"Sehun, aku akan minum saja." Ucap Irene.
Sehun menatap marah ke arah Irene. "Makan." Geram Sehun.
"Tapi aku tidak bisa makan dengan harga segini." Bisik Irene. Sehun memutar matanya dengan kesal.
"Irene, Aku bahkan bisa membeli gedung ini, sudah makan saja." Ucap Sehun kesal. Dia benar-benar kesal dengan Irene. Sehun memiliki banyak uang, kenapa Irene harus memusingkannya.
"Ya sudah, tidak perlu marah kan bisa." Gumam Irene. Sehun memanggil pelayan dan memesan makanannya.
"Kami pesan jus melon dua, asparagus 2, anak lobster 2, ramen 2 dan es salju nya belakangan." Ucap Sehun memesan makanannya. Irene membuka matanya lebar-lebar mendengar semua pesanan Sehun. Itu semua bukan makanan yang murah sama sekali dan bagaimana juga Irene akan menghabiskan bagiannya.
"Sehun, aku tidak akan habis." Bisik Irene.
"Aku tidak suka di bantah, jika kamu tidak menghabiskannya, akan ada hukuman yang menanti mu." Jawab Sehun. Irene menjadi cemberut. "Jangan begitu, aku tidak ingin calon istri ku kurus seperti tidak pernah aku kasih makan." Lanjut Sehun. Itu membuat wajah Irene memerah karena malu dengan perkataan Sehun.
Makanan datang dan meja mereka langsung di penuhi oleh makanan. Irene benar-benar akan mati setelah ini. Bagaimana mungkin porsi ramen itu benar-benar besar seperti porsi untuk 3 orang.
"Sehun, apa kamu serius? Ramen itu benar-benar terlihat seperti untuk 3 orang." Ucap Irene.
Sehun melihatnya. "Mungkin kita harus membungkus 1 untuk nanti." Balas Sehun.
"Aku tidak ingin memakan ini sendirian." Ucap Irene.
"Ya sudah sini," Sehun memindahkan setengah ramen Irene ke mangkok kosong di depan Sehun.
"Habiskan segitu, masukan lobster nya ke dalam sana," Sehun menyodorkan satu piring kecil berisi daging lobster yang sudah di kupas dari cangkangnya. Irene menuangnya semua ke dalam ramen miliknya.
Irene mengambil sumpit dan mencoba ramen nya. "Bagaimana rasanya?" Tanya Sehun.
"Enak." Jawab Irene. Irene memasukkan nya lagi ke dalam mulutnya.
"Habiskan saja yang ada di mangkok mu," Ucap Sehun. Irene hanya mengangguk dan terus memakannya. Tanpa Irene ketahui, Sehun tersenyum tipis melihat Irene menurut pada dirinya. Tidak ada bantahan dari ini, walaupun Sehun harus sedikit memaksa Irene dengan halus.
Sehun ikut makan makanan miliknya. Sebenarnya Sehun tidak terlalu lapar, dia hanya beralasan agar dirinya bisa cepat keluar bersama Irene. Sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Irene dan sekarang semua nya sudah terbayar.
Tapi kenapa Sehun merindukan Irene? Selama ini Sehun tidak pernah memiliki perasaan seperti ini. Sejak kapan perasaan ini muncul? Sehun tidak pernah sekalipun menyadari nya. Dirinya merasa lebih tenang di dekat Irene.
"Sehun,"
"Ya?"
"Kamu melamun, Apa ada sesuatu yang mengganggu mu? Tidak biasanya kamu melamun seperti itu." Ucap Irene. Sehun menggeleng dan melanjutkan makannya.
"Aku sudah selesai makan," Ucap Sehun. Irene melihat mangkok dan semua piring Sehun sudah bersih. Irene juga sudah menyelesaikan makan siangnya.
"Ayo kita kembali," Ucap Irene. Sehun hanya mengangguk dan mengajak Irene ke kasir untuk membayar makanan mereka.
"Kamu sudah mau pulang?" Tanya Sehun. Irene menatap nya bingung. "Maksud ku, kamu tahu kan saat di dalam rumah kamu tidak akan bisa keluar lagi, sekarang kita di luar, apa kamu tidak mau melakukan sesuatu?" Tanya Sehun. Kedua nya sudah di dalam mobil sekarang, Sehun tinggal menjalankan mobil nya saja.
"Aku tidak bisa melakukan apa pun sekarang, jika pun aku menginginkannya, kamu tidak akan membiarkan itu terjadi, jadi untuk apa?" Balas Irene.
"Memang nya kamu mau ke mana sekarang?" Tanya Sehun.
"Aku ingin bertemu ayah ku." Irene tidak berani mengatakannya dengan kencang.
"Bertemu dengan dia? Untuk apa?" Tanya Sehun.
"Aku sedikit merindukan dia," Irene tidak tahu apakah pertanyaan Sehun itu mengarah ke boleh atau tidak. Sehun hanya menginjak pedal gas nya dan melajukan mobil nya. Irene sama sekali tidak tahu pasti tentang permintaannya. Jika pun Sehun mengabulkannya, itu mungkin akan menjadi sesuatu yang sangat tidak biasa.
Sehun biasanya tidak akan pernah membuka hati nya untuk sekedar merasa iba ataupun kasihan kepada orang lain. Bahkan untuk menghabisi seseorang saja, Sehun dengan mudah nya melakukan itu semua tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Sehun, um.. Jadi kita mau ke mana?" Tanya Irene. Sebenarnya dari wajah Sehun, Irene berpikir Sehun mungkin akan marah jika dia bertanya lagi sekarang. Tapi apa yang Irene pikirkan sama sekali tidak terjadi.
"Katamu kamu ingin menemuinya," Balas Sehun.
"Maksud mu, kamu benar-benar mengantar ku menemui dia?" Tanya Irene senang. Sehun menganggukkan kepadanya dengan malas. Dia sebenarnya tidak suka mendengar seseorang yang terlalu senang berlebihan.
"Jangan seperti itu, atau aku akan berubah pikiran." Ucap Sehun. Irene pun kembali duduk diam di sebelah Sehun, walaupun dalam hati nya dia sudah melompat-lompat karena terlalu senang dengan hal ini.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...