Selesai makan, Sehun langsung mengajak Irene masuk ke kamar nya. Dia mengunci pintu itu.
"Duduk lah, kamu bisa cerita di sini. Tidak akan ada yang mendengar mu." Ucap Sehun. Irene sebenarnya tidak mau menceritakannya, tapi Sehun terus saja memaksanya.
"Cerita saja." Sehun terus memaksa Irene, sampai akhirnya Irene pun menceritakan semuanya kepada Sehun.
"Aku sebenarnya tidak tahu apa aku benar-benar ingin pergi atau tidak." Ucap Irene.
"Kenapa? Saat itu kamu sangat senang mendengarnya." Balas Sehun bingung. Dia pikir seharusnya Irene sangat senang karena di beri kesempatan emas seperti ini. Apa lagi Sehun tidak meminta apa-apa, ya hanya meminta Irene memikirkannya saja, Sehun tidak ada berniat untuk menyogok Irene dengan memberinya liburan. Alasan Sehun memberi waktu agar Irene benar-benar menerima Sehun dengan pikiran yang jernih, bukan karena hal sementara yang sudah pernah Sehun berikan kepadanya. Sehun ingin mencobanya, memberi diri nya sendiri kesempatan kedua untuk merasakan semua yang tidak pernah dia rasakan selama ini.
"Apa kamu benar tidak bermaksud untuk menjebak ku lagi?" Tanya Irene. Sehun menggeleng.
"Hanya liburan biasa, dan ada tour guide mu," Ucap Sehun. "Dan dia perempuan, tenang saja." Bisik Sehun. Sehun bahkan memesankan tour guide untuk Irene.
Setelah di pikir-pikir lagi, Irene semakin tidak tahu kenapa ada yang di curigai nya. "Kamu menyembunyikan sesuatu kan dari ku." Ucap Irene. Ekspresi wajah Sehun berubah.
"Kamu berpikir seperti itu?" Tanya Sehun. Walaupun Irene bukan ahlinya, tapi kali ini Irene melihat perasaan kecewa di mata Sehun.
"Entah lah." Gumam Irene.
Sehun menjauh sedikit dari Irene. "Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan untuk membuat mu percaya?" Tanya Sehun.
"Aku masih cukup terkejut dengan perubahan mu saja Sehun." Ucap Irene.
"Kamu yang menyuruh ku berubah, dan saat aku mencoba nya, kamu terus mencurigai ku, lalu bagaimana aku harus memperbaiki diri ku? Menjalani terapi itu lagi? Lalu bagaimana? Apa mau mu?" Tanya Sehun frustrasi. Sehun sudah benar-benar berusaha berbuat manis kepada Irene. Menahan semua emosi nya, berusaha keras agar Sehun tidak menjadi monster lagi. Tapi Irene sama sekali tidak menghargai usaha Sehun melakukan itu dan tidak melihat ada nya perubahan sama sekali.
"Sehun."
"Sudah lah, terserah kamu saja Irene, aku tidak memaksa mu untuk pergi atau tetap berada bersama ku, jika kamu mau pergi silahkan, aku tidak akan melarang mu lagi." Ucap Sehun, Sehun tidak marah, emosi nya juga tidak meledak, tapi Irene malah menjadi takut sekarang, Irene bukan takut karena Sehun marah tapi Irene takut kalau ini semua memang salah nya karena berpikir seperti itu.
Wajar saja Sehun marah, bagaimana perasaan seseorang yang benar-benar tulus memberikan sesuatu dan malah di curigai oleh orang yang dia percayai.
****
Sudah berjam-jam Irene menunggu Sehun kembali, tapi Irene tidak tahu Sehun pergi ke mana, hampir semua anak buah nya juga tidak ada yang berani melacak keberadaan Sehun. Ponsel yang biasa Irene gunakan sudah ada di dalam koper nya dan koper nya berada di mobil yang Sehun bawa. Sedangkan Leva sudah tidak bisa di gunakan.
Irene hanya duduk di sofa menunggu Sehun kembali. Irene ingin meminta maaf karena membuat Sehun kembali down karena pikiran nya sendiri. Irene melihat jam dan sekarang sudah jam sembilan malam. Irene cukup khawatir karena setelah Sehun keluar dari kamar nya tadi, Irene mengejar nya dan Sehun sudah melajukan mobil nya.
Irene diam di sofa, tubuhnya sudah lelah, begitu juga dengan pikirannya. Dia ingin beristirahat, tapi Irene tidak ingin saat Sehun kembali Irene sudah tertidur di sofa. Lagi pula besok Irene sudah di jadwalkan pergi ke Amerika dengan Derrick. Irene pikir hanya dia dan tour guide nya, ternyata Sehun juga meminta derrick untuk ikut dengan Irene. Bukan untuk berlibur seperti Irene, tapi hanya untuk mengawasinya.
Ceklekkk...
"Nona Irene?" Panggil Derrick.
"Lebih baik anda segera beristirahat, penerbangan anda pagi, lebih baik kita berangkat lebih awal besok." Lanjutnya. Irene menggeleng. "Aku akan menunggu Sehun kembali." Balas Irene.
"Anda bisa tidur lebih dulu, nanti saya akan membangunkan anda saat tuan Sehun sudah segera sampai." Ucap Derrick. Irene menatap Derrick.
"Jika kamu tidak membangunkan aku, aku akan menghabisi mu derrick." Ucap Irene. Derrick mengangguk dengan yakin. Irene berjalan kembali ke kamar nya dan berbaring di atas ranjangnya. Hati nya benar-benar tenang, dia terus di hantui rasa bersalah. 'Jika Sehun melukai seorang ataupun siapa saja, aku tidak akan memaafkan diri ku sendiri karena ini semua memang salah ku. Aku bodoh, Seharusnya aku membantu nya bukan membuatnya seperti ini. Kenapa kamu tidak mempercayai Sehun saja Irene. Bodoh. Kamu benar-benar bodoh Irene.' Itu yang Irene pikirkan.
Tanpa sadar, satu per satu tetes air mata turun dari sudut matanya, membasahi pipi nya. Irene menutup seluruh wajahnya dengan bantal dan menangis dalam diam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...