Sehun memarkirkan mobilnya dan masuk ke rumahnya. Dia langsung berjalan menuju kamar nya, di mana di dalamnya sudah ada Irene yang menunggu Sehun.
Sehun membuka pintu kamarnya dan langsung menemukan Irene yang sedang berbaring di atas kasurnya dengan selimut hingga ke kepalanya. Sehun menyalakan AC agar Irene tidak kepanasan. Sehun masih bisa mendengar isakan kecil yang keluar dari mulut Irene.
"Sudah ku bilang. Berhentilah menangis," Sehun menghampirinya dan duduk di sebelahnya lalu menarik selimut Irene turun hingga ke bahunya.
"Kamu mau mengetahui semua nya tidak?" Tanya Sehun kesal. Irene hanya mengangguk. Sehun membuang nafasnya dengan kasar.
"Kemari, Aku tahu kamu akan menangis lagi." Sehun naik ke atas kasurnya dan meluruskan kaki nya di atas kasurnya. Lalu, Sehun mengangkat tubuh Irene dan menggendongnya. Sehun mendudukkan Irene di atas pangkuannya. Irene secara tidak sadar memeluk Sehun. Sehun mengelus rambut Irene dengan lembut. Ini membuatnya nyaman. Tidak seperti Sehun yang biasa.
"Sudah siap? Tapi aku tidak ingin melihat mu menangis, sekali lagi kamu menangis karena ini, aku tidak akan segan untuk mencongkel matamu keluar, mengerti?"
Irene menganggukkan kepalanya dan menatap intens kepada Sehun.
"Jadi ini semua berawal dari saat kamu masih sekolah dasar. Kamu tahu kan masalah pertengkaran orang tua mu yang membuat ibu mu lari keluar dan tertabrak?" Tanya Sehun.
"Ya aku melihatnya." Gumam Irene.
"Aku tidak yakin kamu melihatnya, dari yang aku tahu, saat itu kamu masih terlalu kecil dan seharusnya kamu tidak mengingat itu. Aku malah lebih berpikir, ayah mu menanamkan memori itu agar kamu tidak tahu kebenarannya." Ucap Sehun. Irene masih mendengarkannya.
"Jadi saat itu, keluarga kalian terlilit hutang dari perusahaan ku, lalu aku meminjamkan uang, untuk beberapa juta pertama ayah mu selalu mengembalikannya, lalu yang terakhir, aku cukup terkejut mendengar uang yang bernilai cukup besar, dan itu katanya untuk pengobatan dirimu. Aku sudah memata-matai mu sejak lama, saat itu aku masih SMA dan itu pertama kali aku melihat mu, di depan sekolah, kita bersekolah di sekolah yang sama, tapi kamu mungkin tidak mengenal ku karena aku tidak suka bergaul di sekolah." Ucap Sehun. Irene berusaha mengingat sesuatu. Memang nya mereka pernah bersekolah bersama?
"Bukankah umur kita-?" Irene terlihat bingung. Tapi Sehun malah tertawa.
"Jadi saat itu kamu masih SMP dan aku SMA kelas 2." Jawab Sehun.
Irene berusaha mengingat nya. "Kalau begitu kamu, laki-laki yang waktu itu mengambilkan aku buku di rak perpustakaan?" Tanya Irene.
"Ya, Itu pertama kali aku melihat mu," Ucap Sehun. "Kamu tahu berapa umur ku sekarang?" Tanya Sehun. Irene menggeleng.
"Jika kamu 18 tahun, umur ku sekarang 23 tahun." Ucap Sehun.
"Lalu, kenapa kamu-?" Irene sepertinya masih bingung.
"Saat itu kamu kelas 1 SMP kan, Dan aku kelas 2 SMA, lalu karena otak ku ini, aku berhasil lompat kelas dan langsung kuliah. Saat kuliah pun aku hanya memerlukan 2 tahun. Jadi di umur 20 Tahun, aku berusaha membuka perusahaan ku sendiri, dan ternyata ini berjalan dengan sangat bagus." Sehun menjelaskan semuanya. Irene mengangguk.
"Lalu apa hubungan nya dengan ku?" Tanya Irene.
"Ya kamu itu cinta pertama aku, makanya saat ayah mu bilang butuh uang segitu untuk biaya rumah sakit mu, aku tidak berpikir panjang, dan ternyata dia menggunakannya untuk berjudi. Dan aku juga sudah tahu kalau Ibu mu itu di jual ke luar negeri dan uang yang di hasilkan ibu mu itu masuk ke kantung ayah mu untuk berjudi. Aku tidak mau melihatmu terus di tempat seperti itu. Makanya aku membawa mu ke sini." Ucap Sehun.
Irene melihat mata Sehun, Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari Sehun. Irene berusaha mencari kebohongan di mata Sehun. Tapi dia sama sekali tidak menemukan satu pun dari itu.
"Kamu tidak sedang berbohong kan?" Tanya Irene. Sehun memberikan sebuah pisau ke tangan Irene. Lalu mengarahkannya ke jantung Sehun.
"Kamu bisa menusuk ku jika kamu tidak percaya dengan perkataan ku. Dengan begitu aku tidak perlu merasakan sakit lagi." Ucap Sehun. Irene tidak percaya Sehun sampai seperti ini. Irene mengambil pisau itu dan mengarahkannya ke dada Sehun. Dia ingin sekali menusuk Sehun sekarang. Tapi dia tidak memiliki cukup tenaga untuk melakukannya.
"Aku akan menghitung sampai 3, jika kamu menusuk ku, kamu tidak perlu melihat ku lagi, kamu bisa pergi dari rumah ini setelah nya. Tapi jika kamu tidak menusuk ku, maka kamu harus tinggal di sini bersama ku untuk selama nya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...