Semenjak saat itu, Sehun menampar Irene, sampai sekarang Irene sama sekali tidak mau berbicara dengan Sehun. Sehun pun sudah mencoba berbagai cara agar Irene mau berbicara dengan nya lagi, tapi Irene benar-benar sudah sangat takut dengan Sehun dan dia benar-benar memilih untuk tidak membuka mulut nya lagi.
Irene perlahan mulai belajar untuk menerima setiap perkataan kasar Sehun dan sikap dingin dan kasar nya kepada diri nya. Semua itu bukan karena Irene kalah, tapi karena Irene sadar, diri nya lah yang masih waras di sini. Jika dia terus saja berdebat dengan Sehun, bertengkar dengan Sehun, itu artinya dia sama saja seperti Sehun. Semua ucapan Irene di mata Sehun semuanya salah. Irene tidak di beri pilihan untuk memilih tapi hanya di berikan satu-satu nya jalan untuk dia lalui. Dan pada akhrinya Irene harus belajar untuk mengalah untuk saat ini juga karena untuk keselamatan Ayah nya. Sehun sudah beberapa kali mengancam nya untuk melukai ayah nya ataupun keluarganya yang lain. Irene tidak mau itu terjadi.
"Hari ini kamu sudah boleh pulang, apa kamu mau kembali ke rumah ku atau kamu mau tinggal di apartemen saja?" Tanya Sehun. Irene hanya membereskan barang-barang nya tanpa berniat menjawab pertanyaan Sehun.
"Kamu akan diam terus?" Tanya Sehun.
Irene kembali duduk dan melihat ke arah Sehun.
"Irene, aku punya batas kesabaran, sudah 1 minggu kita tidak berbicara sama sekali." Ucap Sehun kesal. Irene hanya duduk tersenyum ke arah nya.
"Apa otak mu masih berfungsi? Atau aku harus meminta MinSeok hyung untuk kembali memeriksa otak mu." Lanjut Sehun.
Klekkk...
"Irene?" MinSeok tiba-tiba saja masuk ke ruangan itu.
"Bagaimana perasaan mu? Sudah lebih baik?" Tanyanya.
Irene hanya mengangguk. "Kamu bisa bicara?" Tanya MinSeok hati-hati..
"Ya, aku bisa, Terima kasih atas bantuan nya." Jawab Irene lembut.
"Syukurlah, jangan melakukan hal seperti itu lagi, itu berbahaya, semoga berhasil dengan pernikahannya, aku pasti akan datang." Ucap MinSeok.
Irene kembali terlihat murung.
"Ya sudah, kita akan pulang sekarang, thanks hyung." Sehun membawakan tas yang berisi baju-baju Irene dan berniat menggandeng nya, tapi Irene yang masih tidak mau dekat dengan Sehun menarik tangannya agar Sehun tidak menyentuhnya lagi. MinSeok yang menyadari ada sesuatu di antara mereka lebih memilih untuk diam dari pada bertanya hal yang sudah jelas akan membuat dia dalam masalah.
"Hati-hati di jalan." MinSeok keluar dari ruangan itu dan kembali ke ruangan kerja nya.
Sehun berjalan di depan Irene dan Irene hanya mengikuti nya dari belakang.
"Masuk." Sehun membukakan pintu mobil untuk Irene dan menaruh tas nya di kursi belakang. Lalu seperti biasa Sehun yang mengemudi.
"Kita akan tinggal di apartemen saja," Ucap Sehun karena dia pikir di sana terlalu luas dan banyak peluang untuk Irene melakukan hal seperti itu lagi. Sehun melihat ke arah Irene sebelum dia menjalankan mobil nya, Sehun berharap Irene sedikit memberikan respon pada nya, tapi sama sekali tidak ada apa pun kecuali keheningan di antara mereka. Sehun biasanya menyukai orang yang tidak banyak bicara, tapi tidak pada Irene. Dia sangat senang jika Irene selalu berdebat dengan nya, membuat emosi nya naik dan turun. Itu seperti sesuatu yang baru di dalam hidup Sehun selain kekejaman dan permainan yang di buat oleh Sehun sendiri.
"Kamu lapar?" Tanya Sehun. Irene hanya menggeleng lalu melihat ke luar kaca mobil.
"Terserah saja." Gumam Sehun, Sehun tetap mampir ke sebuah Drive Thru dan memesan makanan di sana. Irene masih tidak ingin berbicara apa pun kepada Sehun termasuk makanan yang mau dia pesan. Untung saja perut Irene tidak terlalu lapar jadi dia bisa memendam nya hingga mereka sampai di apartemen. Irene bisa memasak untuk diri nya sendiri nanti karena dari awal Irene sama sekali tidak memegang uang pribadi nya. Semua keperluannya akan di belikan Sehun.
Sehun memesan beberapa makanan dan minuman, Setelah mengambil nya Sehun memberikan minuman itu kepada Irene.
"Minum." Sehun menyuruhnya dengan dingin. Irene menggeleng dan tidak mau mengambil nya.
"Apa yang harus aku lakukan pada mu, jika kamu tidak mau makan, minum ini, aku tidak mau membuang uang ku lagi untuk memasukkan mu ke rumah sakit lagi." Sehun langsung menaruh minuman itu ke tangan Irene walaupun Irene tidak mau. Irena akhirnya dengan terpaksa dia meminum minuman yang baru saja di beli oleh Sehun itu.
Sehun melihat nya tersenyum tipis karena akhirnya Irene menerima sesuatu dari Sehun walaupun itu dengan paksaan yang kasar sekalipun.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...