Part 70

2.8K 167 11
                                    

Irene masuk ke dalam rumah Sehun lagi dan mereka berdua basah kuyup.

"Ternyata kamu sekarang jadi bucin ya." Ledek Seulgi.

"Diam, kamu membuat nya salah paham." Nada bicara Sehun benar-benar sangat kesal dan marah sekarang. Sehun melihat ke arah Irene, bibir nya sudah sedikit membiru, tubuhnya juga menggigil. Sehun langsung menggendong Irene masuk ke kamar Irene sendiri. Sehun menurunkan Irene di dalam kamar mandi nya, lalu Sehun menyiapkan air panas dan membiarkan Irene mandi terlebih dahulu. Sehun keluar untuk menyiapkan baju Irene.

Tidak lama kemudian, Irene hanya keluar dengan menggunakan handuk dan mengambil baju yang sudah di siapkan oleh Sehun. Sehun sendiri sudah kembali ke kamar nya sebentar untuk mandi dan berganti pakaian, tubuhnya juga sama basah nya seperti Irene. Jadi Sehun harus membereskan tubuhnya dulu dari pada dia sakit dan merepotkan semua orang.

Sehun kembali ke kamar Irene dan melihat Irene yang sudah selesai berpakaian. Sehun masuk dan mengajak Irene duduk di meja make up nya.

"Duduk lah." Ucap Sehun. Irene duduk di sana. Sehun mengambil Hair Dryer dan sisir.

"Rambut ku akan kering sendiri nanti." ucap Irene saat sadar Sehun ingin mengeringkan rambutnya.

"Cuaca nya dingin, nanti kamu akan sakit." Sehun menyalakan hair dryer itu dan mulai menyisir rambut Irene secara perlahan sambil mengeringkannya.

"Biar aku saja." Irene berusaha mengambil hair dryer itu dari tangan Sehun tapi Sehun tidak memberikannya.

"Duduk diam," Sehun berbicara dengan nada tegas agar Irene mau menurut. Tapi sayang nya itu tidak berhasil kepada Irene.

"Berikan Sehun." Irene masih berusaha mengambil nya. Sehun langsung mengambil dasi nya yang tertinggal di kamar Irene dan mengikat tangan Irene ke belakang. Sehun membungkuk sehingga wajahnya sejajar dengan wajah Irene.

"Kamu sudah memuat banyak masalah karena kabur seperti itu, sekarang menurut atau aku akan menyiksa mu di sini." Sehun berbisik tepat di telinga Irene. Irene merinding karena Sehun melakukan itu.

"Kamu curang." Gumam Irene.

Sehun memang mengeringkan rambut Irene dengan sangat lembut dan perlahan, hanya saja Sehun mengikat tangan Irene ke belakang bangku agar dia tidak banyak bergerak dan tidak melawan Sehun lagi.

"Kenapa kamu pulang lebih awal dan tidak menelepon ku?" Tanya Sehun. Irene hanya diam dan cemberut. Sehun mengintip wajah kesal Irene dari cermin.

"Kamu terlihat semakin menggemaskan, aku tidak marah karena kamu pulang lebih awal,, Umm.. Apa karena kamu merindukan aku?" Tanya Sehun. Dia senang melihat Irene berusaha cemberut padalah di sisi lain Irene ingin tersenyum.

"Bagaimana perjalanan mu di sana?" Tanya Sehun. Sehun berusaha mengajak mengobrol Irene tapi tangannya tetap bekerja.

"Lumayan, Derrick menjaga ku dengan sangat baik." Ucap Irene datar.

"Hey, jangan memikirkan nya lagi, setelah rambut mu kering, baru kita menemui dia." Ucap Sehun.

"Dia siapa? Selingkuhan mu?" Tanya Irene dingin.

"Astaga Irene, dia bukan selingkuhan ku, bahkan sebelum aku mengenal teman sekolah ku, aku sudah lebih dulu mengenal dia." Ucap Sehun.

"Kamu bisa saja sudah merencanakan ini, aku tidak akan mudah percaya kepada mu." Ucap Irene. Sehun menarik nafas dalam dan mengeluarkannya dengan perlahan.

"AW!!!" Sehun menjambak Irene sekali, tidak terlalu keras, tapi itu membuat Irene terkejut.

"Sudah kering." Sehun mematikan hair Dryer nya dan menaruh nya di atas meja. Sehun menyisir rambut Irene lagi agar tidak berantakan. Sehun melepaskan ikatan itu dari kursi tapi tidak melepaskan tangan Irene.

"Sehun, ini." Irene berusaha memberikan kode untuk Sehun karena Irene berpikir Sehun mungkin lupa. Sehun hanya berjalan sambil merangkul pinggan Irene yang berkali-kali Irene tebas karena masih kesal dengan Sehun.

Sehun membawa Irene ke ruang tamu, DI sana ada Seulgi yang duduk dengan sangat gabut.

"Irene, kenalkan in Seulgi, sepupu ku. Dan Seulgi, kenalkan, ini Irene, calon istri ku." Ucap Sehun. Irene melotot mendengar Sehun memperkenalkannya seperti itu.

"Halo, maaf sebelumnya, kamu pasti salah paham, aku memang sepupu Sehun, Ayah Sehun dan ibu ku adalah saudara kandung, jadi aku tidak mungkin bisa mengambil nya dari mu, lagi pula, aku tidak akan sanggup menghadapi nya walaupun hanya satu hari." Ucap Seulgi. Irene masih tidak begitu percaya.

"Kenapa tangan mu di ikat?" Tanya Seulgi.

"Ini agar dia tidak memukul mu, aku takut dia akan menghabisi mu." Ucap Sehun.

"Aku tidak seperti itu." Irene langsung memotong ucapan Sehun.

"Benarkah? Karena jika kamu tahu, saat aku masih kecil, aku pernah berenang bersama dan mandi bersama Seulgi, Aku pikir kamu mungkin akan mengamuk jika mengetahui nya.." Ucap Sehun. Irene langsung melompat dan berusaha menendang Seulgi tapi Sehun sudah lebih dulu menahannya.

"Sudah ku duga," Gumam Sehun.

"Seulgi, duduk di sana saja." Sehun menunjuk sofa yang agak sedikit lebih jauh dari Irene dengan dagu nya.

"Kalau mau selingkuh jangan bawa-bawa aku seperti ini." Ucap Irene kesal.

"Aku memanggil nya ke sini untuk memperbaiki Lefa, Aku pikir kamu akan senang jika melihat Lefa sudah terbangun saat kamu pulang nanti, aku tidak tahu kamu akan pulang hari ini." Ucap Sehun. Irene tidak mau menatap Seulgi sama sekali.

"Sehun, apa dia selalu seperti ini?" Tanya Seulgi. Sehun menggeleng.

"Dia hanya tidak suka melihat mu di dekat ku." Jawab Sehun.

"Irene, maaf jika aku membuat mu cemburu, tapi aku sudah memiliki suami sendiri, Sehun hanya sepupu ku, tidak ada hubungan spesial antara kami." Seulgi berusaha meyakinkan Irene.

"Lalu kenapa ada foto mu di jaket Sehun?" Tanya Irene.

"Foto? Foto apa?" Taya Seulgi.

"Foto mu dengan baju putih itu." Jawab Irene kesal.

"Ooh, Foto itu, kamu belum menempel nya Sehun? Jadi aku melamar ke perusahaan Sehun dan kata Sehun dia membutuhkan foto formal ku." Jawab Seulgi dengan sangat yakin.

"Sudah ku bilang kan, dia itu sepupu ku, dan dia sudah menikah," Ucap Sehun. "Suami nya sangat menyeramkan." Bisik Sehun.

"Mana mungkin ada yang lebih menyeramkan dari mu," Gumam Irene.

"Ada, suami nya adalah ketua mafia." Bisik Sehun.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang