"Irene,"
"Irene, ayo bangun."
Irene merasa ada seseorang yang mengganggu tidurnya. Irene berusaha membuka mata dan ternyata itu adalah Sehun. Kenapa Sehun membangunkan Irene saat matahari bahkan belum terbit.
Irene berusaha memulihkan penglihatannya dan melihat ke arah Sehun.
"Irene, ayo bangun, kita harus ke suatu tempat." Ucap Sehun. Irene mengucek mata nya sendiri dan melihat ke arah jam.
"Ini masih jam empat Sehun, biarkan aku tidur sebentar lagi." Ucap Irene lalu membalikkan tubuhnya dan menyelimuti seluruh tubuhnya hingga ke atas kepala. Sehun mengela nafasnya dengan kasar. Kenapa tiba-tiba Irene sangat sulit di bangunkan.
"Jika kamu tidak mau bangun, aku akan menyetubuhi mu sekarang juga," Bisik Sehun. Irene langsung bangun dan memeluk kaki nya sendiri.
"Jangan lakukan itu, iya... iya aku bangun." Irene bangun, tapi wajah nya terlihat sangat kusut.
"Tadaaa..." Sehun ternyata menyembunyikan sesuatu di belakang tubuhnya dari tadi.
Irene melihat, itu adalah Vivi. "Hai Vivi." Sehun membiarkan Irene memeluk nya.
"Derrick kemarin malam bertanya apa kamu masih mau anjing nya, jika tidak mau dia ingin memberikannya kepada Seulgi, tapi aku rasa kamu tidak akan membiarkan itu terjadi," Ucap Sehun.
"Terima kasih," Ucap Irene. Sehun tersenyum melihat Irene tidak lagi cemberut.
"Hari ini kita akan ke suatu tempat lagi, Aku yakin kamu akan bersemangat di sana." Ucap Sehun. Irene mengangguk sambil bermain dengan Vivi di atas ranjang.
"Hei, Irene, apa kamu mendengarkan ku? Jangan fokus pada dia terus, aku ini suami mu." Sehun terlihat kesal karena Irene langsung mengacuhkannya setelah mendapatkan Vivi lagi.
"Aku dengar kok." Ucap Irene, Irene mengecup bibir Sehun sekali.
"Sudah ya, jangan marah," Ucap Irene. Sehun tidak jadi marah karena Irene memperlakukannya dengan sangat manis.
"Kamu mau susu?" Tanya Sehun. Irene mengangguk. Sehun mengambil susu dari meja kecil di samping tempat tidur.
"Kamu sudah menyiapkannya?" Tanya Irene.
Sehun mengangguk. "Ini minum lah," Sehun mengambil nya lalu memegang gelas nya "masih hangat." Ucap Sehun. Irene langsung meminum habis susu itu dalam hitungan detik. Sehun tercengang melihat Irene meminum susu itu.
"Ini, terima kasih." Ucap Irene sambil memberikan Sehun gelas kosong itu.
"Aku membuatnya berjam-jam dan kamu hanya menghabiskannya dalam waktu hitungan detik," Gumam Sehun kesal. Irene ingin sekali tertawa saat mendengarnya dengan sangat jelas.
"Kalau begitu biarkan aku membalas mu nanti." Ucap Irene.
"Ya, kamu harus melakukan itu." Balas Sehun.
"Setelah makan siang, aku akan kembali membuat es krim goreng hanya untuk mu," Ucap Irene. Sehun langsung tersenyum dan mengangguk.
"Itu akan adil," Ucap Irene.
"Sekarang kita mau apa? Aku tidak akan bisa tidur lagi sekarang." Tanya Irene.
"Nonton?" tanya Sehun sambil memberikan Irene remot tv nya. Irene mengambil nya. "Kita lihat apa ada yang menarik di sini?" Irene menyalakan TV itu dan mencari acara TV yang ingin dia tonton.
****
Tidak terasa beberapa jam sudah berlalu, Irene dan Sehun tetap dalam posisi itu sambil menonton TV. Vivi berada di antara Irene dan Sehun. Irene benar-benar melatih Vivi dengan sangat baik. Vivi tidak pernah buang kotoran atau buang air di lantai, dia pasti akan ke kamar mandi jika ingin melakukannya, dan untuk makanan, Irene dulu sudah menyiapkan sebuah tempat dan jika Vivi lapar, dia tinggal menekannya dan satu porsi makanan nya akan langsung di tuang otomatis ke mangkuk makanan Vivi. Jadi selama ini Irene tidak pernah terlalu kerepotan dengan Vivi.
Tapi untuk sekarang, Vivi sudah tertidur sedangkan Irene dan Sehun masih belum melepaskan pandangannya dari TV.
Irene menyadari kalau matahari sudah terbit dan melihat jam setelah film mereka berakhir. "Sehun, ini sudah jam 6," Ucap Irene. Sehun melihat ke ponselnya. "Sudah 2 jam?" Tanya Sehun. Seperti nya Sehun tidak percaya waktu dua jam nya hanya di gunakan untuk menonton sebuah film bersama Irene.
"Ayo kira sarapan." Ucap Sehun. Irene mengangguk, Mereka bisa meninggalkan Vivi sendiri di kamar karena tidak akan terjadi apa-apa di kamar itu, Vivi adalah anjing yang baik dan penurut.
"Kamu ingin sarapan apa? Aku akan membuatkannya." Irene sengaja menawarkan sarapan untuk Sehun.
"Tidak perlu, ada banyak pelayan di sini." Sehun menolaknya karena tidak ingin membuat Irene kelelahan.
"Ayo lah Sehun, aku ingin merasakan bagaimana rasanya membuat sarapan untuk pertama kali nya sebagai istri mu." Ucap Irene. Sehun tersenyum dan mengangguk.
"Apa saja, aku akan memakan apa pun yang kamu masak." Ucap Sehun. Irene tersenyum dan masuk ke dalam dapur.
Saat Irene sudah di dapur, dia malah terkejut dengan kehadiran Sehun. "Aku pikir kamu akan menunggu di depan." Ucap Irene.
"Aku ingin mencoba masak dengan mu." Ucap Sehun.
"TINGGALKAN KAMI BERDUA." Ucap Sehun kepada seluruh pelayan. Mereka mau tidak mau keluar dari area dapur dan meninggalkan Irene bersama Sehun di dapur.
"Kita masak apa?" Tanya Sehun sambil mengambil sebuah kuali yang cukup besar.
"Aku rasa aku tidak akan menggunakan itu." Ucap Irene sambil menahan tawanya. Sehun tertawa karena tingkah bodoh nya sendiri. Untung saja semua orang sudah keluar jadi Sehun tidak perlu merasa malu lagi di depan Irene. Sehun malah senang karena Irene tertawa karena tingkah bodoh Sehun.
"Ayo kita masak nasi goreng." Ucap Irene. Sehun mengangguk. "Itu akan lebih baik." Balas Sehun.
Mereka berdua memasak bersama. Lebih tepat nya Irene memasak sendiri dan Sehun yang membuat semua nya terasa lebih menyusahkan karena Sehun tidak tau apa-apa tentang bumbu dan sebagainya. Jadi Irene hanya meminta Sehun menggoreng telur dan menyiapkan piring, sisa nya biar Irene yang melakukannya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...