Irene bangun dan melihat dirinya sudah berada di kamar Sehun. Irene berusaha mencari keberadaan Sehun tapi sayangnya dia tidak menemukannya.
Irene melihat jam dan sekarang pukul 3 siang, di depan masih hujan dengan sangat deras.
Cklekkk....
"Sudah bangun? Ini minum dulu." Sehun masuk dan membawakan sebuah jus.
"Apa aku tertidur tadi?" tanya Irene. Irene hanya tidak yakin apa dirinya tidur atau pingsan.
"Kamu tertidur tadi," Sehun berjalan mendekat ke arah Irene dan memberikan segelas jus itu.
"Makasih." Gumam Irene sambil meneguk jus segar itu.
"Irene, Apa kamu ingat janji mu kemarin malam?" Tanya Sehun. Irene berusaha keras mengingat kembali apa yang dia ucapkan semalam dengan Sehun.
"Yang mana?" Tanya Irene. Ya bertanya memang lebih cepat dari pada menghabiskan banyak waktu untuk mengingat semua perkataan nya sendiri kemarin malam.
Sehun duduk di pinggir kasur. "Kamu sudah janji ingin mengambil chip di dalam Leva, waktu mu tinggal 8 jam 45 menit lagi." Ucap Sehun sambil melihat ke arah jam tangan nya. Irene baru ingat. Dia sudah berjanji. Dan bagaimana dengan Leva? Dia seharian berada di mode pengisian. Irene langsung menghabiskan jus itu dan memberikan gelas kosong kepada Sehun.
"Sebentar." Irene langsung berlari ke luar kamar Sehun dan menuju kamar nya. Dia melihat Leva tidak sadarkan diri dan masih dalam kondisi pengisian baterai. Irene langsung mencabut kabel itu dari stopkontak dan membaringkan Leva di ranjang nya.
"Leva," Irene berusaha membangunkannya.
"Apa ada tombol menyalakannya?" Gumam Irene. Dia melihat ke seluruh bagian tubuh robot milik Leva. Irene tidak menemukan tombol apa pun.
"Sial, kenapa dia harus mati di keadaan seperti ini." Irene berbicara dengan dirinya sendiri. Terlihat sangat jelas kalau Irene sedang kesusahan. Dia benar-benar tidak mengerti tentang robot.
Irene langsung mencari di internet bagaimana cara menyalakan seorang cyborg. Dan ternyata hasil nya sama saja. Leva tetap tidak bisa menyala. Irene awalnya berpikir, apa ini ulah Sehun? Apa Sehun sudah melakukan sesuatu pada Leva saat Irene tertidur?
Tapi tentu saja Irene tidak bisa menuduh Sehun dengan seenak nya tanpa bukti yang jelas. Lagi pula posisi Leva tidak berubah sejak tadi pagi. Jika seseorang mendekatinya, Leva pasti akan bergerak. Irene sedang berpikir keras di dalam sana sedangkan Sehun di luar hanya tersenyum melihat Irene dari CCTV nya. Sehun bisa melihat apa yang sedang Irene lakukan dan apa yang sedang Irene ucapkan dari CCTV itu.
Dalam hati Sehun, dia sangat ingin masuk ke kamar Irene dan menyalakan Leva, karena Leva itu sedang dalam kondisi matikan daya, bukan tertidur. Saat di mode tertidur, Leva bisa dengan mudah di bangunkan, bahkan hanya dengan suara. Tapi saat dalam mode mati, Leva harus di nyalakan secara manual, dan Sehun tahu Irene pasti tidak akan mengerti cara menyalakan Leva.
Irene bangun dari kursinya dan berjalan ke kamar Irene. Sehun benar-benar geregetan dengan apa yang sedang Irene berusaha lakukan. Sehun bisa gila jika terus melihat Irene seperti itu dengan semua yang ada di dalam pikirannya.
Irene cukup terkejut dengan Sehun yang datang dengan wajah yang menurut Irene itu adalah wajah kesal dan tidak bisa di jelaskan.
"Bodoh, kamu tinggal menahan ini saja, dia itu sedang dalam mode mati, kenapa kamu sebodoh itu." Ucap Sehun kesal. Mungkin Sehun kesal karena dia mengharapkan Irene sedikit lebih menggunakan otak nya untuk belajar dari lingkungan sekitar nya.
"Sudah kan." Ucap Sehun lagi. Irene hanya memerhatikan apa yang Sehun lakukan untuk menyalakan Leva.
"Hanya di tahan saja?" Tanya Irene polos.
"Ya tentu saja, ini sama seperti kamu menyalakan barang elektronik lainnya." Jawab Sehun kesal.
"Aku kan tidak pernah menyalakan apa pun. Ponselku saja tidak pernah aku matikan, bagaimana aku bisa menyalakan nya." Gumam Irene pelan. Dia takut Sehun akan marah lagi.
"Jika tidak tahu tanya, jangan diam saja." Ucap Sehun lagi. Irene hanya mengangguk sambil menunggu Leva bangun.
"Mama? Mama sudah kembali." Leva bangun dan langsung memeluk Irene seperti anak yang sangat merindukan ibunya.
"Papa?" Leva melepas pelukannya dan membuka tangannya ke arah Sehun. Sehun hanya melihatnya tanpa bermaksud membalasnya. Sehun sadar dia hanya sebuah robot dan Leva bersikap seperti ini pasti hanya karena programnya, jadi Sehun tidak begitu tertarik dengan semua ini.
"Irene, waktu tidak bisa di ulang." Ucap Sehun. Sehun berusaha memperingati Irene dengan cara yang cukup halus. Itu hanya kode kalau waktu Irene semakin sedikit dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatannya atau Sehun akan benar-benar menghancurkan Leva untuk mendapatkan Chip itu.
"Kalau begitu boleh kamu keluar sebentar? Aku harus bicara dengan Leva dulu." Ucap Irene. Sehun hanya diam dan berjalan keluar tanpa membalas ucapan Irene.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...