Sehun sama sekali tidak bisa tidur semalaman. Entah apa yang dia pikirkan hingga membuat nya tidak tidur semalaman. Sehun bukanlah tipe orang yang suka memikirkan masalahnya dan membawanya hingga ke dalam kamar. Tapi entah apa yang terjadi pada nya semalam.
Berbanding terbalik dengan Irene, semalam dia tidur dengan sangat pulas. Walaupun semalam dia merasa sedikit lapar, tapi dia tetap bisa tidur dengan nyenyak. Dan pagi nya, Irene sedang bergulat dengan peralatan dapur untuk mencoba membuatkan Sehun dan diri nya sarapan. Setidaknya Irene harus bisa melakukan sesuatu untuk Sehun. Walaupun dengan sikap Sehun seperti itu, memang tempat tinggal Irene lebih layak dari sebelumnya. Tapi itu semua dengan mengorbankan hampir semua hal yang dia punya. Dan bisa di katakan itu bukanlah hal yang sebanding dengan apa yang dia dapatkan di sini. Tapi mau bagaimana lagi? Ini mau tidak mau harus di jalani oleh Irene.
Dan akhirnya Irene selesai dengan masakan nya untuk mereka berdua sarapan. Irene tahu Sehun tidak membiarkan Irene menggunakannya, tapi tidak apa-apa kan jika Sehun sendiri tidak tahu. Itu lah sebab nya Irene sudah bangun pagi-pagi sekali untuk masak sarapan nya sebelum Sehun terbangun. Dan sebelum dia menggunakannya, Irene juga sudah mengintip ke kamar Sehun kalau Sehun masih tertidur. Itu lah yang di pikirkan oleh Irene.
Sebelum Irene selesai meletakan makan nya di atas piring, tiba-tiba saja muncul sosok yang menyeramkan di hadapan Irene.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Sehun.
"Maaf, aku pikir kamu masih tidur." Ucap Irene takut.
"Aku baru saja bangun." Sehun tahu kalau diri nya memang sedang berbohong, tapi dia hanya ingin lihat seberapa jauh Irene akan terus melanggar peraturan yang di buat oleh Sehun, yang malah semakin membuat Sehun senang bersama Irene. Semua orang pasti tahu, di saat Sehun mengatakan SENANG itu bukan dalam artian dia akan senang selamanya, itu artinya pasti akan terjadi sesuatu pada orang yang membuat Sehun senang.
"Aku hanya membuatkan ini untuk kita, kamu lapar?" Tanya Irene sambil menuang pancake yang dia buat.
"Bawakan saja ke meja makan, jika tidak enak, kamu harus menanggung risiko nya." Sehun keluar dari dapur dan menunggu Irene di ruang makan. Ada sedikit rasa senang di hati Irene karena Sehun mau mencoba makanan buatannya. Ya setidaknya sampai Irene tahu selera Sehun. Jika Sehun tidak menyukainya, memang apa yang akan terjadi? Mungkin dia hanya akan membuang makanan nya. Irene tidak mau ambil pusing lagi tentang sarapan ini dan hanya membawakannya ke meja makan di mana di sana sudah ada Sehun yang menunggu sarapan yang di buat oleh Irene untuk nya.
Irene langsung meletakan sarapan Sehun di depan nya langsung sebelum Irene duduk.
"Jika kamu tidak menyukai nya, kamu bisa membuang nya." Ucap Irene. Sehun hanya menatapnya tanpa bicara apa-apa.
"Kamu tidak memasukkan apa-apa di dalam nya kan?" Tanya Sehun.
"Jika aku memasukkan racun ke dalam, ya aku pasti juga akan mati karena aku membuat nya di satu adonan yang sama." Jawab Irene. Dia memasukkan pancake itu ke dalam mulutnya dan rasa nya tidak buruk kok. Ini lumayan untuk percobaan pertama.
Sehun juga mulai mencobanya. Irene melihat nya dengan senyuman manis. "Bagaimana rasanya?" Tanya Irene.
"Apa kamu takut aku akan membunuh mu jika ini tidak enak?" Tanya Sehun.
"Tidak, aku hanya ingin tahu bagaimana pendapat mu, jadi mungkin lain kali aku bisa memasak lagi untuk mu," Jawab Irene.
"Terserah saja, ini biasa saja." Jawab Sehun dingin.
"Jadi??" Tanya Irene, ada banyak harapan di matanya. Sehun bisa melihat itu. Tapi Sehun benar-benar tidak memiliki hati sama sekali, bahkan untuk membuat Irene senang.
"Tidak buruk." Balas Sehun datar. Ya setidaknya Sehun tidak bilang itu tidak enak artinya Sehun masih sedikit menyukai nya.
"Benarkah? Lalu besok, apa aku bisa memasak lagi untuk mu?" Tanya Irene.
"Untuk apa kamu repot? Bukankah sudah banyak pelayan?" Tanya Sehun.
"Ya aku pikir aku tinggal di sini setidaknya aku harus bekerja juga, Aku kan tidak spesial di sini, jadi aku juga akan bekerja seperti yang lainnya." Jawab Irene.
"Aku menyuruh mu ke sini untuk menemani ku, bukan jadi pembantu ku." Balas Sehun kesal. Irene yang lagi makan pun tersedak mendengar jawaban Sehun.
"Aku? Di sini? Menemani mu? Untuk apa? Bukankah kamu seharusnya sibuk bekerja?" Tanya Irene bingung.
"Memang nya kamu pernah lihat aku di kantor bekerja di balik laptop atau komputer?" Tanya Sehun. Irene hanya menggeleng.
"Karena itu bukan tugas ku, aku hanya pemiliknya dan mereka semua bekerja untuk ku, merekalah yang mengurusnya, mereka memasukkan uang ke kantong ku dan aku memberi mereka gaji." Sehun berbicara dengan sangat enak seperti semua yang dia jalani itu mudah.
"Jadi tugas mu di sini hanya untuk menemani ku, dan apa kamu lupa, sebentar lagi kita akan menikah, Aku harap kamu tidak berbuat yang aneh-aneh di dekat ku mau pun tidak." Lanjut Sehun. Lagi-lagi Sehun membahas tentang pernikahan nya dengan Irene. Irene sama sekali tidak menginginkan itu.
"Aku akan kembali ke kamar dulu." Ucap Irene.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...