Part 17

4.1K 239 12
                                    

"Sehun," Irene memanggil nya dengan suara lembut, walaupun itu sangat tidak pantas jika di lontarkan kepada Sehun yang memiliki sikap seperti itu.

"Ya?" Sehun masih terlihat tidak begitu peduli dengan Irene walaupun dia sedang sakit.

"Di bawah katanya ada kantin ya? Boleh tolong belikan aku roti atau sejenis nya? Aku lapar." Irene sangat berharap Sehun mau sedikit berbaik hati untuk nya kali ini.

"Suruh saja anak buah ku." Jawab Sehun dingin. Sehun sama sekali tidak melihat ke arah Irene saat mereka berbicara.

"Aku tidak mau, katanya aku akan menikah dengan mu, apa kamu tidak ingin belajar cara melayani seorang istri?" Tanya Irene.

"Memang nya kamu sudah setuju tentang itu? Lagi pula, aku sudah bilang kita tidak menjalankan kewajiban suami istri, tidak perlu khawatir." Ucap Sehun lagi.

"Ya sudah lah," Irene berguling kembali membelakangi Sehun, Irene masih berharap dia mati saja dari pada harus terus dekat dengan monster psikopat di sebelah nya itu yang tidak memiliki hati sama sekali. Bahkan hewan saja masih memiliki perasaan.

Klekkk...

"Permisi pak, saya diminta untuk mengganti perban Nona Irene." Ucap seorang perawat. Perawat itu masuk dan Sehun berdiri lalu keluar. Irene sangat terkejut dengan itu, dari tadi dia berusaha membuat Sehun keluar dari kamar itu dan saat perawat masuk Sehun langsung keluar begitu saja.

"Suster, tolong saja, bantu saya keluar dari sini." Ucap Irene.

"Maaf, memang nya ada apa? Saya tidak bisa melakukan itu." Ucap perawat itu.

"Dia bukan wali saya, dia bukan siapa-siapa, tapi saya takut dengan dia." Ucap Irene panik. Irene takut Sehun akan mendengar nya dan menggagalkan rencana Irene.

"Tetapi kata Dokter MinSeok Anda adalah calon istri dari bapak Sehun, Apa itu tidak benar?" Tanyanya.

"Itu sama sekali tidak benar, cepat keluarkan aku dari sini." Irene terus saja memberontak dan membuat suster itu kesulitan untuk mengganti perbannya.

"Tolong tahan sebentar, saya harus mengganti perban Anda," Irene akhirnya mengalah dan diam sebentar. perawat itu berusaha secepat mungkin mengganti perban Irene karena dia takut Irene akan kembali memberontak.

Setelah selesai, perawat itu bangun dan ingin keluar dari kamar itu, tapi Irene menahannya.

"Bantu aku sekarang, aku harus keluar sekarang juga." Irene terus saja meminta bantuannya, tapi perawat itu tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak boleh membantu pasien yang belum sembuh untuk keluar dari rumah sakit apalagi tanpa anjuran dari dokter di sini.

"Saya tidak bisa, saya permisi dulu," Perawat itu langsung keluar dengan ketakutan, dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi tapi dia takut jika terus berlama-lama di sana.

Klekkk...

"Jadi kamu ingin kabur dari ku?" Tanya Sehun. Irene diam dengan wajah pucat nya. "Kenapa? Apa aku begitu membuat mu takut?" Sehun berjalan ke arah Irene dan bertanya dengan tampang yang menyeramkan.

"Jangan mendekat." Irene memalingkan wajahnya dari Sehun. Dia sama sekali tidak ingin melihat Sehun karena dia sudah tahu bagaimana raut wajahnya sekarang ini.

"Kamu tahu kan aku tidak bodoh hingga tidak tahu kamu dari tadi terus saja meminta perawat itu untuk membantu mu, aku bisa mendengar nya dari depan." Ucap Sehun. Sehun menyentuh dagu Irene dengan lembut lalu menarik nya sehingga Irene menghadap ke wajah Sehun.

Sehun memajukan sedikit wajahnya mendekati telinga Irene dan berbisik. "Aku akan menarik perkataan ku tentang memotong kaki mu, tidak, aku akan memotong kaki ayah mu jika kamu berani kabur dari ku."

"Jangan membawa-bawa urusan ayah ku lagi ke sini, kamu sudah mendapatkan aku." Ucap Irene kesal.

"Ya tapi sebelum itu, hutang nya masih belum lunas, kamu itu di sini sekarang, hanya sebagai jaminan dan kamu sudah menyusahkan aku, membuang-buang uang ku hanya untuk biaya rumah sakit mu." balas Sehun.

"Aku tidak meminta nya," Irene memotong nya dengan cepat.

"Lalu? Aku akan membiarkan mu mengotori kamar ku dengan darah mu? Aku tidak mau melihatnya," Balas Sehun lagi.

"Kamu bisa membunuhku tanpa sepengetahuan ayah ku dan membuat ku di mana saja, lalu anggap saja kita impas,"

Plakk!!!

Sehun lepas kendali hingga menampar Irene dengan sangat kencang.

"Jika kamu mau aku membunuhmu, katakan sejak awal, aku akan senang melakukannya, tapi apa yang pernah kamu lihat, apa kamu bisa menjalani itu semua?" Sehun memegang rahang Irene dan sedikit menekannya karena terbawa emosi.

"Aku bahkan tidak yakin kamu bisa bertahan di sana lebih dari 5 menit, jadi jangan pancing emosi ku dan jadilah gadis baik hingga hari itu tiba." Sehun melepaskan cengkeraman nya dari rahang Irene.

Irene kembali berbaring dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, dia menangis dalam diam agar Sehun tidak mendengar nya. Dia benar-benar takut dengan Sehun sekarang ini. Pipi nya masih terasa sangat panas karena tamparan Sehun. Irene tidak pernah di kasari oleh siapa pun sebelum nya, Sehun adalah orang pertama dan orang terkejam yang pernah Irene temui selama dia hidup.


















TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang