Part 64

2.3K 151 5
                                    

Seluruh bantal Irene sudah basah karena dia terus menangis semalaman. Irene tidak bida tertidur. Pikirannya terus mengarah ke pada Sehun. Derrick belum membangunkan Irene itu artinya Sehun belum kembali. Irene melirik ke arah jam di dinding nya. "Apa dia belum kembali?" Gumam Irene pada diri nya sendiri. Irene bangun dan mengambil tissue.

"Apa aku menangis dari tadi?" gumam nya lagi. Dia melihat bantal nya sudah benar-benar basah seperti baru di guyur air. Irene mengelap wajahnya dan mengganti sarung bantal nya yang basah. Irene keluar dan berjalan ke kamar Sehun. Irene ragu antara coba membuka atau tidak. Jika Irene tidak membuka nya dia akan di hantui oleh rasa penasarannya terus. Irene membuka nya perlahan, kamar nya gelap.

Irene membuka pintu nya dan menyalakan lampu nya. Kosong. Sehun benar-benar belum pulang Ini sudah jam 2 pagi. sekitar 3 jam lagi Irene sudah harus berangkat ke bandara. Apa Irene bisa meninggalkan Sehun seperti ini? Mereka berdua sedang tidak baik-baik saja. Irene masuk ke kamar Sehun. Dia berbaring di atas kasur nya. Irene ingin memeluk Sehun sekarang, walaupun Sehun kejam, Irene terus saja memberikan hati nya untuk Sehun, tapi tidak dengan baru saja Irene lakukan.

Irene tanpa sadar kembali tertidur di atas ranjang Sehun sambil memeluk bantal milik Sehun.

****

[Sehun POV]

Apa yang aku pikirkan selama ini? Apa menurut mu dia akan percaya begitu saja dengan seseorang yang kejam dan mengerikan seperti mu Sehun?

"Sehun," Seseorang memanggil ku. Suaranya sangat tidak asing terdengar.

"Seulgi, pergilah, aku sedang tidak ingin melihat mu." Ucap ku dingin.

"Hei, kamu ini kenapa? Sudah lama kamu tidak minum dan sekarang datang ke bar ku lalu bilang tidak ingin melihat ku, kalau begitu cari bar lain sana." Ucap perempuan yang bernama Seulgi itu dengan nada kesal.

"Sudah lah." Aku berusaha menyingkirkan wajah Seulgi yang semakin mendekat untuk melihat ku, lagian apa dia tidak bosan melihat wajah ku, seperti tidak ada objek lain saja.

"Dasar, kesini kalau ada perlu nya aja." Gumam Seulgi.

"Aku membayar untuk menyewa seluruh tempat ini, tolong diam atau aku akan menjahit mulut mu." Ucap ku kesal. Itu langsung membungkam nya. Seulgi tahu aku tidak pernah bermain-main dengan ucapan ku,. Seulgi juga tahu tentang masalah perilaku ku yang sangat menyeramkan itu. Tapi ya Aku tidak akan berbuat aneh-aneh kepada Seulgi.

"Tambah." Aku menyodorkan gelas kosong yang ada di tanganku kepada Seulgi. Dengan malas Seulgi mengambil gelas nya dan mengisi nya lagi. Dia terpaksa melayani ku seperti ini, terlihat dari wajahnya kalau dia sangat tidak ingin melakukannya. Dia sendiri juga mungkin masih tidak tahu kenapa tiba-tiba aku menyewa seluruh tempat ini dan meminta nya untuk melayani ku saja, aku sedang tidak ingin melihat pegawai-pegawai apa lagi perempuan-perempuan itu. Aku sangat jijik melihatnya.

"Ini." Seulgi di depan ku baru selesai mengisi gelas ku lagi. Aku langsung meneguk nya.

"Hei Sehun, cerita lah." Ucap Seulgi. Dia sangat bawel dari tadi dan terus berusaha memaksa ku untuk terus menceritakan kepada nya masalah ku. Aku bukan orang yang suka menceritakan masalah ku kepada orang lain. Jadi apa yang Seulgi mau itu mungkin sangat mustahil terjadi.

"Tolong, untuk kali ini saja, diam lah," Ucap ku kesal. Dia duduk di depan ku dan diam. Aku melirik ke arah nya. Dia sedang memandangi ku dengan wajah datarnya.

"Jika kamu mabuk jangan menginap di sini, carilah tempat lain." Ucap Seulgi.

"Aku akan membayar untuk kamar juga, tenang saja." Ucap ku. Dia berbalik ke hadapan ku. "Aku tidak ingin melihat mu tidur lagi, itu maksud ku, jadi setelah minum kembali lah ke rumah mewah mu." Ucap Seulgi kesal.

Aku terkekeh. "Untuk apa ke sana, uang itu sangat tidak berguna, apa yang penting? Tidak ada, hidup ku hanya di isi oleh kebohongan, dan penderitaan." Ucap ku. Dia mungkin berpikir aku sudah mabuk karena berbicara seperti ini. Tapi aku bukan orang yang mudah mabuk, bahkan setelah minum banyak. Tapi aku sadar dengan apa yang aku ucapkan.

"Jangan bodoh Sehun, uang adalah segalanya," Ucap Seulgi.

"Kamu akan mengerti jika berada di posisi ku." Ucap ku lagi. Aku kembali meneguk minuman itu. Tatapan ku kosong. Tidak ada lagi yang harus aku pikirkan. Semuanya mungkin akan selesai sebentar lagi. Semua akan kembali seperti dulu. Seperti nya aku salah melangkah untuk pertama kali nya.

Seharusnya aku terus menutup pintu hati ku. Seharusnya aku tidak pernah membukanya untuk orang lain. Seharusnya aku tidak berhubungan dengan Irene. Ini semua adalah salah nya. atau sebaliknya. Ini adalah salah ku sendiri. Aku yang mengambil paksa dia dari keluarganya, dan sekarang aku menyesal pernah mengenal dengan Irene. Dia terlalu baik untuk diri ku. Ini salah ku karena terus menerus mengkhianati nya.

[Sehun POV END]

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang