Part 45

2.9K 175 12
                                    

Semua cara sudah di lakukan, bahkan mereka sudah mencoba dengan semprotan pendingin terbaik yang pernah di buat. Chip itu tidak terpengaruh sama sekali. Entah harus bagaimana lagi, untuk memindahkannya saja itu hampir tidak mungkin. Semua alat yang menyentuh chip itu akan meleleh dalam hitungan detik saja. Bahkan besi akan meleleh dan kayu akan langsung terbakar dan menjadi abu.

TOKKK!!! TOKKKKK!!! TOKKKK!!! TOKKK!!!

Sehun mendengar ada pintu yang di gedor dengan sangat keras. Itu sangat mengganggu nya. Dia keluar untuk mencari asal suaranya. Sehun bisa saja membunuh orang itu dengan cepat karena sudah mengganggu Sehun.

Itu asal nya dari dalam kamar Irene. Sehun berpikir mungkin itu hanya Leva yang sadar kalau pintu nya sudah di tutup dari luar. Sehun sangat ingin mengabaikannya, tapi suara itu benar-benar keras. Sehun tidak mungkin bisa melakukan apa pun dengan suara gedoran keras itu dan mengganggu seisi rumah Sehun.

"Diam, atau aku akan membunuh Irene." Sehun berbicara dari luar pintu itu.

"Papa." Terdengar suara teriakan Leva.

"Berhenti memanggil ku seperti itu," Balas Sehun lagi.

"Di mana mama?" Tanya Leva.

"Diam saja di sana." Sehun hanya mengatakannya dan pergi dari sana. Setidaknya Leva sudah tidak mengganggu nya lagi. Sehun tidak mau mengurus robot itu sejak awal, hanya saja dia percaya Irene bisa membantu nya mendapatkan Chip itu.

Sehun melihat jam, sekarang pukul 5 pagi. Sehun benar-benar tidak tidur semalam Sehun mengusap seluruh wajah nya dengan telapak tangannya. Sebenarnya Sehun sangat lelah, tapi urusan ini jauh lebih penting untuk sekarang.

Sehun turun dan kembali ke tempat dia mengurung Irene. Hanya untuk memeriksa apa Irene sudah terbangun atau belum, seharusnya sih belum. Tapi Sehun hanya ingin lebih waspada sekarang. Sehun sudah sampai di depan kamar itu. Sehun tidak langsung membukanya. Dia hanya melihat dari layar kecil di luar pintu nya. Itu adalah layar CCTV di dalam ruangan itu. Sehun melihat Irene masih tertidur dengan damai di sana. Bahkah terlihat terlalu tenang. Ya mungkin karena Irene bukan tertidur tapi karena Irene di buat pingsan oleh Sehun sehingga dia seperti tidak bernyawa di sana.

Setelah Sehun memastikan kalau Irene masih tidak akan mengganggu nya. Sehun kembali ke ruang kerja nya untuk melihat pekerjaan anak buah nya.

Tapi Sehun melihat ada hal yang aneh di sekitar sini. Kenapa tidak ada suara sama sekali, Sehun pikir anak buahnya mungkin sedang tidak bekerja seperti yang dia suruh. Tapi saat Sehun masuk ke ruang kerjanya, itu kembali gelap. Seingat Sehun dia sudah menyalakan nya sejak tadi.

Sehun mencari saklar lampunya dan berhasil menemukannya.

"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!" Jelas saja Sehun marah. Sehun cukup terkejut melihat semua anak buah nya tergeletak tidak sadarkan diri dengan bercak darah di mana-mana. Sehun melangka masuk dan menendang beberapa orang yang sudah mati dan tergeletak di lantai. Tiba-tiba saja pintu di belakangnya tertutup sendiri. Sehun belum sempat melihatnya lagi-lagi lampunya di matikan oleh seseorang.

"SIAPA KAMU?" Sehun benar-benar berteriak dengan marah. Dia tidak suka ada orang yang tidak di undang berada di rumahnya apalagi di ruangan kerja Sehun.

"Seorang manusia tidak bisa seenak nya begitu."

"CEPAT KELUAR!." Ucap Sehun penuh amarah. Sehun tidak tahu siapa yang bicara dan di mana dia berada. Sehun hanya bisa melihat api yang masih muncul dari drive nya yang sudah terbakar habis bersama chip itu.

"Ini aku," Tubuhnya menyala dan dia mendekat ke arah Sehun, "papa."

Mungkin inilah yang di takutkan oleh Sehun, Cyborg tidak memiliki emosi seperti manusia, mereka bisa kehilangan kendali saat marah dan benar-benar jauh lebih mengerikan dari pada Sehun. Sehun sebenarnya tidak yakin bagaimana seorang cyborg dengan tubuh kecil bisa mengalahkan anak-anak buah Sehun yang jelas-jelas mereka sudah di latih secara militer.

Leva menyalakan lampu nya dan langsung mengambil chip itu dengan tangannya dan melepasnya dengan sangat mudah dari drive itu.

"Papa masih membutuhkan ini?" Tanya Leva. Sehun tersenyum bangga melihat Leva berhasil melepasnya.

"Tapi sayangnya, ini tidak lagi bisa di sentuh oleh kulit manusia ataupun barang lainnya." Lanjut Leva. Sehun selalu memiliki ide bagus di kepalanya. Dia tidak akan pernah kehabisan akal untuk mendapatkan apa yang di inginkan. Leva memasukkan kembali chip itu ke dalam tubuhnya.

"Papa tidak boleh menyakiti mama atau aku akan menghancurkan chip ini." Ucap Leva. Sehun tertawa mendengarnya.

"Aku memang tidak berniat melukai Irene, aku masih membutuhkannya untuk urusan lain." Ucap Sehun. Leva menunjukkan wajah bingungnya.

"Kamu tidak akan mengerti," Balas Sehun.

"Kalau begitu di mana mama?" Tanya Leva. Sehun tidak berniat untuk menjawabnya. Leva bisa saja ke sana dan langsung membawa Irene pergi dari sana dan Leva juga mungkin saja akan menceritakan semuanya kepada Irene. Sehun tidak bodoh untuk membiarkan semua itu terjadi.

TBC

Gais, sebenernya cerita ini udh di tulis sampe part 53, menurut kalian up sehari berapa part ni?

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang