Part 48

2.6K 175 6
                                    

Entah sudah berapa jam Irene berada di dalam sana. Irene duduk sambil memeluk kakinya sendiri di pojok ruangan di bawah CCTV, Irene sudah menyadari kalau ruangan itu terpasang kamera pengawas agar Irene tidak melakukan hal-hal bodoh. Tanpa Sehun ketahui, Irene sudah menangis berjam-jam sejak Sehun memberitahu nya tadi. Dia tidak menyangka Sehun benar-benar setega itu. Sehun benar-benar tidak memiliki hati ataupun perasaan sama sekali. Irene malah sekarang berpikir, Sehun itu seperti batu yang bergerak, bahkan mesin yang di buat manusia saja memiliki perasaan seperti Leva.

Sekarang Irene sedang merasa perutnya sama sekali tidak lapar, padalah ini sudah hampir siang hari. Sehun juga tidak memberinya makan ataupun minum sama sekali. Irene tidak tahu apa yang sedang Sehun lakukan di atas sana. Walaupun Irene tidak lapar, dia tetap harus makan atau dia akan mati dalam hitungan hari di sini.

Irene masuk ke kamar mandi untuk berniat minum dari air keran saja. Dia tidak peduli apa itu bersih atau tidak. Irene sekarang yakin Sehun tidak akan membawakannya makanan ataupun minuman apa pun. Irene rasanya lebih baik di bunuh secara cepat dari pada terus di manfaat kan oleh semua orang di sekelilingnya. Irene sudah tidak memiliki apa-apa lagi sekarang. Keluarganya sudah berantakan, Leva sudah di rusak oleh Sehun, dan Sehun adalah harapan terakhirnya. Tetapi dengan semua yang sudah di katakan Sehun, Irene sadar kalau diri nya memang tidak pantas hidup.

PRANKKKK!!!

Irene tiba-tiba saja memukul kaca di kamar mandi dan membuat tangannya mengeluarkan banyak darah. Irene pikir dengan melukai diri nya sendiri itu akan meredakan perasaannya. Tapi, Itu sama sekali tidak sakit. Irene memperhatikan tangannya yang penuh beli yang tertancap dan darah yang terus saja keluar dengan deras mengotori lantai di bawahnya.

Irene tanpa sengaja melihat ada bekas suntikan di tangannya. Dia berpikir mungkin Sehun telah menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuhnya agar Irene tidak merasa lapar ataupun haus, bahkan saat Irene memecahkan kaca, anehnya Irene tidak merasakan apa pun.

Irene mencabut satu per satu kaca yang tertancap di tangannya. Orang lain mungkin akan berteriak kesakitan, tapi Irene benar-benar tidak bisa merasakan apa pun. Irene mengambil sebuah kain kecil yang ada di lemari kecil di sana untuk membalut lukanya. Irene menghela nafas dan keluar dari kamar mandi. Entah apa yang harus Irene lakukan lagi. Tidak ada cela sama sekali untuk kabur. Tidak ada ventilasi untuk sirkulasi udara. Mungkin karena Irene tahu dia berada di bawah tanah jadi tidak mungkin ada ventilasi udara.

Sedangkan Sehun sendiri sedang tertidur di atas, tentu saja di dalam kamar nya yang nyaman. Dia tidak lagi memikirkan kondisi Irene di bawah. Sehun sudah bisa tertidur dengan nyenyak tanpa ada yang mengusik kedamaian nya lagi. Ya walaupun Sehun masih belum tahu isi data itu seperti apa, tapi yang pasti semua data sudah ada di tangannya. Sehun hanya tinggal membukanya nanti. Saat dia sudah selesai beristirahat karena semalaman bergadang untuk hal itu.

****

Beberapa jam setelah Sehun tertidur, Akhirnya Sehun bangun dari tidurnya. Dia langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, Sehun pergi ke ruangan makan untuk mengisi perut nya. Dia benar-benar merasa lapar karena tidak makan sebelum tidur tadi dan sekarang sudah pukul 2 siang.

Sehun benar-benar makan sendirian, entah sudah berapa bulan dia selalu makan bersama Irene dan Sehun selalu di temani oleh Irene. Tapi sekarang tidak lagi. Sehun sudah kembali ke diri nya yang lama. Sebelum kedatangan Irene, Sehun bisa hidup sendiri tanpa masalah, dan seharusnya begitu lupa untuk sekarang.

Sebenarnya Sehun juga bingung antara memberikan makan untuk Irene atau tidak. Jika Sehun tidak memberikan Irene makan, dia tidak perlu mendatangi Irene langsung dan membunuhnya nanti, Irene akan mati secara perlahan. Tapi jika Sehun mengantarkan makanan untuk Irene, mungkin suatu saat Sehun harus berhadapan dengan Irene langsung untuk membunuhnya. Sehun tidak yakin dia bisa melakukan keduanya.

Sehun dengan cepat menghabiskan seluruh makanannya dan kembali ke ruang kerjanya. Sehun tidak boleh lagi memikirkan Irene. Sehun adalah Sehun.

Dia duduk di meja kerjanya dan membuka laptop nya. Sehun tersenyum hampir semua data tidak di kunci. Betapa cerobohnya orang yang memasukkan data-data penting itu tanpa di kunci sama sekali. Tapi mata Sehun tertuju pada sebuah file yang terkunci dengan code yang benar-benar tidak pernah Sehun lihat. Dia mungkin hanya akan sedikit kesusahan membuka satu file yang di kunci itu.

Sebuah pertanyaan muncul di benak Sehun, Seberapa pentingkah berkas itu hingga di kunci seperti itu sedangkan berkas lain nya saja tidak di berikan pengamanan apa pun.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang