Irene dan Sehun sedang menonton di kamar mereka. Leva berada di tengah-tengah Sehun dan Irene. Hari ini adalah giliran Irene untuk memilih film. Akhirnya Irene memilih film romantis. Sehun pun mau tidak mau mengikuti keinginan istri tersayangnya itu.
Awalnya baik-baik saja, dia hanya merasa sedikit mual tapi itu tidak begitu terasa jadi Irene berusaha mengabaikannya, tapi tiba-tiba Irene berlari ke arah kamar mandi. Leva melihat Irene dengan tatapan bingung.
"OEKKK!!! OEKKK!!!..."
Sehun mendengar suara Irene sedsng muntah, dia langsung berlari ke kamar mandi karena khawatir dengan Irene.
"Irene, kamu baik-baik saja? Apa kamu sakit?" Sehun mengelus bagian belakang punggung Irene dengan lembut sambil menahan rambutnya ke belakang agar tidak terkena muntahan Irene sendiri.
"Sebentar, aku - OEKKK!!!." Irene kembali memuntahkan isi perut nya.
"Ayo kita ke rumah sakit." Ucap Sehun. Irene menggeleng. "Irene, aku bilang kita ke rumah sakit sekarang." Ucap Sehun lagi, kali ini lebih tegas. Sekali lagi Irene menggeleng sambil membersihkan mulutnya dari bekas muntahannya.
Sehun langsung menggendong Irene masuk ke dalam mobil nya. "Leva tolong tutup pintu, papa akan mengantar mama ke rumah sakit sebentar." Ucap Sehun.
"Papa, mama hamil." Ucap Leva. Sehun hanya diam mendengarnya. Dia cukup terkejut.
"Dari mana kamu tahu?" Tanya Sehun.
"Aku melihat ada adik ku di sana." Jawab Leva sambil menunjuk ke arah perut Irene. Leva mendekat dan mengusap perut Irene dengan lembut.
"Seharusnya kamu tidak mengatakan itu." Gumam Sehun kesal.
"Kenapa papa?" Tanya Leva bingung. Bukankah seharusnya Sehun senang.
"Papa pikir lebih seru kalau dokter yang mengatakannya," Jawab Sehun lagi. Wajah Sehun terlihat bete. Irene malah ingin tertawa melihat wajah suami nya yang kesal karena di bocorkan oleh Leva.
"Apa papa ingin tahu jenis kelamin nya juga?" Tanya Leva.
"TIDAK!" Sehun langsung menjawabnya dengan cepat. Leva tertawa dan di ikuti oleh suara tawa Irene. Sehun langsung membawa Irene ke dalam mobil. Walaupun Sehun sudah tahu alasan kenapa Irene mual, dia tetap ingin membawa Irene ke dokter.
"Sehun, kamu sudah dengar kan, aku hamil, aku baik-baik saja." Ucap Irene.
"Sayang, tapi aku ingin dokter yang mengatakannya, seperti di film-film." Ini pertama kali Irene melihat Sehun merajuk seperti anak kecil di depan Irene.
"Baiklah," Ucap Irene. Sehun senang. Dia langsung menginjak gas menuju rumah sakit.
Saat sampai di rumah sakit, Sehun langsung membuat janji dengan dokter kandungan. Tidak lama kemudian, Sehun dan Irene di panggil untuk masuk ke ruangan pemeriksaan.
"Selamat siang pak, bu," Sapa dokter itu.
"Siang dok, ini, saya hanya ingin memastikan apa istri saya benar-benar hamil." Ucap Sehun.
"Apa anda sudah di rujuk ke sini?" Tanya dokter itu. Sehun menggeleng. Dokter itu terlihat bingung. Tapi itu hanya sebentar.
"Baiklah, silahkan berbaring di sana." Ucap dokter itu kepada Irene. Irene langsung berbaring di sana dan di periksa oleh dokter itu. Tidak lama kemudian, Irene kembali duduk di sebelah Sehun.
Dokter itu tersenyum ke arah Sehun.
"Benar pak, istri bapak hamil, kandungan nya baik-baik saja, dan saya akan memberikan vitamin," Ucap Dokter nya sambil menulis sebuah resep. Lalu dia memberikannya kepada Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...