Sekarang Sehun sedang berbaring di sebelah Irene dan menemani Irene beristirahat sebentar. Saat di tengah perbincangan mereka, kondisi Irene kembali drop dan Sehun menyuruhnya untuk tidur dan beristirahat dulu. Sehun sendiri tidak akan pergi ke mana-mana, Sehun akan menemani Irene sampai Irene bangun nanti. Sehun sudah berjanji. Walaupun dengan begini, waktu tidur mereka menjadi benar-benar berantakan. Siang menjadi malam dan malam menjadi siang.
Tidak ada yang di pikirkan Sehun lagi. Dia hanya berbaring di sebelah Irene sambil memeluk tubuh Irene. Sehun mencium aroma tubuh Irene yang membuat nya merasa sedikit tenang. Irene benar-benar tertidur dengan sangat pulas di pelukan Sehun. Tidak ada bentakan, tidak ada paksaan. Mereka berdua beristirahat dari semua nya. Itu lah yang mereka butuh kan sekarang.
Tidak ada yang bisa menebak isi pikiran Sehun, bagi orang lain mungkin Sehun benar-benar orang yang tidak bisa di tebak. Jika orang lain akan menampilkan ekspresi wajah sedih senang marah dan sebagainya. Sehun biasanya hanya akan muncul dengan wajah datarnya. Sehun benar-benar jarang tersenyum dan sekali nya dia tersenyum, itu bukan senyuman manis seperti yang di bayangkan orang-orang, malah lebih seperti senyuman iblis yang ada di dalam tubuh Sehun.
Tapi sekarang aneh nya, tadi pagi Sehun berniat membunuh Irene, tapi setelah mendapatkan pesan dari orang tua nya, Sehun tidak bisa membunuhnya, dia tidak pernah bisa menyakiti Irene lebih jauh. Pikiran Sehun yang realistis sangat ingin membunuh Irene karena sebenarnya Irene sudah tidak di perlukan lagi. Semua data itu sudah berada di laptop Sehun. Memang hanya itu tujuan awal Sehun. Tapi hatinya mengatakan kalau Irene benar-benar orang yang tepat untuk Sehun. Irene tidak pergi menjauh walau dengan semua yang pernah Sehun lakukan kepadanya.
Sejauh apa pun Sehun menyakiti Irene, Irene tidak pernah dendam kepada Sehun. Saat Irene menyuruh Sehun untuk membunuhnya tadi, ada perasaan senang bercampur bimbang. Pikiran Sehun senang karena dirinya bisa menemukan mainan baru di saat seperti ini dan juga dia tidak perlu mengurus Irene lagi kan. Tapi hati nya mengatakan, kalau Sehun membunuh Irene, dia mungkin akan hidup seperti ini untuk selama nya. Tidak mungkin ada wanita yang sanggup hidup dengan Sehun seperti yang Irene lakukan.
Apa lagi setelah mengetahui kekejaman Sehun, apa ada orang yang benar-benar mau mencintai Sehun dengan segala kegilaan yang di milikinya? Perempuan yang mau dekat dan tinggal bersama Sehun harus menaruhkan nyawa nya sebagai risiko itu. Sehun bisa menggila kapan saja dan membunuh siapa saja yang dia mau. Sangat tidak semudah itu untuk menjadi Irene dan berada di posisi itu sekarang.
*****
Irene terbangun lebih dulu dari pada Sehun. Irene merasa sesuatu masih melilit pinggang nya. Ternyata itu adalah tangan Sehun. Irene melihat jam dan sekarang seharusnya sudah waktu nya makan malam. Irene berbalik dan melihat wajah Sehun.
"Sehun." Irene memegang wajah Sehun dan mencoba membangunkannya dengan perlahan. Irene mengaguni ketampanan Sehun. Irene sudah mengakui nya, Sehun benar-benar memiliki wajah yang bisa di bilang sangat tampan, kulit yang putih, bentuk tubuh yang atletis, kepintaran yang luar biasa dan perusahaan besar miliknya dengan banyak cabang di mana-mana, hanya saja Sehun seorang psikopat. Jika tidak, Sehun mungkin akan menjadi lelaki paling sempurna di dunia ini.
"Berhenti mengagumi ku seperti itu." Ucap Sehun. Irene langsung menjauhkan tangannya dari wajah Sehun sangat dia sadar kalau Sehun sudah terbangun.
"Kenapa?" Tanya Sehun. Irene hanya menggeleng dan membalikkan badannya. Sehun terkekeh saat melihat Irene yang grogi seperti itu.
"Kamu seperti pertama kali tidur bersama ku saja." Ucap Sehun. Dia turun dan berjalan ke sisi lain ranjang untuk melepas infusan Irene.
"Seperti nya kita harus makan malam." Ucap Sehun.
"Aku tidak lapar." Gumam Irene. Sehun menatap Irene. Dia berpikir sebentar. Apa obat itu masih bereaksi? Bukankah seharusnya sekarang efek obat itu sudah hilang?
"Tangan mu masih sakit?" Tanya Sehun. Irene baru sadar, sejak kapan dia memakai perban ini? Bukankah terakhir kali Irene hanya membungkus nya dengan kain? Irene berpikir pasti Sehun yang mengganti nya.
"Apa itu masih mengeluarkan darah?" Tanya Sehun lagi. Irene hanya menggeleng. Sehun langsung mengambil tangannya dan melihatnya sendiri.
"Perban nya masih harus di ganti," Ucap Sehun. Dia kembali mengambil kotak P3K dan melepas perban lama itu. Irene menjadi ngeri sendiri saat melihat tangannya, bahkan dia bisa melihat daging nya sendiri. Tapi Sehun benar-benar seperti biasa saja seperti pemandangan seperti ini sudah biasa. Irene tidak mau melihat tangannya sendiri dan memilih untuk melihat ke arah lain selain ke arah luka nya sendiri.
Sehun hanya menggelengkan kepalanya. Jika Irene tidak berani melihat lukanya, seharusnya dia tidak membuat nya seperti ini. Bagaimana jika Sehun benar-benar tidak menerima video itu? Mungkin Irene akan mati karena luka ini, bukan karena Sehun.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...