin Irene masih belum memejamkan matanya.
"Aku menyukai aroma tubuh mu." Gumam Irene. Irene mungkin sudah gila karena masih menaruh perasaan pada Sehun setelah semua yang telah Sehun lakukan kepadanya. Menurut Sehun sendiri, Irene terlalu baik untuk diri nya, dia benar-benar kejam. Sehun sadar itu. Tapi dia tidak tahu bagaimana cara mengubah diri nya sendiri. Perasaan dan perilaku kejam Sehun muncul begitu saja saat Sehun sedang terbawa emosi. Itu semua di luar kendali nya.
Sehun menatap Irene. "Maaf," Sehun mengusap lembut rambut Irene dan merapikannya. Sehun melihat Irene sudah tertidur pulas jika di peluk seperti ini.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...